Abstract
Eosinophilic colitis is a very rare disease that can occur in the bimodal population (neonates and young adults) with a prevalence was 2.1/100,000 in overall population and 2.3/100,000 in adults. However, only about 0.1% of cases were diagnosed from biopsy results obtained during colonoscopy. The lack of precise histological criteria for the quantity of eosinophils in the colon mucosa creates a distinct challenge in diagnosing eosinophilic colitis. Eosinophilia in the gastrointestinal tract can be mediated by IgE and non-IgE, but non-IgE tends to be dominant in adults. This report discusses about a case of a 64-year-old male with bloody diarrhea that has been occur for two years. The anamnesis revealed symptoms suggestive of eosinophilic colitis, including complaints of diarrhea with abdominal pain and weight loss. Laboratory tests revealed an increase in peripheral eosinophil count and elevated levels of IgE. A positive skin prick test supported the presence of food allergen sensitization. The endoscopy revealed signs of ulcerative colitis, but the biopsy showed evidence of eosinophilic colitis. Initially, the patient was treated for ulcerative colitis but did not show improvement. Following treatment for eosinophilic colitis, the patient’s clinical status showed improvement. Since eosinophilic colitis can be chronic and recur, an accurate diagnosis and proper management are crucial for achieving complete remission.
Keywords: chronic diarrhea, eosinophilic colitis, food allergen sensitization, IgE, peripheral eosinophilia
Bahasa Abstract
Kolitis eosinofilik adalah penyakit yang sangat jarang yang dapat terjadi pada populasi bimodal, yakni pada neonatus dan dewasa muda dengan prevalensi secara keseluruhan adalah 2,1/100.000 populasi dan pada dewasa 2,3/100.000. Tetapi, yang terdiagnosis dari biopsi hasil kolonoskopi hanya sekitar 0,1%. Tidak adanya kriteria histologis yang pasti terhadap jumlah eosinofil di mukosa kolon membuat diagnosis kolitis eosinofil menjadi suatu tantangan. Eosinofilia pada saluran pencernaan dapat diperantarai oleh IgE dan non-IgE, dan pada dewasa dominan non-IgE. Laporan ini membahas mengenai kasus seorang laki-laki usia 64 tahun yang datang dengan keluhan diare bercampur darah selama dua tahun. Dari hasil anamnesis didapatkan gejala-gejala yang mengarah kepada kolitis eosinofilik seperti keluhan diare yang disertai nyeri perut dan penurunan berat badan. Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan eosinofil perifer dan peningkatan kadar IgE. Hasil skin prick test positif mendukung adanya sensitisasi alergen makanan. Dari hasil endoskopi didapatkan gambaran kolitis ulseratif, namun dari hasil biopsi mengarah gambaran kolitis eosinofilik. Pada awalnya pasien ini diterapi sebagai kolitis ulseratif namun keluhan tidak membaik. Setelah diberikan terapi sesuai dengan terapi pada kolitis eosinofilik, kondisi klinis pasien menunjukkan perbaikan. Kolitis eosinofilik cenderung menjadi kronis dan dapat kambuh kembali sehingga diperlukan diagnosis dan tata laksana yang tepat agar remisi komplit tercapai.
Kata Kunci: diare kronis, eosinofilia perifer, IgE, kolitis eosinofilik, sensitisasi alergen makanan
Recommended Citation
Zagoto, Agnes Dina Irene Dorithy; Mulya, Deshinta Putri; and Ratnasari, Neneng
(2023)
"Sensitisasi Alergen Makanan pada Pasien Kolitis Eosinofilik: Laporan Kasus,"
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia: Vol. 10:
Iss.
1, Article 3.
DOI: 10.7454/jpdi.v10i1.1425
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jpdi/vol10/iss1/3