Abstract
Refeeding syndrome is a different clinical symptom and metabolic disorder that occur during the reintroduction of nutrition in chronically malnourished patients. Calorie restriction can increase survival and reduce mortality rates. This evidence-based case report was developed to examine the influence of caloric restriction on mortality, morbidity, and duration of critical illness. A literature search was performed using PubMed, EBSCOHost, ScienceDirect, and Cochrane with the keywords: “critically ill,” “restricted caloric intake,” “standard caloric intake,” “mortality,” “morbidity,” and “duration”. Articles were appraised using the University of Oxford Centre for Evidence-Based Medicine (CEBM) tools. Two studies met the inclusion criteria. The first was a randomized controlled trial, which demonstrated that protocolized caloric restriction significantly improved 60-day survival in ICU patients with refeeding syndrome (91% vs. 78%, p = 0.002), although no significant difference was observed in days alive following ICU discharge (44.8 vs. 39.9 days, p = 0.19). The second was a meta-analysis, which suggested a trend toward reduced hospital mortality with hypocaloric feeding; however, risk ratios varied widely (0.23–5.54), and 30-day mortality differences were not statistically significant (RR: 0.79–3.00). In conclusion, while caloric restriction may not significantly impact overall mortality in chronically ill patients, it appears to improve 60- to 90-day survival in critically ill ICU patients with refeeding syndrome. One study noted a reduced risk of respiratory infection, though evidence on other complications remains inconclusive. A regimen of 20 kcal/hour for at least two days may be suitable for managing refeeding syndrome. Overall, caloric restriction may offer modest clinical benefits in this specific population.
Bahasa Abstract
Sindrom refeeding adalah gejala klinis dan gangguan metabolisme yang terjadi selama reintroduksi nutrisi pada pasien dengan malnutrisi kronis. Pembatasan kalori dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan mengurangi tingkat kematian. Laporan kasus berbasis bukti ini disusun untuk mengidentifikasi pengaruh pembatasan kalori pada tingkat kematian, morbiditas, dan durasi penyakit kritis. Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, EBSCOHost, ScienceDirect, dan Cochrane. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian meliputi “critically ill,” “restricted caloric intake,” “standard caloric intake,” “mortality,” “morbidity,” dan “duration”. Kami mengevaluasi setiap artikel berdasarkan lembaran Center for Evidence-Based Medicine (CEBM) dari University of Oxford. Terdapat dua studi yang dipilih untuk laporan ini, studi pertama berupa uji klinis acak tersamar dan studi kedua berupa meta-analisis. Studi pertama menunjukkan bahwa pembatasan kalori secara terprotokol pada pasien ICU dengan sindrom refeeding meningkatkan angka kelangsungan hidup hari ke-60 secara signifikan (91% vs. 78%, p = 0,002), meskipun tidak terdapat perbedaan pada luaran utama, yaitu jumlah hari hidup setelah keluar dari ICU (44,8 vs. 39,9 hari; p = 0,19). Studi kedua menunjukkan bahwa pasien dengan pembatasan kalori menunjukkan tingkat kematian yang lebih rendah daripada pasien dengan asupan normal dengan rentang rasio risiko kematian yang luas (0,23 - 5,54). Sementara itu, tingkat kematian 30 hari setelah pengobatan tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan rasio risiko 0,79 - 3,00. Sebagai kesimpulan, pembatasan kalori tidak berdampak signifikan pada tingkat kematian pasien dengan penyakit kronis. Namun, secara statistik mengurangi tingkat kematian antara 60 dan 90 hari pasca pengobatan pada pasien dengan penyakit kritis yang menderita sindrom refeeding di ICU. Satu studi menemukan bahwa pembatasan kalori memiliki risiko infeksi saluran pernapasan yang lebih rendah, sementara studi lain tidak dapat menunjukkan dampaknya pada komplikasi infeksi dan non-infeksi. Nutrisi 20 kkal/jam dapat diberikan kepada pasien dengan penyakit kronis yang memiliki sindrom refeeding selama minimal dua hari. Pembatasan kalori pada pasien kritis dengan sindrom refeeding memiliki risiko luaran yang lebih rendah.
Kata Kunci: asupan normal, penyakit kritis, restriksi kalori, sindrom refeeding
Recommended Citation
Hapsari, Sukma and Pribadi, Rabbinu Rangga
(2025)
"Pemberian Asupan Kalori Terestriksi vs. Asupan Kalori Standar yang Berlanjut pada Pasien Penyakit Kritis dengan Refeeding Syndrome: Laporan Kasus Berbasis Bukti,"
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 12:
Iss.
2, Article 8.
DOI: 10.7454/jpdi.v12i2.1474
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol12/iss2/8