Abstract
Pengomposan dengan cacing tanah merupakan proses pembuatan kompos dengan melibatkan organisme makro cacing tanah. Kerja sama antara cacing tanah dengan mikroorganisme dapat memberi dampak pada proses penguraian yang dilakukan oleh mikroorganisme tersebut dibantu dengan keberadaan cacing tanah. Oleh karena bahan-bahan yang akan diurai oleh mikroorganisme telah diurai lebih dahulu oleh cacing, maka kerja mikroorganisme lebih efektif dan lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan cacing tanah terhadap lama waktu pengomposan sampah organik dari rumah tangga dengan menggunakan desain penelitian eksperimen. Objek penelitian adalah seluruh sampah organik dari rumah tangga yang diambil secara acak pada satu rumah tangga. Variabel penelitian adalah lama waktu pengomposan yang diukur setelah penambahan cacing tanah dan proses pengomposan selesai. Alat yang digunakan dalam penelitian berupa meteran, kalender, higrometer, dan penciuman (organoleptik). Analisis statistik menggunakan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa data terdistribusi secara normal, kesetaraan varians, dan tidak ada perbedaan antara lamanya waktu pengomposan dengan menggunakan atau tanpa menggunakan cacing tanah. Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penggunaan cacing tanah dan lamanya waktu pengomposan sampah organik rumah tangga. Composting with earthworms is composting process by involving earthmacroorganism. Cooperation between earthworms and microorganisms may impact on decomposition process done by the microorganisms as assisted by the existence of earthworms. Because any materials to be decomposed by microorganisms had been decomposed by earthworms earlier, microorganisms would work more effectively and quickly. This study aimed to determine effects of using earthworms toward household organic waste composting length of time by using experimental design of study. The object of study was all organic waste taken randomly from one household. Variable of study was composting length of time measured after addition of earthworms and composting process completed. Tools used in this study were measuring tape, calendar, hygrometer and smelling sensory (organoleptic). Statistical analysis used differ test. Results of study showed data was normally distributed, equality of variance and no difference found between composting length of time with or without using earthworms. In conclusion, there is no relation found between the use of earthworms and the household organic waste length of time.
References
1. Azkha N. Analisis timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2006; 1(1): 14-8.
2. Praditya O. Studi kualitatif manajemen pengelolaan sampah di Kelurahan Sekaran Kota Semarang. Unnes Public Health Journal [serial online]. 2012 [cited 2015 Jan 5]. Available from: URL: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph/article/viewFile/3046/2819.
3. Deradjat S & Chaerul M. Evaluasi sistem pengangkutan sampah di Wilayah Bandung Utara. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung. 2010 [cited 2015 Jan 5]. Available from: http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/air_waste/wpcontent/uploads/2010/10/Paper-Indonesia-15305086-Syadera.pdf
4. Marleni Y, Mersyah R, Brata B. Strategi pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Kota Medan. Naturalis. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 2012; 1 (1): 35-40.
5. Sidarto. Analisis usaha proses pengelolaan sampah rumah tangga dengan pendekatan cost and benefit ratio guna menunjang kebersihan lingkungan. Jurnal Teknologi. 2010; 3 (2): 161-8.
6. Setyowati R, Mulasari SA. Pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga dalam pengelolaan sampah plastik. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013; 7 (12): 562-6.
7. Mulasari SA, Sulistyawati. Keberadaan TPS legal dan TPS ilegal di Kecamatan Godean Kabupaten Sleman. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2014; 9 (2): 122-30.
8. Suprapto. Dampak masalah sampah terhadap kesehatan masyarakat. Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia. 2005; 1 (2): 1-4.
9. Subandriyo. Optimasi pengomposan sampah organik rumah tangga menggunakan kombinasi aktivator EM4 dan aktivator mikroorganisme lokal (MOL) [tesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2013.
10. Sudiana E. Pengolahan sampah pada skala rumah tangga [manuscript on internet]. Purwokerto: Universitas Jenderal Soediman; 2014 [cited 2015 Feb 10]. Available from: URL: http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/ files/Pengolahan%20Sampah%20pada%20Skala%20Rumah%20Tang ga-.pdf
11. Zubair A, Haeruddin. Studi potensi daur ulang sampah di TPA Tamanggapa Kota Makassar. Prosiding hasil penelitian fakultas teknik [manuscript on internet. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin; 2012 [cited 2015 Feb 10]. Available from: http://journal.unhas.ac.id/index.php/prostek/article/view/755/646.
12. Sudiana E. Cara pembuatan kompos [manuscript on internet]. Purwokerto. Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman. 2015 [cited 2015 Feb 10]. Available from: URL: http://bio.unsoed.ac.id/sites/default/files/Cara%20Pembuatan%20Kompos-.pdf
13. Hess JB, Donald JO, Mitchell CC, Gilliam CH. Composting agricultural wastes in Alabama [manuscript on internet]. Alabama Cooperative Extension System. 2011 [cited 2015 Feb 15]; 1-5. Available from: http://www.aces.edu/pubs/docs/A/ANR-0572/ANR-0572.pdf
14. Sulistyorini L. Pengelolaan sampah dengan menjadikannya kompos. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2005; 2 (1): 77-84.
15. Nagavallemma KP, Wani SP, Stephane Lacroix, Padmaja VV, Vineela C, Babu RM, et al. Vermicomposting: recycling wastes into valuable organic fertilizer. Journal of SAT Agricultural Research. 2006; 2 (1): 1-16.
16. Aalok A, Trispathi AK, Soni P. Vermicomposting: a better option for organic solid waste management. Journal of Human Ecology. 2008; 24 (1): 59-64.
17. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
18. Aisyah A. Pengelolaan sampah rumah tangga berbasis masyarakat di RT 50 Kelurahan Sungai Pinang dalam Kecamatan Samarinda Utara (tinjauan peraturan daerah Kota Samarinda nomor 02 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah). Jurnal Beraja Niti. 2013; 2 (12): 1-8.
19.Yuniwati M, Iskarina F, Padulemba A. Optimasi kondisi proses dari sampah organik dengan cara presentasi menggunakan EM4. Jurnal Teknologi. 2012; 5 (2): 172-81.
20. Wahyono S. Daur ulang sampah organik dengan teknologi vermicomposting. Jurnal Teknologi Lingkungan. 2001; 2 (1): 87-92.
21. Dewanto FG, Londok JJMR, Tuturoong RAV, Kaunang WB. Pengaruh pemupukan anorganik dan organik terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek. 2013; 32 (5): 1-8.
22. Suharjo. Kondisi pengelolaan sampah dan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat di DKI Jakarta. Media Litbang Kesehatan. 2002; 12 (4): 37- 42.
23. Khairuman SP, Amri K. Mengeruk untung dari beternak cacing. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka; 2009.
Recommended Citation
Khair A , Herawati L , Noraida N ,
et al.
The Use of Earthworms and Household Organic Waste Composting Length of Time.
Kesmas.
2015;
10(2):
62-66
DOI: 10.21109/kesmas.v10i2.881
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/kesmas/vol10/iss2/3
Included in
Biostatistics Commons, Environmental Public Health Commons, Epidemiology Commons, Health Policy Commons, Health Services Research Commons, Nutrition Commons, Occupational Health and Industrial Hygiene Commons, Public Health Education and Promotion Commons, Women's Health Commons