•  
  •  
 

Abstract

Pada periode 2004 - 2005, kejadian pre-eklampsia berat pada ibu hamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta meningkat dari 15,2% menjadi 23,6%. Peningkatan kejadian PEB ini diperkirakan dipengaruhi faktor pendidikan, pekerjaan, umur ibu, paritas, umur kehamilan, riwayat penyakit, dan pemeriksaan antenatal. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis berbagai faktor determinan pre-eklampsia berat pada Ibu hamil di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Penelitian dengan disain studi case control ini dilakukan pada 133 kasus ibu dengan pre-eklampsia berat dan 133 kontrol ibu dengan non pre-eklampsia berat di RSUD Bayu Asih Purwakarta tahun 2004-2005. Metoda analisis yang digunakan adalah metoda analisis regresi logistik ganda. Penelitian ini menemukan faktor-faktor umur ibu, riwayat penyakit, dan pendidikan berhubungan secara bermakna dengan kejadian pre-eklampsia berat. Faktor yang berhubungan paling erat dengan kejadian pre-eklampsia berat adalah riwayat penyakit. Disarankan untuk melakukan penyuluhan pada ibu hamil, khususnya yang berumur >35 tahun dan primigravida dan ibu yang pernah mengalami pre-eklampsia berat agar mampu mendeteksi secara dini gejala dan tanda pre-eklampsia berat untuk segera mencari pelayanan rumah sakit juga melengkapi pengisian data file rekam medis pasien agar dapat memberikan tindakan medis yang sesuai dan tepat.

In the period of 2004 - 2005, the severe preeclampsia condition among pregnant woman in RSUD Bayu Asih Purwakarta had been increased from 15,2% to 23,6%. It was predicted that the increase was related to factors such as education, job, mother age, parity, pregnancy age, illness and antenatal care. The objective of this study is to analyse several factors related to severe preeclampsia condition among pregnant woman who delivered in RSUD Bayu Asih Purwakarta in the period of 2004-2005. The study design used in this research is case control that conducted among 133 cases mother who suffered from severe preeclampsia condition and 133 mothers who did not suffer from severe preeclampsia. The method of analysis used in this study is logistic regression method. This research found that mother age, illness, and education were related to severe preeclampsia condition. On the other hand, job, parity, pregnancy age, and antenatal care were not related to the severe preeclampsia condition. Illness has the strongest relationship to severe preeclampsia condition. According to the study results, pregnant women especially those age more than 35 year and primigravida need clear information about severe preeclampsia condition so they can seek the needed health service. The hospital must collect complete information about patiens’ medical record.

References

  1. Starrs Ann. The safe motherhood action agenda: priorities for the next decade. Report on the Safe Motherhood Tehnical Consultation. Colombo, Sri Lanka; 18-23 Oktober 1997.
  2. Depkes-RI, WHO, & FKM UI. Materi ajar modul safe motherhood. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 1999.
  3. WHO. Make every mother and child ccount 1211 Geneva 27. Switzerland: World Health Organization Press; 2005.
  4. Koblinsky, Marge.dkk. Kesehatan wanita sebuah perspektif global. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 1997.
  5. Supratikto G, dkk. A district-based audite of the causes and circumstances of maternal deaths in south kalimantan, indonesia. Bulletin Of The World Health Organization; 2002.
  6. Waluyo, Supardi. Profil kematian maternal di RS fatmawati pada bulan januari 1997-agustus 1999. Berkala Ilmiah Kesehatan Fatmawati. 2000; 2:132-135.
  7. Wibowo, Budiono dan Rachimhadhi Triatmo. Ilmu kebidanan; pre eklampsia dan eeklampsia. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1997.
  8. Farrer, Helen. Perawatan maternitas; pre-eklampsia karena kehamilan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran-ECG; 2001.
  9. Wong L Donna, dkk. Maternal child nursing care. Unated States of Amerika: Mosby; 1997.
  10. Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta. Profil kesehatan kabupaten purwakarta. Purwakarta: Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta; 2005.
  11. Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Profil kesehatan kabupaten bandung. Bandung: Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung; 2005.
  12. Mundlofar. Gambaran kejadian eklamsia pada ibu hamil penderita pre eklampsia di RSU jendral a.yani metro tahun 2001-2002 [skripsi]. Depok: FKM UI; 2003.
  13. Koblinsky, Marge. Kesehatan wanita sebuah prospektif global; kematian wanita warisan ketidakpedulian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 1993.
  14. Hatmadji, Sri Hariajati. Kesehatan reproduksi: kenyataan dan harapan. Wahana Demografi. 1995; Th.24 No.4, 18-24.
  15. Ivonne, Shirly. Faktor risiko terjadinya kematian ibu oleh karena pre eklampsia di rumah sakit umum tangerang tahun 1996-1999 [tesis]. Depok: FKM UI; 1999.
  16. Helda. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pre eklampsia/ eklampsia pada ibu hamil di rumah sakit umum tangerang dari januari 1999 sampai dengan desember 2000 [tesis]. Depok: FKM UI; 2001.
  17. Sarwono, Solita. Sosiologi kesehatan: beberapa konsep beserta aplikasinya. Yogyakarta: UGM press; 1993.
  18. Briely, Annette. Asuhan kebidanan pada persalinan: pre-eklampsia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.
  19. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1997.
  20. Mohamad, Kartono. Kontradiksi dalam kesehatan reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan; 1998.
  21. McKinney, dkk. Foundations of maternal-newborn nursing. United States of Amerika: Saunders Company; 1998.
  22. WHO. Pedoman praktis safe motherhood; paket ibu dan bayi penerapan pprogram safe motherhood. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2003.
  23. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Asuhan antenatal. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan; 2003.
  24. Rochjati, Poedji. Bunga rampai obstetri dan ginekologi sosial; ssistem rujukan dalam pelayanan kesehatan reproduksi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
  25. Wiyono, Hadi. Kesehatan reproduksi: kenyataan dan harapan. Wahana Demografi. 1995; Th-25 No. 4: 9-13.

Share

COinS