Abstract

The national movement for accelerating nutrition improvement in the first 1,000 days of life is an effort to strengthen the Indonesian Government's commitment to the national strategic agenda and tackling stunting. This study aimed to determine communication, resources, disposition, and bureaucratic structure in implementing the movement at the Biromaru Primary Health Care (PHC) and Loru Village, Sigi District, Indonesia. The mixed method approach was carried out with informants consisting of several parties from the PHC, health cadres, and the local community through triangulation and questionnaires. The results showed poor communication was inhibited by a lack of community outreach, the attitude of the community’s lack of participation, and the PHC staff’s perceptions (85.14%). There was still insufficient number of health workers as resources (79.73%) who could cover all work areas. While, 75.68% of the health workers considered the disposition to be unfavorable because the incentive budget functioned as an operational budget. Only the bureaucratic structure has been running well, according to 82.43% of PHC staff. Standard operating procedure is required to make the movement run well.

References

1. Tim Penyusun. Pedoman Perencanaan Program Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi Dalam Rangka Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK). Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas; 2013.

2. Ford ND, Behrman JR, Hoddinott JF, et al. Exposure to improved nutrition from conception to age 2 years and adult cardiometabolic disease risk: A modelling study. Lancet Glob Health. 2018; 6 (8): e875-e884. DOI: 10.1016/S2214-109X(18)30231-6

3. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia; 2017.

4. United Nations Children’s Fund, World Health Organization, World Bank Group. Levels and Trends in Child Malnutrition. Geneva: World Health Organization; 2023.

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2008.

6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2011.

7. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

8. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.

9. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.

10. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2013. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah; 2014.

11. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2018. Palu: Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah; 2019.

12. Ramadhan K. Status Gizi menurut Tinggi Badan per Umur pada Balita. JIK. 2020; 13 (2): 96-101. DOI: 10.33860/jik.v13i2.38

13. Fitrieana IN. Implementasi Program Jaminan Persalinan (Jampersal) di Puskesmas Ngrayun (Studi Deskriptif Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Program Jampersal di Puskesmas Ngrayun Kabupaten Ponorogo). J Hasil Riset; 2014.

14. Edward III, George C. Implementing Public Policy. Washington DC: Congressional Quarterly Press; 1980.

15. Nugroho R. Public Policy 6. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2018.

16. Nefy N, Lipoeto NI, Edison E. IMPLEMENTASI GERAKAN 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DI KABUPATEN PASAMAN 2017. MGI. 2019; 14 (2): 186-189. DOI: 10.20473/mgi.v14i2.186-196

17. Ramdhani A, Ramdhani MA. Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik. J Publik. 2017; 11 (1): 1-12.

18. Agustino L. Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga. Politik J Kajian Politik Masalah Pembangunan. 2017; 13 (1): 1953-1960.

19. Fallo AR. Implementasi Kebijakan Pencegahan Stunting oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Timor Tengah Selatan di Kecamatan Kie. Glory J Ekon Ilm Sos. 2020; 1 (2): 1-21. DOI: 10.35508/glory.v1i2.3365

20. Noventi IA. East Java Provincial Government Strategy in improving community nutrition to reduce stunting prevalence. Atlantis Press; 2020. DOI: 10.2991/aebmr.k.201116.050

21. Faradis NA, Indarjo S. Implementasi Kebijakan Permenkes Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulagan Tuberkulosis. HIGEIA J Public Health Res Dev. 2018; 2 (2): 307-319. DOI: 10.15294/higeia.v2i2.21291

22. Megawati G, Wiramihardja S. Peningkatan Kapasitas Kader Posyandu dalam Mendeteksi dan Mencegah Stunting. Dharmakarya J Apl Ipteks Masy. 2019; 8 (3): 154-159.

23. Lisang AG. Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk pada Anak Bawah Lima Tahun pada Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala Provinsi Sulawesi Tengah. Katalogis. 2017; 5 (2): 14-25.

24. Rahmawati E, Ma’ruf MF. Implementasi Program (Gentasibu) Gerakan Pengentasan Gizi Buruk di Puskesmas Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk. Publika J Ilm Adm Negara. 2017; 5 (3): 1-6. DOI: 10.26740/publika.v5n3.p%25p

25. Imaniar MS, Susilawati S, Septiani T. Analisa Kebutuhan Rancang Bangun Aplikasi Berbasis Android Golden 1000 untuk Mengawal 1000 Hari Pertama Kelahiran untuk Pencegahan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Bungursari Kota Tasikmalaya Tahun 2020. J Seminar Nas. 2020; 2 (1): 34-44. DOI: 10.48186/.v2i01.253.34-44

26. Ritthimon W, Thongprachum A, Wungrath J. A Qualitative Exploration of Exclusive Breastfeeding Practices Among Karen Ethnicity Mothers in Northern Thailand Remote Rural Areas. Kesmas. 2023; 18 (3): 152-159. DOI: 10.21109/kesmas.v18i3.6662

27. Zamrudiani S, Wahab A, Harisaputra RK. Composite Index of Anthropometric Failure and Early Childhood Cognitive Development Based on the 2018 Indonesian Basic Health Research Data. Kesmas. 2023; 18 (4): 232-240. DOI: 10.21109/kesmas.v18i4.6941

Included in

Health Policy Commons

Share

COinS