•  
  •  
 

JURNAL KOMUNIKASI INDONESIA

Authors

Ranny Rastati

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai bagaimana peran media dalam membentuk identitas cosplayer dan bagaimana identitas cosplayer yang melakukan crossdress. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, menggunakan paradigma critical-constructionism, metode studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan observasi terlibat. Konsep yang digunakan adalah konsep budaya populer termasuk di dalamnya cosplay yang merupakan salah satu bentuk soft power Jepang untuk menyebarkan budayanya ke seluruh dunia. Selain itu dilihat juga bagaimana peran media dalam pembentukan identitas, konsep identitas, konsep anak muda, serta gender dalam pakaian dan fesyen. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, ditemukan bahwa identitas seorang cosplayer dipengaruhi oleh media, komunitas, dan sosok yang menjadi idola atau seseorang yang dikagumi.

This paper looks at the media’s role in shaping the identities of cosplayer and how their identity relates to crossdressing. This research is a qualititve research that employs critical-constructionism, case study for its method, and collects data from in-depth interviews, direct observation, and participant observation. The concept used is popular culture, that includes cosplay as a form of Japanese soft power for cultural dissemination. Aside from that, it is also studied how the media plays a role in shaping identities, concepts of identities, youth, and gender in relation to clothing and fashion. Based on the analysis, it is found that the identity of a cosplayer is influenced by the media, community, and rolemodels.

References

Andrianto, A. (2006). Media dan Konstruksi Identitas: Studi Etnografi terhadap peran media komunitas subkultur Slanker dalam membentuk identitas kelompok (Tesis). FISIP Universitas Indonesia, Jakarta.Barker, C. (2004). The sage

dictionary of cultural studies. London: Sage Publications.------------------. (2005). Cultural studies: teori dan praktik. Yogyakarta: Bentang.Beech, Hannah. (20 November 2008). Japan reaches out. TIME Magazine. Diakses tanggal 1

Juni 2012 dari http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,1860765,00.htmlBen Ari, Eyal, dkk. (1994). Unwrapping Japan. Hawaii: University of Hawaii Press.Bernard, M. (1996). Fashion sebagai komunikasi: cara

mengomunikasikan identitas sosial, seksual, kelas, dan gender. Bandung: Jalasutra.Bhasin, K. (2004). Memahami gender. Jakarta: Teplok Press.Bourdieu, P. (2010). Dominasi maskulin. Yogyakarta: Jalasutra.Bungin, B. (2003).

Analisis data penelitian kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo PersadaCraig, Timothy J. (2000). Japan pop!: Inside the world of Japanese popular culture. New York: M.E Sharpe.Connolly, W. (2002). Identity/difference: democratic

negotiations of political paradox. Minneapolis: University of Minnesota Press.Danesi, Marcel. (2010). Pesan, tanda, dan makna. Yogyakarta: Jalasutra.Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Kamus besar bahasa Indonesia: edisi

ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.Ditaputri, S. (2007). Identitas punk kawula muda (studi konsumsi teks terhadap peran media massa dalam mengkonstruksi identitas Punk) (Skripsi). FISIP Universitas Indonesia, Depok.Gathanti, Andini

Y. (2008). Penggunaan fashion sebagai cara mengkomunikasikan identitas sosial (studi terhadap remaja dalam komunitas cosplay Jakarta) (Skripsi). FISIP Universitas Indonesia, Depok.Gilhooly, Helen. (2006). World cultures: Japan.

London: Hodder Headline.Hamley, Katherine. (April 2001). Media Use in Identity Construction. Diakses tanggal 2 Juni 2012 dari http://www.aber.ac.uk/media/Students/klh9802.htmlHandayani, Christina S. (2010). Representasi

sosial: seksualitas, kesehatan, dan identitas (kumpulan penelitian psikologi). Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.Harajuku and the Meiji Jingu Street. (2010). Tokyo Essentials. Diakses tanggal 1 Juni 2012 dari

http://www.tokyoessentials.com/harajuku.htmlHeiner, R. (2006). Social problem: an introduction to critical constructionism. New York: Oxford University Press.Kellner, Douglass. (2010). Budaya media: cultural studies, identitas,

dan politik antara modern dan postmodern. Yogyakarta: Jalasutra.Kodansha LTD. (1983). Kodansha encyclopedia of Japan I. Jepang: Kodansha LTD.Kriyantono, Rachmat. (2009). Teknik praktis riset komunikasi. Jakarta:

Kencana.Japan appoints cartoon ambassador. (2012). NBC News. Diakses tanggal 2 Juni 2012 dari http://www.msnbc.msn.com/id/23716592Lull, James. (1998). Media komunikasi kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Share

COinS