•  
  •  
 

JURNAL KOMUNIKASI INDONESIA

Authors

Mirah Mahaswari

Abstract

mampu menjadi fasilitator gerakan sosial penanggulangan bencana di masyarakat. Secaraepistemologis, penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulandata berupa wawancara – terhadap para pegiat dan relawan Jalin Merapi, observasi, danstudi dokumen. Beragam kanal media baru yang digunakan Jalin Merapi pun diteliti untukmengetahui alur informasi yang terjadi, diantaranya: SMS Gateway, Yahoo Messenger Chat, Website, Twitter, Facebook, radio streaming, dan webcam streaming. Melalui pendekatan Covergence Theory (1981), penelitian ini juga menilik isu konvergensi media yang dihadirkan oleh Jalin Merapi, dimana beragam media baru tersebut mampu menjadi konektor antarindividu – pegiat organisasi, relawan, penyintas, donatur – yang terhubung oleh pertukaran informasi. Selain itu, sejalan dengan kerangka Social Action Model oleh Renckstorf (1989), tingginya motif sosial masyarakat setempat merupakan faktor penting dalam mewujudkan gerakan sosial via media baru oleh Jalin Merapi.

The research tries to potray that new media usage of Jalin Merapi can fasilitate a socialmovement for disaster management. The data is gathered by using qualitative method,such as: in-depth interview, observation, and reference study. Any new media channelswhich are used by Jalin Merapi also being research to find out how the flow information goes. Some of the channels are: SMS Gateway, Yahoo Messenger Chat, Website, Twitter, Facebook, radio streaming, and webcam streaming. Covergence Theory (1981) is applied to study the media convergence issue of the research, where those various new media channels could be the connector of the institution and netizen. Besides, considered a Social Action Model by Renckstorf (1989), the high social motive of the public is an ultimate factor to create a social movement via new media.

References

Abrar, Ana N. (2001). Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, h.47-48.Bennett, W. L. (2003). New media power: the internet and global activism. Diakses tanggal 9 Mei

2011 dari http://depts.washington.edu/ccce/assets/documents/pdf/newmediapower.pdf.Budhi Hermanto. (2010). "Sistem Informasi Komunitas Merespons Erupsi Gunung Merapi 2010". Makalah dipresentasikan dalam dalam

Seminar Sinergi Media, Perguruan Tinggi, dan Publik dalam Advokasi Bencana Alam.Jalin Merapi (2010). Tentang Jalin Merapi. Diakses tanggal 9 Mei 2011 dari http://merapi.combine.or.id/web/tentang-jalin-

merapi/?lang=id.Jenkins, H. (2006). Convergence culture: where old and new media collide. New York: New York University Press, h.2.McQuail, Denis & Windahl, S. (1993). Communication models for the study of mass

communication. London: Longman, h.143-144.Muzayin & Habibi (2011). Jurnalisme warga, radio publik, dan pemberitaan bencana. Yogyakarta: Penerbit Komunikasi UII.Maria Elena Figueroa, dkk. (2002). Communication for social

change: an integrated model for measuring the process and its outcomes. New York: The Rockefeller Foundation, h 10.Neuman, William L. (2000). Social researcch methods: qualitative and quantitative approaches, 4th edition.

Boston: Allyn & Bacon.Pace & Faules. (2005). Komunikasi organisasi: strategi meningkatkan kinerja perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya, h.33.Rianto, P. (2008). Metodologi riset komunikasi. Yogyakarta: BPPI dan PKMBP, h.

90.Yin, Robert K. (2003). Case study resesarch: design and methods, 3rd edition. California: Sage Publication, h. 1.

Share

COinS