•  
  •  
 

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an endemic disease in Indonesia, with a high potential for outbreaks, particularly in tropical and densely populated regions such as Lubuklinggau City. This study aimed to assess the outbreak potential of DHF in Lubuklinggau by analyzing the five-year trend of minimum and maximum case numbers (2019–2023) and comparing them with 2024 data using the epidemic threshold approach. A descriptive ecological study design was employed, with all primary health centers (puskesmas) in the city as units of analysis. Data sources included annual DHF surveillance reports from the District Health Office, field observations, demographic data from the Central Bureau of Statistics (BPS), and rainfall distribution maps from the South Sumatra Meteorological Agency (BMKG). The findings revealed a significant increase in DHF cases in 2024, with a total of 284 cases and a monthly average of 23.67, exceeding the epidemic threshold of 16.85. Outbreak conditions were identified in six months: April, May, July, August, November, and December. Exceptionally high rainfall in November 2024 is suspected to have contributed to the spike in cases observed in December. The highest number of cases occurred in the service area of the Citra Medika Health Center, which has the second-highest population density in the city. The main risk factors identified included inadequate mosquito breeding site control (PSN) practices and limited laboratory diagnostic capacity. These results underscore the need to strengthen active surveillance at the primary healthcare level, implement widespread public education on the 3M Plus strategy, enhance community participation in larval monitoring and vector control activities, and improve laboratory capacity to support early diagnosis and effective outbreak response.

Keywords : Dengue Hemorrhagic Fever, Outbreak, Surveillance, Lubuklinggau, Ecological Study

References

  1. Kementerian Kesehatan. Laporan Tahunan 2022 Demam Berdarah Dengue. 2022.
  2. World Health Organization (WHO). Ten Threats to Global Health in 2019. 2019.
  3. Bhatt S, Gething PW, Brady OJ, Messina JP, Farlow AW, Moyes CL, et al. The Global Distribution and Burden of Dengue. Nature. 2013 Apr 25;496(7446):504–7.
  4. Taufik A, Hasibuan PA, Putri FD, Wulandari A, Tunggal Mutika W, Lisa M. Case Series : Angka Kematian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Jenis Kelamin di Jawa Barat. Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal. 2024 Dec 31;15(2):124–33.
  5. Maan V, Guha S, Sapra H, Chauhan L. Ocular and adnexal manifestations post dengue hemorrhagic fever. Indian J Ophthalmol. 2024 Oct 1;72(10):1495–500.
  6. Kesehatan KR. Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025. 2021.
  7. Hung TM, Shepard DS, Bettis AA, Nguyen HA, McBride A, Clapham HE, et al. Productivity costs from a dengue episode in Asia: A systematic literature review. BMC Infect Dis. 2020 Jun 3;20(1):1–18.
  8. Harapan, Alice M, Yohan B, Pei-Yun Shu, Mudatsir, Sasmono RT, et al. Dengue viruses circulating in Indonesia: A systematic review and phylogenetic analysis of data from five decades. 2019;29(4).
  9. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta; 2021.
  10. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021. Jakarta; 2022.
  11. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta; 2023.
  12. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2023. Jakarta; 2024.
  13. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta; 2020.
  14. Kementerian Kesehatan. Profil Kesehatan Indonesia 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.
  15. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun [Internet]. 2022. Available from: www.dinkes.sumselprov.go.id.
  16. World Health Organization (WHO). Ending the neglect to attain the Sustainable Development Goals A road map for neglected tropical diseases 2021-2030 [Internet]. Geneva; 2020. Available from: http://apps.who.int/bookorders.
  17. Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau. Data RDT(Rapid Diagnostic Test) DBD Tahunan Kota Lubuklinggau . Lubuklinggau; 2024.
  18. Dinas Kesehatan Kota Lubuklinggau. Data RDT Kasus DBD di Kota Lubuklinggau. Lubuklinggau; 2024.
  19. Antara News. Kota Lubuklinggau berstatus Kejadian Luar Biasa DBD. 2016 [cited 2025 Jun 21]; Available from: https://sumsel.antaranews.com/berita/300683/kota-lubuklingau-berstatus-kejadian-luar-biasa-dbd
  20. Chandra E. Pengaruh Faktor Iklim,Kepadatan Penduduk dan Angka Bebas Jentik (ABJ) Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Jambi. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan [Internet]. 2019 [cited 2025 Jun 14];1(1). Available from: https://doi.org/10.22437/jpb.v21i1.5101
  21. Tesalonika B, Kaunang WPJ, Langi FLFG. Hubungan Antara Curah Hujan, Suhu Udara, dan Kelembaban Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Manado Tahun 2015-2020. Jurnal KESMAS. 2021;10(5).
  22. Yushananta P, Setiawan A, Tugiyono. Variasi Iklim dan Dinamika Kasus DBD di Indonesia: Systematic Review. Jurnal Kesehatan. 2020;11:175–321.
  23. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Kementerian Kesehatan; 2017.
  24. Yuniar VT, Raharjo M, Martini. Maya Indeks (MA) dan Perilaku dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Lubuklinggau. Jurnal Mitra Raflesia. 2024;16(2).
  25. Aprilia N, Misnaniarti M, Novrikasari N, Wibowo WDA. Evaluasi Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue Model Cipp. Jurnal Keperawatan Silampari. 2023 May 30;6(2):1701–16.
  26. Gifari MA, Rusmartini T,, Astuti RDI. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku Gerakan 3M Plus dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti. In: Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH). Bandung; 2017. p. 84–90.
  27. Ayuningtyas A. Analisis Hubungan Kepadatan Penduduk dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal [Internet]. 2023;13(2). Available from: http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM
  28. Handoyo W, Hestiningsih R, Martini. Hubungan Sosiodemografi dan Lingkungan Fisik dengan Kejadian Demam Berdarah Dengeu (DBD) Pada Masyarakat Pesisir Pantai Kota Tarakan. Jurnal Kesehatan Masyarakat [Internet]. 2015;3(3):2356–3346. Available from: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
  29. Masrizal, Sari NP. Analisis Kasus Dbd Berdasarkan Unsur Iklim Dan Kepadatan Penduduk Melalui Pendekatan Gis Di Tanah Datar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas. 2016;10(2):166–71.
  30. Amelinda YS, Wulandari RA, Asyary A. The effects of climate factors, population density, and vector density on the incidence of dengue hemorrhagic fever in South Jakarta Administrative City 2016-2020: an ecological study. Acta Biomedica. 2022 Dec 16;93(6).
  31. Anker M, Yuzo A. Male-female differences in the number of reported incident dengue fever cases in six Asian countries. Western Pacific Surveillance and Response. 2011 Jul 5;2(2):17–23.
  32. Kesetyaningsih TW, Fajrini Amir S, Desty YR. Commuting Mobility as Risk Factor for Dengue Hemorrhagic Fever in Sleman Regency, Yogyakarta, Indonesia. Public Health Journal. 2020;14(2):58–63.
  33. Badan Meteorologi K dan G (BMKG). Buletin Iklim Sumatera Selatan Tahun 2024. Palembang; 2024.
  34. Nissa A. Korelasi Antara Faktor Curah Hujan Dengan Kejadian Dbd Tahun 2010-2014 Di Kabupaten Karanganyar. Jurnal IKESMA. 2018;14(01).
  35. Alfalakh AR. Pengaruh Faktor Perilaku 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Indonesia: A Meta Analysis. Media Gizi Kesmas. 2023 Jun 28;12(1):494–502.
  36. WHO. Laboratory testing for dengue virus. 2025 Apr.
  37. Mils B, Febrianti T. Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta Barat. Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat. 2024;13.
  38. Astrada E, Wandra T, Lina Tarigan F, Ginting D, Siregar L, Tua Siagian M, et al. Determinan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kenali Besar dan Puskesmas Rawasari Kota Jambi Tahun 2022. Jurnal Ners [Internet]. 2023;7(2):932–51. Available from: http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
  39. Renita S, Muchtar F. Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Terhadap Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Wua-Wua Kota Kendari. Jurnal Kesehatan Lingkungan UnivHalu Oleo. 2025;5(4).
  40. Susilowati I, Cahyati WH. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD): Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Wonokarto Article Info. IJPHN [Internet]. 2021;1(2):244–54. Available from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/IJPHN

Bahasa Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit endemis di Indonesia dengan potensi Kejadian Luar Biasa (KLB) yang tinggi, terutama di wilayah beriklim tropis dan berpenduduk padat seperti Kota Lubuklinggau. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi KLB DBD di Kota Lubuklinggau berdasarkan tren pola minimum maksimum kasus lima tahun terakhir (2019–2023) dan menggunakan ambang batas Epidemic Threshold. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi ekologi deskriptif dengan unit analisis seluruh puskesmas di Kota Lubuklinggau. Data diperoleh dari laporan tahunan DBD Dinas Kesehatan, hasil observasi lapangan, data kependudukan dari BPS, dan peta distribusi curah hujan BMKG Sumatera Selatan. Hasil menunjukkan terdapat peningkatan signifikan kasus DBD pada tahun 2024, dengan total 284 kasus dan rata-rata bulanan mencapai 23,67, melebihi ambang epidemi (epidemic threshold) sebesar 16,85. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2024 telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD di Kota Lubuklinggau, yang ditandai dengan lonjakan kasus DBD pada enam bulan yang melebihi Epidemic Threshold bulanan yaitu pada bulan April, Mei, Juli, Agustus, November, dan Desember. Curah hujan yang sangat tinggi dan di atas normal pada November 2024 diduga menjadi salah satu faktor pemicu lonjakan kasus pada Desember 2024. Selain itu, kasus tertinggi ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Citra Medika yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi ke-2 di kota Lubuklinggau. Faktor risiko utama yang ditemukan ialah rendahnya praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di masyarakat dan rendahnya pemeriksaan laboratorium DBD. Oleh karena itu, diperlukan penguatan surveilans aktif di tingkat puskesmas, edukasi yang masif tentang PSN 3M Plus, pelibatan masyarakat dalam kegiatan pemantauan jentik, dan peningkatan kapasitas laboratorium.

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue, KLB, Surveilans, Lubuklinggau, Studi Ekologi

Included in

Epidemiology Commons

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.