•  
  •  
 

Abstract

Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA) tidak hanya sebagai bumbu masakan dan obat, tetapi jika ditekuni dengan sepenuh hati akan memberi nilai kepuasan, bahkan sebagai penopang kehidupan. Penelitian kualitatif dengan metode ‘Individual’s life history’ pada satu keluarga yang telah memanfaatkan tanaman obat sejak lama di Tanah 600 Kecamatan Medan Marelan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengalaman satu keluarga yang berhasil memanfaatkan tanaman obat keluarga sebagai sumber pendapatan keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan dan wawancara mendalam. Penelitian dilakukan pada periode Februari-April 2009. Informan adalah Mak Intan, dilengkapi dengan keterangan suami, anak, menantu dan orang lain yang mengenal Mak Intan. Analisis data dilakukan dengan teknik ‘on going analysis’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan TOGA memerlukan pengetahuan, perjuangan untuk mengembangkan TOGA dan keinginan-keinginan. Pengetahuan diperoleh tidak hanya dari warisan keluarga dan membaca tetapi dapat ditingkatkan dengan adanya pujian dan jalinan kerja, baik dengan Dinas Kesehatan atau teman seprofesi. Perjuangan pengembangan TOGA dimulai dengan tahap jamu gendong, mengikuti pameran, dan pembuatan jamu instan. Pemanfaatan TOGA akan memberikan nilai ekonomis, nilai keindahan, dan nilai kepuasan.

Family Crops Medicine (TOGA) is used as culinary spices and medicine, at present it also can be utilized as earnings. If learned seriously, it also gives a satisfactory value. This study is a qualitative research using ‘individual’s life history’ method. Family utilized TOGA for long time in tanah 600 District Marelan Medan was selected. The aim of this study is to know the experience of a family that successfully utilized TOGA as a health treatment and family earnings. Data was collected by observation and in-depth interviews. Research was conducted during February to April 2009. Informant is an old woman called mak Intan. Information from her husband, son in law and anyone knowing mak Intan were also obtained. Data was analyzed by “ongoing analysis” technique. The result indicates that TOGA utilization requires knowledge and strong willingness to develop TOGA. The knowledge is not only obtained from family legacy and readings, but also cooperated with health district office or colleagues. The struggle to develop TOGA is started from backpacking herbal medicine, attending exhibition and making instant herbal medicine. Utilization of TOGA will provide economic, esthetic and satisfactory values.

References

  1. Santoso SO. Perspektif pengembangan obat tradisional di Indonesia dalam etik penelitian obat tradisional. Jakarta; 1992. Hal:13.
  2. Katno PS. Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional. Yogyakarta: Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi, UGM. [edisi 2008, diakses tanggal 1 Oktober 2008, Hal.1-4]. Diunduh dari: http://Abaugm.wordpress.com/2008/08/10/.
  3. Wakidi. Pemasyarakatan tanaman obat keluarga “TOGa” untuk mendukung penggunaan sendiri “self medication”. Medan: Bagian Farmasi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Hal: 3. [edisi 2003, diakses tanggal 22/11/2008]. Diunduh dari: http:/antiterasi.multiply.com/journal/item/23.
  4. Sopyan O. Teori motivasi hirarki kebutuhan maslow. [diakses tanggal 15 Agustus 2008]. Diunduh dari: www.wikipedia.com.
  5. Latifa R. Perbandingan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap manfaat obat keluarga ditinjau dari jenis tanaman. Bandung: ITB Central Library; 1999.
  6. Palupi IR. Wisata sehat ala dayang sumbi. 2006. Hal:1-3.

Share

COinS