•  
  •  
 

Abstract

Data dan informasi yang valid sangat penting untuk program kesehatan, terutama untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi. Sistem Informasi Kesehatan Kabupaten dibuat untuk menghasilkan data rutin tentang indikator proses dan output program kesehatan di tingkat kabupaten. Studi ini, yang dilakukan di kabupaten Deli Serdang dan Sumedang, bertujuan untuk mengetahui proses bekerjanya SIK Kabupaten, serta ketersediaan, kualitas dan penggunaan data yang dihasilkan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu wawancara mendalam dengan para pemangku kepentingan di desa, fasilitas kesehatan, dan kabupaten, pemeriksaan formulir-formulir yang digunakan di semua tingkatan, dokumen lainnya, serta laporan. Temuan studi menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan SIK dalam semua tingkatan. Karena kompleksnya, sistem menghasilkan data dan informasi yang tidak akurat, dengan tingkat penggunaan yang rendah.

Valid data and information are critical for any health programs, in particular for planning, monitoring and evaluation purposes. District Health Information System is designed to produce routine data on process and output type of indicators at district level. This study, taking place at Deli Serdang and Sumedang districts, has its objectives as to learn about the current practice of DHIS, specifically looking at its process and the availability, quality and utilization of the data. Methods of data collection include in-depth interview with stakeholders at village, health facility and district levels, examination of existing forms at all levels as well as other documents and reports. Findings suggest that weaknesses of DHIS prevail at each level of the system. Complexity of the system has produced inaccurate and suboptimal the use of generated data and information.

References

  1. Depkes RI. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 (minimum service standards for health sector at district/municipality level). Jakarta, Indonesia: Setjen Depkes RI; 2003.
  2. Depkes RI. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota: Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/Per/VII/2008 (minimum service standards for health sector at district/municipality level). Jakarta, Indonesia: Setjen Depkes RI; 2008.
  3. WHO. A review of health information system (HIS) in selected countries: Indonesia. Accessed at www.who.int/entity/healthmetrics/library/indonesia_05apr
  4. Budiharto M, Soewarta K, Harimat H. Upaya penyempurnaan sistem informasi kesehatan tingkat kabupaten/kota: studi kasus di Denpasar, Kabupaten Tabanan, Kupang, dan Kabupaten Belu. Puslitbang Sistem dan Kebijakan Kesehatan. Diunduh dari: http://www. litbang. depkes. go.id/ download seminar/ desentralisasi 6-80606/MakalahMartuti.pdf.
  5. WHO. Strengthening of health information system. Report by the secretariat of the sixties world health assembly [edisi 2007]. Diunduh dari: http://www.who.int/gb/ebwha/pdf_files/EBSS-EB118-2006-REC1/english/Res/listing/b118_r4-en.pdf.
  6. Machado CJ. A literature review of record linkage procedures focusing on infant health outcomes. Cad. Saude Publica, Rio de Janeiro; 2004, 20(2):362-371. Diunduh dari: hhtp://www.scielo.br/pdf /csp/v2on2/03.pdf.
  7. Measure Evaluation. Data quality assurance for routine health information system, Moni-toring & Evaluation Forum. Accessed at http://www.cpc.unc.edu/measure/ networks/rhino/dqa-forum.

Included in

Health Policy Commons

Share

COinS