•  
  •  
 

Abstract

Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan penggunaan batubara sebagai bahan bakar alternatif. Untuk itu, diperlukan studi mengenai dampak kesehatan akibat pengguna briket batubara. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pajanan di udara tempat kerja dengan keluhan pernafasan kronik pekerja pengguna kompor briket batubara di UKM. Penelitian dengan disain Kohort Retrospektifl ini dilakukan terhadap data primer hasil wawancara dan pemeriksaan fisik pekerja serta hasil pengukuran pajanan di udara tempat kerja. Pajanan yang diukur meliputi debu total, NO2, SO2, Benzen, Cd dan Mn. Sampel terdiri dari 61 responden pada kelompok yang terpajan briket batubata dan 61 responden pada kelompok pembanding yang terpajan bahan bakar lain. Penelitian ini menggunakan metoda analisis Independent Sampel t test untuk variabel berskala numerik dan Chi Square untuk variabel berskala kategorik. Dari hasil penelitian ditemukan tidak ada perbedaan yang bermakna baik pajanan di udara tempat kerja maupun proporsi pekerja yang menderita keluhan pernafasan kronik antara kelompok Studi dan kelompok Kontrol. Hampir semua parameter tidak melampaui NAB kecuali benzen di kelompok tidak terpajan briket. Penelitian ini belum dapat menyiimpulkan bahwa pengunaan briket batubara tidak berdampak negatif terhadap sistem pernafasan pekerja. Untuk itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk semua jenis briket batubara yang ada.

The Indonesian government has determined a policy of using coal briquettes as alternative fuel. With the increasing usage, government need information about health effects associated with the use of coal briquettes. The objective of this study is to know health effects (measured by respiratory symptoms of worker’s) associated with the use of coal briquettes fuel in small industries. The study design is cross-sectional using primary data collected through questionnaire, physical examination and level of exposure measurement in the workplace. The exposure measured include all dust, NO2, SO2, Benzen, Cd and Mn. The sample consists of 61 respondents from exposed group and 61 respondents from control group. The exposed group consisted of workers using coal briquettes and control are worker’s who did not use coal briquettes. Result of the study showed that there was no significant difference of exposure between exposed group with control group and proportion of respiratory symptoms was also show no significant difference. All exposure were below threshold limit values (TLVs) in the study. The study show no association between respiratory symptoms and the use of coal briquettes fuel in small industries. It is suggested to conduct further studies using cohort and include all types of coal briquettes.

References

  1. Sukandarrumidi, 2006. Batubara dan Pemanfaatannya, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Cetakan pertama: 247 hlm.
  2. Perpres No. 5 / 2006, tentang kebijakan energi nasional.
  3. Kurniawidjaja L.M. , 2004. Peranan Variasi Genetik Pada Gen TNF- a Poris 308, sitokin TNF-a dan Sitokin IL-10 Terhadap Silikosis Pekerja Pabrik Semen DI Indonesia [Disertasi], Depok Program Doktor Ilmu Epidemiology Program Pasca Sarjana FKM UI.
  4. Sukar et al, 2004. Pencemaran Udara Dalam Ruang Dapur Pengguna Briket Batubara, Majalah Kedokteran Indonesia Vol 54: 362-366.
  5. Suganal et al ,1999, Pengkajian Emisi dan Ambien Pembakaran Briket Batubara di Pulau jawa, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral, Bandung.
  6. WHO,1995, Deteksi Dini Penyakit Akibat Kerja, EGC, Jakarta, Cetakan II: 280 hlm.
  7. ACGIH, 2007, TLVs and BEIs, Cincinnati: 236 page.
  8. Tugaswati A. Tri, Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor dan Dampaknya terhadap Kesehatan, Editorial Change June 2007. Available from: www.kpbb.or g/makalah_ind/Emisi%20Gas%20 Buang%20Bermotor%20&%20Dampaknya%20Terhadap%20Kesehat an.pdf.

Share

COinS