•  
  •  
 

Abstract

Angka Kematian Bayi (AKB) Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN dengan penyebab utama kematian adalah penyakit infeksi saluran nafas dan diare yang dapat dicegah. Pencegahan dilakukan antara lain dengan pemberian ASI secara benar, termasuk inisiasi pemberian ASI dalam 30 menit pertama setelah lahir. Pemberian ASI segera dapat mempertahankan kadar hormon prolaktin dan mencegah pemberian makanan pralakteal. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran dan determinan pemberian ASI segera pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur tahun 2007. Desain penelitian adalah potong lintang. Pengumpulan Sampel 92 orang ibu post partum yang melahirkan di RSUD Kabupaten Cianjur yang dipilih dengan cara convenience sampling. Pemberian ASI segera pada bayi baru lahir (30%) rendah. Pada analisis multivariat ditemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemberian ASI segera pada bayi baru lahir adalah perilaku penolong persalinan. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk meningkatkan pengetahuan manfaat kolostrum dan pemberian susu segera, mendorong penolong persalinan memfasilitasi pemberian Asi segera dan menyempurnakan tata laksana rumah sakit yang mendukung pemberian ASI segera.

Infant Mortality Rate in Indonesia is the highest in ASEAN with Acute Respiratory Tract Infection and diarrhea as major causes of death. One mean of prevention is by providing breastmilk appropriately including immediate breastfeeding within the first 30 minutes after birth. Immediate breastfeeding could help maintain prolactin hormone level and prevent prelacteal feeding. This study aims ait describing the situation and determinants of immediate breastfeeding among newborn infants in Cianjur District General Hospital in 2007. Design of the study was cross-sectional and 92 subjects (post-partum mothers) were selected through convenience sampling method. The study found that the rate of immediate breastfeeding was quite low (30%). Multivariate analysis shows that the most dominant factor related to immediate breastfeeding practice was the practice of birth attendant. It is suggested to improve knowledge about benefits of colostrum and immediate breastfeeding, support birth attendant to facilitate immediate breastfeeding practice and improve hospital management system related to immediate breastfeeding practice.

References

  1. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2004.
  2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan studi mortalitas 2001: pola penyakit penyebab kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2002.
  3. Purwanti HS. Konsep penerapan ASI ekslusif. Jakarta: EGC; 2004.
  4. Hapsari D. Telaah berbagai faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI pertama (kolostrum). Center for Research and Development of Health Ecology, NIHRD. [edisi 2003, diakses tanggal Juni 2007]. Diunduh dari: http:// www. digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id.
  5. Soetjiningsih. Persepsi dan perilaku menyusui di Bali. Majalah Kedokteran Indonesia. 1993; Voll 43, No. 6: 358-9.
  6. Nasir M. Pemberian ASI ekslusif dan hal-hal yang berhubungan pada bayi umur 4 – 11 bulan di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2001 [skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 2002.
  7. Thaha AR, Hadju V. Studi penilaian makanan pendamping ASI di Kabupaten Baru, Sulawesi Selatan. Kumpulan Makalah Diskusi Pakar Bidang Gizi tentang ASI-MP ASI, Antropometri dan BBLR. Cipanas ; Persagi, LIDI, Unicef; 2000.
  8. Fikawati S dan Syafiq A. Hubungan antara menyusui segera (Immediate Breastfeeding) dan pemberian ASI ekslusif sampai dengan empat bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti.2003; 22 (2).
  9. Irawati A. Pola inisiasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan inisiasi ASI di Indonesia. Journal of Indonesian Nutrition Association: 1996.
  10. Afriana. Analisis praktek pemberian ASI eksklusif oleh ibu bekerja di instansi pemerintahan DKI Jakarta tahun 2004 [tesis]. 2004.
  11. Rahardjo S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI satu jam pertama setelah melahirkan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2006; 1 (1).
  12. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Provinsi Jawa Barat 2004. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat; 2004.
  13. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2005.
  14. Roesli U. Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000.
  15. Suharsono. Memasyarakatkan penyusuan dini dan rawat gabung. Majalah Kedokteran Indonesia. 1993; Vol.43 No.6 : 329-32.
  16. Lubis, Nuchsan U. Peningkatan ASI eksklusif menjelang tahun 2000. Majalah Kedokteran Indonesia .1998; Vol.48 No.9: 330-1.
  17. Bernadus HA. Analisis hubungan faktor karakteristik ibu dengan praktek pemberian ASI saja pada bayi 0-4 bulan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Depok: FKM UI; 1999.

Share

COinS