Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur Pasien dengan Lupus Eritematosus Sistemik

Authors

Gestana Andru, Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, JakartaFollow
Alvina Widhani, Divisi Alergi Imunologi Klinik, Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo, JakartaFollow
Rudi Putranto, Divisi Psikosomatik dan Paliatif, Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaFollow
Arif Mansjoer, Divisi Kardiologi, Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaFollow
Hamzah Shatri, Divisi Psikosomatik dan Paliatif, Kelompok Staf Medis Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, JakartaFollow

Abstract

Introduction. Sleep disturbances are often found among Systemic Lupus Erythematosus (SLE) patients. Poor sleep may cause low quality of life. Study about sleep quality among SLE patients and related factors in Indonesia is scarce. This study aimed to know factors related to poor sleep quality among SLE patients.

Methods. This cross-sectional study was conducted among SLE patients at Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta Indonesia. Sleep quality was assessed by Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), with global PSQI score >5 indicates poor sleep quality. Factors evaluated were symptoms of depression and anxiety by Hospital Anxiety Depression Scale (HADS), pain by Visual Analogue Scale (VAS), Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index 2000 (SLEDAI-2K), autonomic dysfunction by Low Frequency/High Frequency (LF/HF) ratio from Heart Rate Variability (HRV), and high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP) level. Bivariate analysis was done by Chi Square or Fisher’s test. Multivariate analysis was done by logistic regression, p value <0.05 was considered statistically significant.

Results. Total of 166 SLE patients were included. Mean age was 32.7 years old with the majority in age group of 21-30 years old and female. Poor sleep quality in SLE patients was found in 82.5% of subjects. Symptoms of depression were significantly associated with poor sleep quality in SLE patients, especially sleep efficiency. Anxiety was associated with subjective month- and week-long sleep quality, sleep disturbances, and sleep medication usage. Musculoskeletal component of the SLEDAI-2K was associated with month- and week-long sleep quality, sleep latency, and daytime dysfunction. Hematologic involvement was associated with daytime dysfunction, whereas mucocutaneous involvement was associated with sleep disturbances.

Conclusions. Symptoms of depression were significantly associated with poor sleep quality in SLE patients, especially sleep efficiency. Anxiety was associated with subjective month- and week-long sleep quality, sleep disturbances, and sleep medication usage.

Bahasa Abstract

Pendahuluan. Gangguan tidur sering dijumpai pada pasien lupus eritematosus sistemik (Systemic Lupus Erythematosus/SLE). Tidur yang buruk berdampak pada kualitas hidup yang rendah. Penelitian mengenai kualitas tidur pada pasien SLE serta faktor-faktor yang berhubungan di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas tidur yang buruk pada pasien SLE.

Metode. Penelitian ini merupakan studi potong lintang pada pasien SLE rawat jalan dewasa yang berobat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Kualitas tidur dinilai menggunakan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dengan nilai PSQI global >5 merupakan kualitas tidur yang buruk. Faktor-faktor yang dievaluasi adalah gejala depresi dan ansietas, skala nyeri, aktivitas penyakit, ketidakseimbangan otonom, dan parameter inflamasi dengan menggunakan Hospital Anxiety Depression Scale (HADS), Visual Analogue Scale (VAS), Systemic Lupus Erythematosus Disease Activity Index 2000 (SLEDAI-2K), rasio Low Frequency/High Frequency (LF/HF) dari Heart Rate Variability (HRV), dan kadar high sensitivity C-Reactive Protein (hs-CRP). Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, jika syarat tidak terpenuhi maka digunakan uji Fisher. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil dengan p<0,05 dinyatakan bermakna secara statistik.

Hasil. Terdapat 166 subjek pasien SLE yang disertakan dalam penelitian. Rerata usia subjek 32,7 (SB = 9,41) tahun dengan mayoritas berusia 21-30 tahun dan perempuan. Kualitas tidur buruk pada pasien SLE didapatkan pada 82,5% subjek. Gejala depresi berhubungan secara signifikan dengan kualitas tidur buruk pada pasien SLE, terutama efisiensi tidur. Gejala ansietas memiliki hubungan bermakna dengan kualitas tidur subjektif sebulan dan seminggu, gangguan tidur, serta penggunaan obat tidur. Komponen muskuloskeletal pada SLEDAI-2K berhubungan dengan kualitas tidur sebulan dan seminggu, latensi tidur, dan disfungsi siang hari. Keterlibatan hematologi berhubungan dengan disfungsi siang hari, sedangkan keterlibatan mukokutan berhubungan dengan gangguan tidur.

Kesimpulan. Gejala depresi berhubungan dengan kualitas tidur buruk pada pasien SLE, terutama efisiensi tidur. Gejala ansietas memiliki hubungan dengan kualitas tidur subjektif sebulan dan seminggu, gangguan tidur, serta penggunaan obat tidur.

Kata Kunci: Ansietas, depresi, kualitas tidur, lupus eritematosus sistemik

Recommended Citation

Andru, Gestana; Widhani, Alvina; Putranto, Rudi; Mansjoer, Arif; and Shatri, Hamzah (2024) "Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Tidur Pasien dengan Lupus Eritematosus Sistemik," Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 11: Iss. 2, Article 2.
DOI: 10.7454/jpdi.v11i2.1565
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol11/iss2/2