Abstract

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi di Kabupaten Banyumas. GAKY disebabkan oleh defisiensi kronik asupan yodium, konsumsi goitrogenik, penggunaan kontrasepsi KB hormonal, faktor genetik, dan pengetahuan penderita. Prevalensi penyakit gondok di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, terus meningkat mencapai 35,38% pada tahun 2007 sehingga daerah ini tergolong endemis berat GAKY. Untuk menganalisis faktor-faktor risiko GAKY di Kecamatan Baturaden, suatu penelitian penjelasan dengan desain kasus kontrol telah dilakukan dengan melibatkan 30 orang wanita usia subur (15-45 tahun) yang menderita GAKY sebagai kasus dan 30 orang WUS lain yang tidak menderita GAKY sebagai sebagai kontrol. Kedua kelompok adalah penduduk Desa Kebumen, Karang Tengah, Kemutug Kidul, dan Karang Salam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua faktor risiko berpengaruh secara bersama-sama terhadap kejadian GAKY yaitu konsumsi yodium (p = 0,007) dan konsumsi goitrogen (p = 0,015). Berdasarkan kedua faktor ini, konsumsi yodium berpengaruh paling dominan terhadap kejadian GAKY. Iodine Deficiency Disorder (IDD) is one of nutrient problems in Banyumas Regency.

IDD is caused by chronic deficiency of dietary iodine intake, goitrogenic consumption, hormonal contraception use, genetic factor, and level of knowledge. Prevalence of goiter in Baturaden district of Banyumas Regency constantly increases up to 35,38% in 2007, so this location is categorized as high endemic IDD. To analyze risk factors of IDD in Baturaden district, a case-control explanatory study has been carried involving 30 reproductive age women (15-45 years old) suffering from IDD as case group and 30 reproductive age women with no IDD as control group. Both groups were residents of Kebumen, Karang Tengah, Kemutug Kidul, and Karang Salam villages. This study shows that two factors are simultaneously influenced the IDD i.e. consumption of iodine (p = 0,007) and goitrogen (p = 0,015). Of the two, iodine consumption is the dominant factor influencing the IDD cases.

References

  1. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2001.
  2. Standbury JB. The damage brain of iodine deficiency. New York: Cognizant Communication Corporation; 1993.
  3. Standbury JB, Hetzel BS. Endemic goiter and endemic cretinism. New York, Toronto: A Wiley Medical Publication, John Wiley and Sons Inc; 1980.
  4. Cunningham FG, Mac DPC, Gant NF. Obstetri williams. Edisi 18. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1995.
  5. Mc MA, Porter J, Hetzel BS. Iodine deficiency, thyroid function and reproductive failure. In Standbury JB, Hetzel BS, John W, Sons. Endemic goiter and endemic cretinism. Eds; 1980.
  6. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman distribusi kapsul minyak beryodium bagi wanita usia subur. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 1997.
  7. Michael JG, Barry MM, John MK, Lenore. Gizi dan kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
  8. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil kesehatan Jawa Tengah. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah; 2007.
  9. Murti B. Prinsip dan metode riset epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2003.
  10. Thaha AR, Djunaidi M, Dachlan, Nurhaedar S. Analisis faktor risiko coastal goiter.
  11. Kantras D. Trace element, genetic and other factors. In Standbury JP, Hetzel BS. Endemic goiter and endemic cretinism, iodine nutrition in health and disease. Toronto: John Wiley and Sons; 1989.
  12. World Health Organization. Assesment of iodine deficiency disorders and monitoring their elimination. A guide for programme managers. 2nd edition. Geneva: WHO; 2001.
  13. Djokomoeljanto RR. Gangguan akibat defisiensi yodium dan gondok endemik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1994.
  14. Kodyat BA. Nutrition in Indonesia problems, trends, strategy, and programs. Jakarta: Directorate of Community Nutrition, Departement of Health; 1996.

Included in

Epidemiology Commons

Share

COinS