•  
  •  
 

Jurnal Komunikasi Indonesia

Abstract

Tulisan ini akan membahas peran buzzer pada industri iklan. Tulisan ini memberikan argumen bahwa bukan kualitas barang yang menentukan banyaknya pembeli sebuah barang tetapi buzzer. Buzzer membentuk Word of Mouth(WoM) ke tengah khalayak, menciptakan mitos, dan dipercayai secara sadar atau tidak sadar. Melalui media baru, kemajuan industri dan teknologi menyebabkan khalayak mendapatkan pesan berantai semakin cepat dan mudah. Tidak heran jika lakunya sebuah produk bukan lagi ditentukan oleh kualitas, melainkan ditentukan oleh pembicaraan dari orang-ke-orang. Pada tahun 2006, gelang kesehatan bertajuk Power Balance (PB) menjadi salah satu aksesoris paling laku di Dunia. Atlit, selebriti, sampai politisi menggunakan gelang yang "dimitoskan" dapat membuat tubuh menjadi seimbang, fleksibel dan kuat. Peran atlit dan selebriti sebagai Buzzer turut serta membentuk rantai informasi dari mulut-ke-mulut. Khalayak kemudian percaya bahwa gelang itu memberikan khasiat. Namun, pada 2009 gelang PB melalui website aslinya menyatakan bahwa gelang tersebut tidak memiliki bukti ilmiah yang cukup untuk memberikan khasiat pada tubuh manusia. Gelombang magnetik yang dimilikinya hanya sedikit sehingga tidak memberikan efek berarti apapun kepada tubuh apalagi kesehatan manusia. Seketika, penjualannya menurun dan pabrikan PB dinyatakan bangkrut. Kita berada pada era di mana kebenaran ditentukan oleh buzzer. Alih-alih membeli barang berdasarkan kebutuhan dan kualitas, namun pola konsumsi khalayak sebenarnya telah ditentukan dan diarahkan. Dengan bantuan media dan teknologi komunikasi, buzzermembentuk buzz marketyang kemudian dilanggengkan dengan informasi dari mulut-ke-mulut WoM.

Share

COinS