•  
  •  
 

Abstract

Infeksi Menular Seksual (IMS) di banyak negara merupakan ancaman serius global yang berdampak pada individu, keluarga dan masyarakat. Pada perempuan, IMS sulit didiagnosa dan berdampak lebih besar, karena umumnya tampa gejala, timbul rasa bersalah dan malu mencari pengobatan sehingga menjadi beban tersembunyi. Prevalensi IMS dari berbagai penelitian di Indonesia pada periode 1990-2000 relatif tinggi. Strategi memutuskan rantai penularan antara lain melalui promosi kondom khususnya pada Wanita Penjaja Seks (WPS) yang berisiko tinggi IMS. Penelitian ini bertujuan mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku pemakaian kondom pada Wanita Pekerja Seks jalanan di Jakarta Timur tahun 2006. Penelitian dengan rancangan studi cross sectional ini menggunakan data primer 112 Wanita Pekerja Seks jalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 60,7% responden yang menggunakan kondom pada saat hubungan seks terakhir. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pengalaman menderita IMS merupakan faktor yang paling dominan dengan OR sebesar 3,55. Variabel umur, tingkat pendidikan, lama bekerja sebagai WPS, pengetahuan tentang IMS, serta keterpaparan informasi tidak berhubungan secara bermakna dengan perilaku menggunakan kondom. Disarankan mempermudah akses terhadap kondom, meningkatkan kualitas maupun kuantitas KIE; menjalin kemitraan dengan berbagai pihak terkait; dan pemberdayaan WPS dalam kegiatan penyebarluasan informasi tentang IMS dan kondom.

In most countries in the world, sexually transmitted infections (STIs) are considered as a serious threat, they pose great impact on individual, family, and community. The impacts of STIs on women are usually more severe and more difficult to be diagnosed than impacts on men because STIs usually occurred without observable symptoms, and usually woman has guilty feeling and embarrassed about their condition and thus hinder them to look for medication. These make STIs a hidden burden for women. Prevalence of STIs in Indonesia according to several studies in 1990-2000 periods is quite high. One strategy to break the infection chain is to promote condom use among women sex workers (WSW). This study aims at investigating factors related to condom use practice among street WSW in East Jakarta. The design of this study is cross-sectional with quantitative approach, and using primary data of 112 street WSW. The study found that there are 60.7% respondents who use condom in the last sexual activity. Multivariate analysis shows that the most dominant factor is the experience on suffering from STIs infection, with OR 3.55. Age, level of education, working duration as WSW, knowledge on STIs, and exposure on STIs information, all have no statistically significant relationship with condom use practice. It is suggested that to increase the access and availability of condom, to increase the quality and quantity of information, education, and communication activities by strengthening networking and partnership with related sectors, and to empower the WSW themselves on disseminating and spreading information on STIs and condom.

References

  1. WHO. STI/HIV Promoting Condoms in Clinics for Sexually Transmitted Infections, Regional Office for The Western Pacific. 2001.
  2. Qomariyah, S. N. ,dkk. ISR pada Wanita Indonesia, Pusat Komunikasi kesehatan Berperspektif Jender, Ford Foundation, September 2001.
  3. Hakim, L. Epidemiologi Penyakit Menular Seksual, Dalam: Daili S.F, 2003, Penyakit Menular Seksual, Ed 2, Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003.
  4. Depkes RI. Kebijaksanaan Program Pencegahan Dan Pemberantasan PMS termasuk AIDS Di Indonesia dalam Penyakit Menular Seksual, ed. Syaiful Fahmi Dailli, Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2003.
  5. Kresno, S. Penilaian Cepat Perilaku Mencari Pengobatan Pada Penderita Penyakit menular Seksual Di Jakarta, Depkes, FKM UI; 2001.
  6. PPK UI. Survei Surveilans Perilaku Risiko Tinggi PMS/HIV di Bali, Kupang, dan Ujung Pandang 1998, Jakarta: Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project, Menko Kesra dan Taskin Republik Indonesia, AusAID; 1999.
  7. Menteri Kesehatan. Upaya Penanggulangan HIV /AIDS Bidang kesehatan Di Propinsi Prioritas, Makalah disampaikan pada Pertemuan Evaluasi Komitmen Sentani, Hotel Borobudur Jakarta, 14 Pebruari 2005.
  8. Sedyaningsih, E. R. Perempuan Perempuan Kramat Tunggak, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, The Ford Foundation; 1999.
  9. Badan Pusat Statistik, ORC Macro. Survei Demografi Indonesia 2002- 2003, Calverton, Maryland, USA: ORC Macro; 2003.
  10. Soelistijani, D.A. Hubungan Pengetahuan Tentang HIV/AIDS Dengan Perilaku Wanita Penjaja Seks Dalam Penggunaan Kondom Seks Komersial Di Bali Tahun 2000, Tesis, FKM UI, Depok; 2003.
  11. Iskandar, I. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Keinginan Menggunakan Kondom Untuk Mencegah Terinfeksi HIV/AIDS pada WPS Di Jakarta dan Surabaya Tahun 2000, Skripsi, FKM UI, Depok; 2001.
  12. Mardjan. Hubungan antara Pengetahuan, Sikap dengan Praktek Mencegah Penularan HIV/AIDS WTS Di Lokalisasi Sebangkau dan Stasion Bengkayang Singkawang Kabupaten Sambas Propinsi Kalimantan Barat Tahun 1996, Tesis, FKM UI, Depok; 1996.
  13. Surjadi, C., dkk. Penilaian Penatalaksanaan Kasus PMS dan Penelitian Prevalensi PMS Diantara PSK Di Jakarta, Surabaya dan Manado, Jakarta : Jaringan Epidemiologi Nasional; 1998.
  14. Suyanto, E. dkk. Pelembagaan Penggunaan Kondom di Kalangan Pramunikmat, Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM, Ford Foundation; 1997.
  15. Yustikawati. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencarian Pengobatan Modern Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Wanita Penjaja Seks (WPS) Di Kabupaten Indramayu Tahun 2004, Tesis, FKM UI, Depok; 2005.
  16. Kalsum, N. Hubungan karakteristik Pelanggan WTS, Sumber Informasi dan Pengetahuan Tentang AIDS dengan Perilaku Pemakaina Kondom pada Pelanggan WTS Di Jakarta dan Riau Tahun 1998, Skripsi, FKM UI, Depok; 2000.
  17. Mulyati, S. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan perilaku Pemakaian Kondom secara Konsisten dalam Upaya Mencegah Penularan HIV/AIDS pada WPS di Kecamatan Cilengsi Kabupaten Bogor, Skipsi, FKM UI, Depok; 2001.
  18. Wajoi, H. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Penjaja Seks Komersial dan Potensi Penyakit Menular Seksual HIV/AIDS Di Kota Timika Irian Jaya, Skripsi, FKM UI, Depok; 1999.
  19. Notoatmodjo, S. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Cipta; 2003.
  20. Green,L. et al. Health Education Planning: A Diagnostik Approach, The John Hopkins University: Mayfield Publishing Co., California; 1980.
  21. Rosenstock, I. M. Historical Origins of The Health Belief Model, The Health Belief Model and Personal Health Behavior, editor: Becker MH; 1974.

Share

COinS