•  
  •  
 

Abstract

Target cakupan ASI eksklusif oleh Depkes RI sebesar 80% masih sulit dilaksanakan. Berbagai studi menunjukkan cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih sangat rendah. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai faktor predisposisi, pemungkin, dan pendorong yang berhubungan dengan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Disain studi adalah studi kualitatif dengan 14 informan yaitu ibu bayi yang berusia >6-24 bulan yang dibagi berdasarkan keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusifnya. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dilakukan triangulasi sumber data mencakup bidan puskesmas dan suami serta triangulasi analisis oleh pakar. Pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman ibu adalah faktor predisposisi yang berpengaruh positif terhadap keberhasilan ASI eksklusif, sedangkan IMD adalah faktor pemungkin yang kuat terhadap keberhasilan ASI eksklusif. Dari segi faktor pendorong, dukungan tenaga kesehatan penolong persalinan paling nyata pengaruhnya dalam keberhasilan pelaksanaan ASI eksklusif. Di sisi lain, iklan susu formula di media massa ternyata mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif terutama pada ibu yang berpendidikan rendah. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang pelaksanaan ASI eksklusif khususnya pada saat antenatal care dan bukannya setelah persalinan. Perlu ditegakkan aturan ketat iklan susu formula baik di media massa maupun kampanye terselubung melalui tenaga kesehatan penolong persalinan.

Coverage of exclusive breastfeeding (EBF) was targeted by Ministry of Health RI to reach 80%. The target is very difficult to achieve. Studies showed that EBF rate in Indonesia are very low. There are various factors affecting the success or failure of EBF. This study aims at digging information on predisposing, enabling, and reinforcing factors associated with success of EBF in Jagakarsa community health center, South Jakarta. Design of the study is qualitative with 14 informants that is mother with infant age >6-24 months and divided based on the success of EBF implementation. Data was collected through in-depth interview and was triangulated based on data sources including midwives and husbands as well as analysis triangulation by expert. Education, knowledge, and experience are predisposing factors that influence the success of EBF, while early breastfeeding initiation is a strong enabling factor, and support from mid-wife acts as a strong reinforcing factor. The study also found that advertisement of formulated milk was very successful in influencing mother’s success in EBF especially for those with low education. It is suggested to increase mother’s knowledge about EBF during antenatal care and not after the delivery. Legal aspect and rules should be implemented in a stricter way and to cover both mass-media advertisement and hidden campaign through health personel.

References

  1. World Health Organization. The optimal duration of exclusive breast-feeding. Report of an Expert Consultation, 2001. Geneva Switzerland: World Health Organization; 2002.
  2. Kramer MS, Tong G, Platt RW, Shapiro S, Collet JP, Chalmers B. Breastfeeding and infant growth: biology or bias? Journal of Pediatrics. 2002. 110 (2): 343-7.
  3. Edmond KM, Zandoh C, Quigley MA, Amenga-Etego S, Owusu-Agyei S, Kirkwood BR. Delayed breastfeeding initiation increases risk of neonatal mortality. Journal of Pediatrics. 2006; 117 (3): e380-6.
  4. Kramer MS, Chalmers B, Hodnett ED, Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Shapiro S. Promotion of breastfeeding intervention trial (PROBIT), a randomized trial in the Republic of Belarus. JAMA. 2001; 285 (4): 413- 20.
  5. Sacker A, Quigley MA, Kelly YJ. Breastfeeding and developmental delay: findings. From the Millennium Cohort Study. Journal of Pediatrics. 2006; 118 (3): e682-9.
  6. Roesli U. Mitos menyusui. Makalah disampaikan pada Seminar Telaah Mutakhir tentang ASI. Bali: FAOPS-Perinasia; 2001.
  7. Besar DS. Metode amenorea laktasi. Makalah yang disampaikan pada Seminar Telaah Mutakhir tentang ASI. Bali: FAOPS-Perinasia; 2001.
  8. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2003.
  9. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2006-2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2007.
  10. Simanjuntak D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian makanan pendamping ASI dini pada bayi di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur tahun 2001 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2002.
  11. Fikawati S, dan Syafiq A. Hubungan antara immediate breastfeeding dan ASI Eksklusif 4 bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Vol.22 (2).
  12. Tjandrarini DH. Hubungan antara faktor karakteristik ibu dan pelayanan kesehatan dengan pemberian kolostrum lebih dari satu jam pertama setelah melahirkan: analisis data sekunder survei demografi kesehatan Indonesia 1997 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2000.
  13. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000.
  14. Anonim. Turun, jumlah bayi yang dapat ASI eksklusif. [edisi 2009, diakses tanggal 7 Januari 2010]. Diunduh dari http://www.gizi.net/cgibin/berita/fullnews.cgi? newsid 1173324133,39743.

Included in

Nutrition Commons

Share

COinS