Abstract
Filariasis limfatik masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Pekalongan. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya angka mikrofilaria dan perluasan daerah dengan kasus filariasis limfatik.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui situasi filariasis limfatik di Kelurahan Pabean Kota Pekalongan. Penelitian ini meliputi penduduk dan agent, dalam periode sekitar enam bulan (Juli-Desember 2007) dengan disain studi cross sectional. Pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan klinis, survei darah jari dan identifikasi parasit penyebab filariasis limfatik. Hasil penelitian menunjukkan angka mikrofilaria (3,4) angka kesakitan akut filaria (0,4 %) yang tinggi, tetapi angka kesakitan kronis filaria rendah (0,00 %). Parasit penyebab filariasis di Kelurahan Pabean adalah jenis Wuchereria bancrofti dengan kepadatan rerata mikrofilaria yang tinggi. Pengendalian filariasis limfatik di Kelurahan Pabean perlu dilakukan dengan pengobatan massal dan perubahan perilaku masyarakat.
Lymphatic filariasis is still being a public health problem in Indonesia, especially in Pekalongan district. This problem marked by the increasing rate of microfilaria and areas with lymphatic filariasis. The aim of this study is to know the epidemiologic situation of lymphatic filariasis in Pabean village Pekalongan district. The research was a cross-sectional design and covered host and agent within the period of July-Desember 2007. Data were collected through clinical survey of acute and chronic filariasis symptoms, blood survey and identification of lymphatic filariasis parasite. The result showed that microfilaremia rate was 3,4%, acute disease rate (ADR) 0,4 % and the chronic disease rate (CDR) 0,00 %. The average of microfilaria density in 1 ml blood was 465,63. Based on microfilaremia identification in the blood, the lymphatic filariasis agent in Pabean village is Wuchereria bancrofti type. Lymphatic filariasis control in Pabean village need to focused on Mass Drug Administration (MDA) and community behavior for healthy life.
References
- Michael E, Malecela M, Zervos M, Kazura J. Global eradication of lymphatic filariasis: the value of chronic disease control in parasite elimination programmes. Plosone Open Acess. 2008; 3(8): e2936.
- Departemen Kesehatan RI. Epidemiologi filariasis. Jakarta: Ditjend PP&PL; 2005.
- Dinkes Kota Pekalongan. Laporan Tahunan 2005. Pekalongan: Dinkes Kota Pekalongan; 2005.
- Departemen Kesehatan RI. Pedoman penentuan daerah endemis penyakit kaki gajah 2002. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2002.
- Pemerintahan Kota Pekalongan. Laporan buku monografi kelurahan pabean tahun 2006. Pekalongan: Pemerintahan Kota Pekalongan; 2006.
- Departemen Kesehatan RI. Eliminasi penyakit kaki gajah di Indonesia 2001. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001.
- Palumbo E. Filariasis: diagnosis, treatment and prevention. Acta Biomed. 2008; 79: 106-9.
- Departemen Kesehatan RI. Pedoman penentuan dan evaluasi daerah endemis filariasis. Jakarta: Ditjen PP & PL; 2005.
- Sudjadi, F.A. Filariasis di beberapa daerah endemik di Kalimantan Timur, kajian intraspesifik brugia malayi penyebab penyakit dan beberapa aspek epidemiologinya [disertasi]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 1996.
Recommended Citation
Ramadhani T .
Filariasis Limfatik di Kelurahan Pabean Kota Pekalongan.
Kesmas.
2008;
3(2):
51-56
DOI: 10.21109/kesmas.v3i2.229
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol3/iss2/1