•  
  •  
 

Abstract

Di Amerika dan Australia, Kelompok Diagnosis Terkait (Diagnosis Related Group’s ) (DRGs) adalah suatu cara mengidentifikasi dan mengelompokkan pasien yang mempunyai kebutuhan dan sumber yang sama dirumah sakit berdasarkan alur perjalanan klinis (Clinical Pathway ). Penyakit yang mempunyai co morbidity atau co mortality, disebut Casemixdan mempunyai kode yang memperlihatkan derajat keparahan kelompok penyakit sehingga secara linear akan mempengaruhi besaran biaya perawatan. Dengan demikian, pembayaran perawatan di rumah sakit akan dilakukan berdasarkan “kesembuhan“ (cost of treatment per diagnosis), dan bukan berdasarkan penggunaan pelayanan medis dan non medis (fee for services). Di Indonesia sampai kini belum ada model perhitungan biaya untuk pembayaran perawatan mulai pasien masuk sampai sembuh dan keluar rumah sakit berdasarkan diagnosis (cost of treatment per diagnosis). Pola pembiayaan yang digunakan di rumah sakit masih didasarkan pada fee for services. Dalam bentuk tesis, konsep Indonesia – DRG/ INA –DRG kami kembangkan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, mengacu pada Australian DRG.

In America, and Australian, Diagnosis Related Groups, known as DRGs is a method to identify and classify inpatients that have the same resources within hospitals based on Clinical Pathway. It has numbering/coding system used like a menu for determining the cost. The co morbidity and/or co mortality of a di-sease is called the Casemix, where it has numbering/coding that shows the degree of severity, which the cost linearly increased. Therefore the financing is based on the in-patients’ ”recovery” (cost of treatment per diagnosis), and not based on the utility of the medical and non medical treatments (fee for services). One of the issues arise in Indonesia’s health financing system is that it does not have the costing model for health care financing, for inpatients from ad-mission to discharge (cost of treatment per diagnosis). Therefore the financing system used is based on fee for services. Using Australian DRG as reference, the concept of Indonesia–DRG / INA–DRG is developed by the researcher with Graduate Students in the Public Health and Hospital Administration Program, Postgraduate Studies Faculty of Public Health University of Indonesia, in Thesis.

References

  1. . World Health Organization. International statistical of diseases and related health problems – 10th Revision. 2nd Ed. Geneva: WHO; 2004.
  2. Australian Refined Diagnosis Related Group. Definition manual, Australian government department of health and ageing. Australia: Commonwealth of Australia; 2006.
  3. Rivany R. Casemix, reformasi mikroekonomi di industri layanan kesehatan. Depok: FKM UI; 1998.
  4. Rivany R. Hubungan clinical pathway dengan DRG’s casemix. INA-version; 2006.
  5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Clinical pathway di rumah sakit. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2006.
  6. Supartono B. Clinical pathway pembedahan fraktur clavikula di Rumah Sakit Pusat TNI AU Dr. Esnawa n Antariksa tahun 2005 [tesis]. Depok: FKM UI; 2006.
  7. Mixmarina DA. Analisis penyusunan clinical pathway operasi histerektomi di RS Cengkareng tahun 2006 [tesis]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2007.
  8. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Analisis biaya berbasis paket diagnosa related groups (DRG’s). Jakarta: Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; 2007.
  9. Devi AA. Variasi biaya demam berdarah dengue berdasarkan DRG’s di Rumah Sakit Umum dr. Soedarso Pontianak tahun 2005 [tesis]. Depok: FKM UI; 2005.
  10. Effendi S. Cost of treatment berdasarkan diagnosis related groups (E62A, E62B, E62C) di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Banjar Provinsi Jawa Barat tahun 2006.
  11. Ermawati. Studi kasus variasi biaya tahun 2004 dalam penyusunan DRG’s diare/gastroenteritis dengan unit cost pada kelompok umur anak-anak di RSU Tangerang [tesis]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2005.
  12. Harmidy F. Cost index dan cost of treatment penyakit diare anak dan tindakan sectio caesaria di RSUD DKI Jaya [tesis]. Depok: FKM UI; 2006.
  13. Ninae. Studi kasus biaya pengobatan penyakit malaria di RSUD St. Imanuddin Pangkalan Bun tahun 2003. 2004.
  14. Prasetya A. Analisis cost of treatment tindakan operasi lensa diagnosis katarak berdasarkan clinical pathway di RSUD Tarakan dan RSUD Budi Asih [tesis]. Depok: FKM UI; 2008.
  15. Rusady MA. Studi eksplorasi diagnosis related groups (DRG’s) penyakit abortus di Rumah Sakit Fatmawati tahun 2000 [tesis]. Depok: FKM UI; 2000.

Included in

Health Policy Commons

Share

COinS