"The Risk Quotient of Sulfide Hydrogen toward Lung Vital Capacity of Pe" by Mohammad Zulkarnain, Rostika Flora et al.
 

Abstract

Sampah merupakan salah satu penyebab terjadinya polusi udara di Kota Palembang. Setiap hari terjadi peningkatan volume sampah yang harus diolah, sedangkan kondisi pelayanan pengelolaan sampah baru mencapai sekitar 70% dari total sampah secara keseluruhan. Pengolahan sampah yang dilakukan menggunakan sistem open dumping berdampak terhadap peningkatan terjadinya polusi udara. Gas hidrogen sulfida (H2S) yang diperoleh dari proses penguraian senyawa organik oleh bakteri anaerob pada tumpukan sampah dapat mengganggu kesehatan, terutama sistem pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik (usia, jenis kelamin, status gizi, merokok, dan jarak tempat tinggal) dan besaran risiko konsentrasi H2S udara ambien terhadap kapasitas vital paru penduduk di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan sampel 78 orang penduduk yang berada di sekitar TPA. Analisis data menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan nilai status gizi (nilai p = 0,022, OR = 12,085) dan RQ (nilai p = 0,016; OR = 7,547) berhubungan secara signifikan terhadap kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA. Penduduk yang berada di sekitar TPA dengan nilai status gizi buruk dan nilai RQ lebih rendah dari median berpotensi mengalami gangguan kapasitas vital paru. Variabel dominan yang secara signifikan memengaruhi kapasitas vital paru penduduk yang berada di sekitar TPA sampah Sukawintan adalah status gizi. Waste is one of factors causing air pollution in Palembang City. Volume of waste that should be processed increases every day, while condition of waste management service is still 70% of the total volume. The waste processing is managed by using open dumping system, which affects on the increase of air pollution. One of gases that exist as effect of the process of organic compound decomposition of anaerobic bacteria from garbage is sulfide hydrogen (H2S) pollutant which can promote health disorders, especially respiratory system. This study aimed to analyze correlation between characteristics (age, sex, nutritional status, smoking, and living distance) and the risk quotient of sulfide hydrogen concentration in air ambient to the lung capacity of people around landfill area. This study used cross-sectional design with the sample of 78 people around landfill area. Data analysis used double logistic regression. Results showed that nutritional status (p value = 0.022, OR = 12.085) and RQ (p value = 0.016; OR = 7.547) significantly related to lung vital capacity of people around landfill area. People around landfill area having worse nutrition and lower RQ than the median were potential to have lung vital capacity disorder. The dominant variable significantly influencing to lung vital capacity of people living around Sukawinatan Landfill is nutritional status.

References

1. Mohamed AR, Teong LK, Dahlan I. The introduction of air pollution. Malaysia: University Sains Malaysia Press; 2015.

2. Chandra B. Pengantar kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2007.

3. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman Kota Palembang. Buku Putih: Sanitasi Kota Palembang. Palembang: Dinas Kesehatan Kota Palembang; 2010.

4. Dinas Kebersihan Kota Palembang. Profil TPA sampah. Palembang: Dinas Kebersihan Kota Palembang; 2015.

5. Suryono B. Ilmu kesehatan masyarakat dalam konteks kesehatan lingkungan. Jakarta: EGC; 2010.

6. Prodjosantoso AK, Tutik R. Kimia lingkungan: teori, eksperimen, dan aplikasi. Yogyakarta: Kanisius; 2011.

7. Agency for Toxic Subtances and Disease Registry. Draft toxi-cological profile for hydrogen sulfide and carbonyl sulfide. Atlanta, Georgia: Division of Toxicology and Human Health Sciences, Environmental Toxicology Branch; 2014.

8. Dinas Kesehatan Kota Palembang. Profil dinas kesehatan kota Palembang. Palembang: Dinas Kesehatan Kota Palembang; 2015.

9. Johns DP, Pierce R. Spirometry: the measurement and interpretation of ventilatory function in clinical practice 2nd Ed. Australia: Mc Graw-Hill; 2007

10. Khumaidah. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru pada pekerja mebel PT Kota Jati Furnindo Desa Suwawal Kecamatan Monggo Kabupaten Jepara [Tesis]. Semarang: Pascasarjana Universitas Dipenogoro; 2009

11. Sartika RAD. Analisis pemanfaatan program pelayanan kesehatan status gizi balita. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 5(2): 76-83.

12. Sulastri S. Hubungan konsentrasi H2S dan NH3 di udara dengan kapasitas paru penduduk sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Tamangapa Antang [Thesis]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.

13. Dirima IM, Kvetoslava K, Zuzana K, Eleonora F. Environmental exposure to hydrogen sulfide in Central Slovakia (Ru_omebrok Area) In context of health risk assessment. Center Europe Journal Public Health. 2010; 18(4): 224-229.

14. Costa Melo L, Maria AM, Ana CN. Obesity and lung function: a systematic review rinstein. Einstein (Sao Paulo). 2014; 12(1): 120-5.

15. Mandal (Majee) A, Majumdar R. Cardio-respiratory status of stone grinders and brick field workers from west Bengal, India. Progress in Health Science. 2014; 4 (2): 111-22.

16. Chattopadhyay BP, Kundu S, Mahata A, Jane Alam KS. A study to assess the respiratory impairments among the male Beedi workers in unorganized sectors. Indian Journal of Occupational and Environmental Medicine. 2006; 10 (2): 69-73.

17. Mungreiphy NK, Satwanti K, Rashmi S. Relationship between nutritional status, respiratory performance and age: study among Tangkhul Naga females of Northeast India. Acta Biologica Szegediensis. 2012; 56(1): 31-36.

18. Pearce CE. Anatomy and physiology for paramedics. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2002.

Plum Print visual indicator of research metrics
PlumX Metrics
  • Citations
    • Citation Indexes: 1
  • Usage
    • Downloads: 61
    • Abstract Views: 11
  • Captures
    • Readers: 25
see details

Share

COinS