Abstract

Kelompok yang rentan terhadap gizi kurang adalah balita. World Health Organization (WHO) menyatakan kematian anak bawah lima tahun (balita) akibat gizi kurang sebesar 54% pada tahun 2002. Di Indonesia, prevalensinya mengalami peningkatan dari 17,9% pada tahun 2010 menjadi 19,6% pada tahun 2013. Di Kota Tangerang, terdapat 1,43% balita yang mengalami gizi buruk pada tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara valid hubungan antara Program Pos Gizi yang meliputi perilaku pemberian makan, perilaku kebersihan balita, perilaku mencari pelayanan kesehatan dan perilaku pengasuhan balita dengan kejadian gizi kurang pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, potong lintang, menggunakan data primer serta dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat selama satu bulan pada bulan September 2015. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 60 balita yang mengalami gizi kurang di Kota Tangerang. Hasil menunjukkan bahwa dari 60 balita yang mengalami gizi kurang, sebanyak 12 balita (20%) mengalami gizi sangat kurus dan sisanya sejumlah 48 balita (80%) mengalami gizi kurus. Terdapat hubungan antara perilaku pemberian makan dan perilaku mencari pelayanan kesehatan dengan gizi kurang pada balita. Variabel perilaku pemberian makan merupakan faktor dominan yang memengaruhi gizi kurang pada balita dengan OR = 4,655 (CI = 1,052 – 20,6) setelah dikontrol oleh variabel perilaku mencari pelayanan kesehatan. Perbaikan pemberian makan dan pencarian pelayanan kesehatan diharapkan mampu memperbaiki dan menurunkan gizi kurang pada balita. Toddler is a group at risk of undernutrition in which World Health Organization (WHO) stated that toddler mortality because of undernutrition was 54% in 2002. In Indonesia, the prevalence increased from 17.9% in 2010 to 19.6% in 2013. In Tangerang City, there was 1.43% of toddlers suffering from undernutrition in 2013. This study aimed to prove in valid the correlation between Hearth Program covering food-providing behavior, toddler’s hygiene behavior, health care seeking behavior and toddler parenting behavior with undernutrition incidence among toddlers. This study was quantitative, cross sectional, using primary data, analyzed in univariate, bivariate and multivariate in a month on September. Samples were taken by total sampling as many as 60 toddlers suffering from undernutrition in Tangerang City. Results showed that 12 (20%) of 60 toddlers suffered from very underweight nutrition and the remaining amounted to 48 toddlers (80%) suffered from underweight nutrition. There was a correlation between food providing behavior and health care seeking behavior with undernutrition among toddlers. Variable food-providing behavior was the dominant factor influencing undernutrition among toddlers with OR = 4.655 (CI = 1.052 – 20.6) after controlled by the variable health care seeking behavior. Improvement on food providing and health care seeking is hopefully able to improve and decrease undernutrition among toddlers.

References

1. World Health Organization. Method and development: interpretation guide. Geneva: World Health Organization; 2005.

2. Fatmah. Pengetahuan dan praktek keluarga sadar gizi ibu balita. Kesmas: Jurnal kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 4 (4): 162 - 71.

3. Hartanto RD, Nasrin K. Pengaruh status gizi anak usia di bawah lima tahun terhadap nilai belajar verbal dan numerik. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2009; 3 (4): 177 - 84.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Balitbangkes Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia; 2013.

5. Dinas kesehatan Kota Tangerang. Profil dinas kesehatan Kota Tangerang tahun 2013. Tangerang: Dinas Kesehatan Kota Tangerang; 2013.

6. Kuntari T, Nur AJ, Sunarto, Kurniati. Faktor risiko malnutrisi pada balita. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013; 7 (12): 572- 6.

7. Rahmadini N, Trini S, Diah M. Status gizi balita berdasarkan composite index of anthropometric failure. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013; 7 (12): 538 - 44.

8. Huriah T, Laksono T, Fitri H, Madarina J. Malnutrisi akut berat dan determinannya pada balita di wilayah rural dan urban. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2014; 9 (1): 50 - 7.

9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman nasional penanggulangan rencana aksi nasional pencegahan dan penanggulangan gizi buruk. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2006.

10. Ogunba B. Maternal behavioural feeding, practices and underfive nutrition implication for child development and care. Journal of Applied Sciences Research. 2006; 2 (12): 1132 - 6.

11. Kartono D, Amelia, Anies I. Keadaan gizi anak balita di wilayah Bogor, Tangerang dan Bekasi selama krisis ekonomi. Buletin Penelitian Kesehatan. 2002; 30 (1): 1-10.

12. Lubis R. Hubungan pola asuh ibu dengan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat [bachelor thesis]. Medan: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara; 2008.

13. Bullen P. The positive deviance/hearth approach to reducing child malnutrition: systemic review. Tropical Medicine and International Health. 2011; 16 (11): 1354 - 66.

14. Sartika RAD. Analisis pemanfaatan program pelayanan kesehatan status gizi balita. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2010; 5 (2): 76 - 83.

15. Kumar D, Goel NK, Mittal PC, Misra P. Influence of infant feeding practice on nutritional status of underfive children. Indian Journal of Pediatrics. 2006; 73 (5): 417 - 22.

16. Ramji S. Impact of infanct and young child feeding and caring practices on nutritional status and health. Indian Journal of Medical Research. 2009 Nov; 130 (5): 624 - 6.

17. Hidayat TS, Abas BJ. Perilaku pemanfaatan posyandu: hubungannya dengan status gizi dan morbiditas balita. Buletin Penelitian Kesehatan. 2012; 40 (1): 1 - 10.

Share

COinS