Abstract

Penambangan batu bara merupakan salah satu sumber pencemaran udara berupa partikel debu batu bara yang dapat mengganggu kesehatan pernapasan bila terhirup manusia. Risiko kerja yang sering terjadi dapat berasal dari faktor pekerjaan atau perilaku pekerja sendiri, di antaranya sif kerja dan masa kerja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan sif kerja, masa kerja, dan budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan fungsi paru pekerja tambang batu bara. Penelitian ini merupakan desain kasus kontrol dengan jumlah masing-masing sampel untuk kasus dan kontrol sebesar 178 responden. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober November 2014 di PT. X Kalimantan Selatan. Hasil penelitian berdasarkan uji kai kuadrat, didapatkan nilai p = 0,044 untuk sif kerja, 0,028 untuk masa kerja, dan 0,013 untuk budaya K3. Berdasarkan hasil uji regresi logistik, didapatkan nilai p sif kerja 0,01 dengan OR = 3,934. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara sif kerja dengan fungsi paru, dan tidak terdapat hubungan antara masa kerja dan budaya K3 dengan fungsi paru. Sif kerja merupakan variabel independen yang paling dominan memengaruhi fungsi paru. Coal mining is one source of air pollution caused in form of coal dust particle that may interfere with health of breathing if inhaled by human. Occupational risks often occurred may come from occupational factor or worker’s behavior itself, ones of which are work shift and work period. This study aimed to determine relations of work shift, work period and occupational health and safety (OHS) culture with lung function of coal mining worker. This study was control case design with each amount of sample for case and control was 178 respondents. The study was conducted on October – November 2014 at PT X in South Borneo. Results based on chisquare test showed p value = 0.044 for work shift, 0.028 for work period and 0.013 for OHS culture. Based on logistic regression test results, p value for work shift was 0.01 with OR = 3.934. As conclusion, there is a relation between work shift with lung function, then there is no relation found between work period and OHS culture with lung function. Work shift is an independent variable most dominantly influencing the lung function.

References

1. Duma K, Husodo AH, Soebijanto, Maurits LS. Modul menuju selamat sehat: inovasi penyuluhan kesehatan dan kesehatan kerja dalam pengendalian kelelahan kerja. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 2011; 14 (4): 213-23.

2. Rikmiarif DE, Pawenang ET, Cahyati WH. Hubungan pemakaian alat pelindung pernafasan dengan tingkat kapasistas vital paru. Unnes Journal of Public Health. 2012; 1 (1): 12-7.

3. Hermanus MA. Occupational health and safety in mining–status, New developments, and concerns. The Journal of the Southern African Institute of Mining and Metalurgy. 2007; 107: 531-8.

4. Susanto AD. Pnemokoniosis: artikel pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan. Journal of Indonesian Medical Association. 2011; 61: 503-10.

5. ILO [homepage in internet]. The prevention of occupational diseases. World day for safety and health at work. 2013 [cited 2014 Dec 5]. Available from: http://www.ilo.org/safework/events/meetings/ WCMS_204594/lang—en/index.htm

6. Meita AC. Hubungan paparan debu dengan kapasitas vital paru pada pekerja penyapu Pasar Johar Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2012; 1 (2): 654-62.

7. Susilowati IH, Syaaf RZ, Satrya C, Hendra, Baiduri. Pekerjaan, nonpekerjaan, dan psikologi sebagai penyebab kelelahan operator alat Berat di industri pertambangan batubara. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2013; 8 (2): 91-6.

8. Kaligis RSV, Sompie BF, Tjakra J, Walangitan DRO. Pengaruh implementasi program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja. Jurnal Sipil Statik. 2013; 1 (3) : 219-25.

9. Siyoum K, Alemu K, Kifle M. Respiratory symptoms and associated factors among cement workers and civil servants In North Shoa, Oromia regional state, North West Ethiopia: comarative cross sectional study. Journal Health Affairs. 2014; 2 (4): 74 - 8.

10. Zheng H, Patel M, Hryniewicz K, Katz SD. Association of extended shift work, vascular fuction and inflammatory markers in internal medicine resident: a randomized control trial. JAMA. 2006; 296 (9): 1049-54.

11. Kandung RPB. Hubungan antara karakteristik pekerja dan pemakaian alat pelindung pernapasan (masker) dengan kapasitas fungsi paru pada pekerja wanita bagian pengempelasan di Industri Mebel “X” Wonogiri. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2013; 2 (1).

12. Putra DP, Rahmatullah P, Novitasari A. Hubungan usia, lama kerja, dan kebiasaan merokok dengan fungsi paru pada juru parkir di Jalan Pandanaran Semarang. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah. 2012; 1 (3): 7-12.

13. Cahyana A. Faktor yang berhubungan dengan kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja tambang batubara PT. Indominco Mandiri Kalimantan Timur Tahun 2012 [research article]. Makassar: Bagian Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Universitas Hasanuddin, 2012.

14. National Institute for Occupational Safety and Health . Coal mine dust exposures and associated health outcomes. NIOSH [online]; 2011 [cited 2015 Jan 4]. Available from: www.cdc.gov/niosh/docs/2011- 172/pdfs/2011-172.pdf.

15. Hendryx M, Melissa M. Relations between health indicators and residential proximity to coal mining in West Virginia. American Journal of Public Health. 2008; 98 (4): 668-71.

16. Mumuya SHD, Bratveit M, Mashalla YJ, Moen BE. Airflow limitation among workers in a labour-intensive coal mine in Tanzania. Journal of Occupational Medicine. 2007; 36 (2): 299-306.

17. Sholihah Q. Melatonin lowers levels of SOD and number of inflammatory cells BAL wistar strain mice wearing mask PPE, sub acute exposed by coal dust day and night. Journal Applied Environment Biological Science. 2012; 2 (12): 652-7.

18. Raju AE, Hansi K, Sayaad R. A Study on pulmonary function tests in coal mine workers in Khammam District India. International Journal Physioter Respiratory Research. 2014; 2 (3): 502-6.

19. Siyoum K, Alemu K, Kifle M. Respiratory symptoms and associated factors among cement workers and civil servants in North Shoa, Oromia Regional State, North West Ethiopia: Comarative Cross Sectional Study. Journal Health Affairs. 2014; 2: 74-8.

20. Puspita CG. Paparan debu batubara terhadap gangguan faal paru pada pekerja kontrak bagian coal handling PT. PJB Unit Pembangkit Paiton [skripsi]. Jember: Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember; 2011.

21. Baharudin S, Roestam AW, Yunus F, Ikhsan M, Kekalih A. Analisis hasil spirometri karyawan PT. X yang terpapar debu di area penambangan dan pemrosesan nikel. Jakarta: Departemen Pilmonologi dan Ilmu kedokteran Respirasi Fakulta Kedokteran Universitas Indonesia; 2010.

22. Komendong DJWM, Ratu JAM, Kawatu PAT. Hubungan antara lama paparan dengan kapasitas paru tenaga kerja industri mebel di CV. Sinar Mandiri Kota Bitung. Jurnal Kesmas Universitas Sam Ratulangi. 2012; 1 (1): 5-10.

23. Kurniawidjaja LM. Program perlindungan kesehatan respirasi di tempat kerja manajemen risiko penyakit paru akibat kerja. Jurnal Respirologi Indonesia. 2010; 30 (4); 217-29.

24. PT. Hasnur Riung Sinerga. Profil dan gambaran men power di PT. Hasnur Riung Sinergi Site BRE. Rantau, Kalimantan Selatan: PT Hasnur Riung Sinergi; 2014.

25. Sholihah Q, Ratna S, Laily K. Pajanan debu batubara dan gangguan pernafasan pada pekerja lapangan tambang batubara. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2008; 4 (2): 291-311.

Share

COinS