Abstract
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pembangunan nasional yang sangat penting dalam rangka mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera. Peran program KB sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan reproduksi seseorang, baik untuk kesehatan reproduksi perempuan maupun kesehatan reproduksi laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi laki-laki pasangan usia subur dalam menggunakan kontrasepsi di Desa Bumijo, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan hubungan pengetahuan dengan motivasi yaitu nilai p = 0,368. Hubungan sosial budaya dengan motivasi yaitu nilai p = 0,147. Hubungan pendidikan dengan motivasi yaitu nilai p = 0,968. Hubungan informasi dengan motivasi yaitu nilai p = 0,296. Hubungan dukungan istri dengan motivasi yaitu nilai p = 0,001. Tidak terdapat hubungan pengetahuan, pendidikan, sumber informasi, sosial budaya dengan motivasi. Terdapat hubungan dukungan istri dengan motivasi. Family Planning program is one of very important national development programs in order to embody wealthy Indonesian families. Role of such program has a big influence to a person’s reproductive health, both reproductive health of woman and man. This study aimed to determine factors related to reproductive men’s motivations for contraceptive use in Bumijo Village, Jetis District, Yogyakarta City. This study was conducted in Bumijo Village, Jetis Subdistrict, Yogyakarta. Subjects were 161 men in reproductive age older than 30 years old and had two children or more. This study was quantitative with logistic regression analysis. Results of study showed relation between knowledge and motivation (p value = 0.368), sociocultural and motivation (p value = 0.147), education and motivation (p value = 0.968), information and motivation (p value = 0.296), wife’s support and motivation (p value = 0.001). There was no relation between knowledge, education, information source, social and culture with motivation. There was a relation between wife’s support and motivation.
References
1. News A. Rendahnya partisipasi pria mengikuti Program KB. 2012 [cited 2016 Feb 4]. Available from: http://nationalgeographic.co.id/berita/20112/02/rendah-partisipasi-pria-mengikuti program-KB.
2. Istiqomah A, Novianti S, Nurlina. Partisipasi pria dalam Keluarga Berencana di Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi Tasikmalaya. 2012; 1(1): 1-11.
3. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Peningkatan peran suami dalam pelaksanaan KB di lingkungan keluarganya. Jakarta: BKKBN; 2007.
4. Novianti S, Gustaman RA. Faktor persepsi dan dukungan isteri yang berhubungan dengan partisipasi KB pria. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia. 2014; 10 (2): 1017–27.
5. Musafaah M. Keikutsertaan pria dalam program keluarga berencana di Indonesia. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2012; 7(4): 158–61.
6. Rob U, Cernada GP. Managers’ attitudes toward involvement of males in Pakistan’s family planning program. International Quarterly of Community Health Education. 2004; 22(4): 279–86.
7. Nishtar N, Sami N, Faruqi A, Khowaja S, others. Myths and fallacies about male contraceptive methods: a qualitative study amongst married youth in slums of Karachi, Pakistan. Global Journal of Health Science. 2013; 5(2): 84–93.
8. Anapah Y, Nabuasa E, Nayoan CR. Pengaruh pengetahuan, sikap dan sosial budaya terhadap partisipasi pria dalam menggunakan alat KB di Kelurahan Kefamenanu Selatan Kabupaten Timor Tengah Utara. Media Kesehatan Masyarakat. 2007; 2(1): 44–54.
9. Setyani RA. Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang KB pria dengan status penggunaan alat kontrasepsi pada suami. Medika Respati. 2014; 9 (2): 62–71.
10. Maharyani HW, Handayani S. Hubungan karakteristik suami dengan keikutsertaan suami menjadi akseptor keluarga berencana di Wilayah Desa Karangduwur Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen Jawa Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan (Journal Public Health) 2010; 4 (1): 49–58.
11. Ahmad A. Frekuensi dan determinan kontrasepsi pria di Indonesia. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2009; 3 (5): 201–208.
12. Laila RY. Nilai-nilai budaya dalam memandang metode kontrasepsi medis operasi pria di Kabupaten Demak tahun 2013 [undergraduate thesis]. Semarang: Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro; 2014.
13. Sood A, Pahwa P. Determining male attitude and behavior on decision making and spousal communication in Family Planning: a study conducted amongst Literate Males Of Punjab, India. International Journal of Current Research and Review. 2014; 6(4): 7–14.
14. Wahyuni N. Hubungan pengetahuan dan sikap akseptor KB pria tentang vasektomi serta dukungan keluarga dengan partisipasi pria dalam vasektomi di Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Pendidikan Kesehatan. 2013; 1(1): 80–91.
15. Desmalita D, Nursal DGA, Suryati S. Beberapa faktor yang berhubungan dengan partisipasi pria sebagai peserta KB di Kelurahan Tembilahan Kota Tahun 2008. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2009; 3(2): 77–81.
16. Shattuck D, Kerner B, Gilles K, Hartmann M, Ng’ombe T, Guest G. Encouraging contraceptive uptake by motivating men to communicate about family planning: the Malawi male motivator project. American Journal Of Public Health. 2011; 101(6): 1089–95.
17. Rizkitama AA, Indrawanti F. Hubungan pengetahuan, persepsi, sosial budaya dengan peran aktif pria dalam vasektomi di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Tahun 2011-2012. Unnes Journal of Public Health 2015; 4(1): 48–54.
18. Stya Putri MA, Hariyadi S, Prihastuty R. Motivasi Suami mengikuti program KB dengan metode kontrasepsi mantap (vasektomi). Developmental and Clinical Psychology. 2014; 3(1): 35–42.
Recommended Citation
Sariyati S , Hati FS , Fatimah F ,
et al.
Motivation Variables to Use Contraceptive among Male in Yogyakarta.
Kesmas.
2016;
11(2):
74-78
DOI: 10.21109/kesmas.v11i2.1039
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol11/iss2/5
Included in
Biostatistics Commons, Environmental Public Health Commons, Epidemiology Commons, Health Policy Commons, Health Services Research Commons, Nutrition Commons, Occupational Health and Industrial Hygiene Commons, Public Health Education and Promotion Commons, Women's Health Commons