Abstract
Stunting is still a nutritional problem and remains a major public health issue. Especially in Indonesia, the prevalence of stunting among children under two years old (toddlers) remains high, at 18.50%. The annual average rate of reduction of stunting among toddlers has been relatively slow for over the past 10 years. Therefore, optimizing stunting interventions-particularly during the first 1000 days of life is essential, including through antenatal care (ANC). This study aims to analyze the relationship between the quality of antenatal care and the incidence of stunting among children aged 6-23 months-old in Indonesia, after being controlled by the other variables, such are; sociodemographic factors, pregnancy’s health, and child’s health. This is a cross-sectional study, in which both of the exposures and the outcome were being measured at the same point of time. The data used are from the Indonesia Health Survey in 2023. There are 18.898 weighted-children aged 6-23 months-old and fulfilled the inclusion criteria. The analysis of association was conducted by cox-regression while the time-dependent methods and backward elimination were performed to control the covariate factors. Findings: Children aged 6-23 months-old in Indonesia, whose mothers receive low quality of antenatal care have a 1.23 times higher risk (aPR=1.23, 95%CI: 1.11-1.36, p-value = 0.000) of experiencing stunting, after controlling for the other covariate variables. Receiving at least four antenatal care (ANC) visits and accessing 10 cares can reduce the risk of stunting among children aged 6-23 months old in Indonesia.
Keywords : Antenatal Care, ANC, Stunting, Toddlers, The Quality of ANC
References
- World Health Organization. Stunting In A Nutshell. World Health Organization. 2015.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Kader Pintar Cegah Stunting. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2021.
- Samsudin, Agusanty SF, Desmawati, Kurniatin LF, Bahriyah F, Wati I, Et Al. Stunting. 1st Ed. Sabilu YP, Rosyanti LD, Nasruddin NID, Editors. Vol. 1. Kendari: Eureka Media Aksara; 2023. 15–34 P.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Riskesdas 2018 Nasional. Jakarta; 2019. 554–562 P.
- Liza Munira S, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan K. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022. Jakarta; 2023 Feb.
- Indonesia KKR. Laporan Survei Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Jakarta; 2023.
- Kementerian Desam Pembangunan Daerah Tertinggal Dan T. Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting [Internet]. 2017 [Cited 2024 Sep 28]. Available From: Https://Siha.Kemkes.Go.Id/Portal/Files_Upload/Buku_Saku_Stunting_Desa.Pdf
- Migang YW, Rarome MJ, Heriteluna M, Dawam M. Intervention Of Specific Nutrition And Sensitive Nutrition With Nutritional Status Of Under Two-Year Infants In Family Planning Village As Efforts To Face The Demographic Bonus. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2020 Jul 27;16(1):101–10.
- Fatimah S, Ariani M, Mahmudah Atul. Lingkar Kepala Sebagai Indikator Penting Dalam Kejadian Stunting: Studi Di Puskesmas Pekauman, Banjarmasin. Nursing Science Journal (NSJ). 2024 Dec 2;5(2):2722–5054.
- Sadikin BG. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK. 01.07/MENKES/1928/2022. Jakarta; 2022 Nov.
- Ummah K, Ningtyias FW, Ratnawati LY. The Correlation Of Antenatal Care And Nutrition Parenting With Stunting Incidence In Toddlers Age 24-59 Months. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal Of Nutrition And Dietetics) [Internet]. 2025 Apr 1;13(2):88. Available From: Https://Ejournal.Almaata.Ac.Id/Index.Php/IJND/Article/View/3354
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2013. 1st Ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. 253 P.
- Cendana P, Kim SY. Maternal Factors And Breastfeeding Practices Associated With Stunting Among Indonesian Children Aged 6 To 23 Months. Asia Pac J Public Health. 2025;402–10.
- World Health Organization. Infant And Young Child Feeding [Internet]. 2023 [Cited 2025 Jun 18]. Available From: Https://Www.Who.Int/News-Room/Fact-Sheets/Detail/Infant-And-Young-Child-Feeding
- World Health Organization. Mpasi Who. 2023.
- Holton TA, Vijayakumar V, Dallas DC, Guerrero A, Borghese RA, Lebrilla CB, Et Al. Following The Digestion Of Milk Proteins From Mother To Baby. J Proteome Res. 2014 Dec 5;13(12):5777–83.
- Kusuma H. Frekuensi Dan Komponen Antenatal Care Pada Ibu Dengan Tinggi Badan Pendek Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan Di Indonesia (Studi Analisis IFLS 5). 2019;
- Danubrata S, Garianto E, Jauhar T, Yatmasari E. Hubungan Antara Ukuran Lila Ibu Saat Hamil Trimeseter Ketiga Dengan Kejadian Stunting Anak Usia Dibawah Dua Tahun Di Puskesmas Pitu. Surabaya Biomedical Journal. 2023 Jan 31;2(2):79–85.
- Rohmawati N, Agusfar AZ, Amelia D, Restianingrum M, Damayanti R, Mudjiati I, Et Al. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. 3rd Ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
- Danubrata S, Garianto E, Jauhar T, Yatmasari E. Hubungan Antara Ukuran Lila Ibu Saat Hamil Trimeseter Ketiga Dengan Kejadian Stunting Anak Usia Dibawah Dua Tahun Di Puskesmas Pitu. Surabaya Biomedical Journal. 2023 Jan 31;2(2):79–85.
- Rohmawati N, Agusfar Az, Amelia D, Restianingrum M, Damayanti R, Mudjiati I, Et Al. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. 3rd Ed. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
Bahasa Abstract
Masalah gizi stunting masih menjadi isu kesehatan masyarakat yang utama. Prevalensi stunting di Indonesia khususnya, pada bayi di bawah dua tahun (baduta) masih tergolong tinggi yakni 18.50%. Angka laju penurunan stunting pada baduta cenderung lamban dalam periode 10 tahun terakhir. Diperlukannya optimalisasi intervensi stunting terutama pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) salah satunya, melalui pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Studi ini akan menganalisis hubungan antara kualitas pemeriksaan kehamilan terhadap kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah di kontrol oleh variabel lainnya pada ibu yakni; faktor sosiodemografis, kesehatan kehamilan dan kesehatan anak. Studi ini berdesain cross-sectional, dimana faktor paparan dan outcome diukur pada satu wakti. Data yang digunakan adalah data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Mengikutsertakan sebanyak 18.898 anak terakhir berusia 6-23 bulan yang sesuai kriteria inklusi. Analisis hubungan menggunakan cox-regression sedangkan, pada pengontrolan hubungan variabel menggunakan metode time-dependent dan backward-elimination. Anak berusia 6-23 bulan di Indoensia yang ibunya tidak melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai rekomendaasi (ANC minimal ³4 kali dan menerima pelayanan 10T) berisiko 1.23 kali (aPR=1.23, 95%CI: 1,11-1.36, p-value = 0.000) mengalami stunting setelah di kontrol oleh variabel kovariat lainnya. Kesimpulan: Ibu yang melakukan ANC minimal 4 kali dan menerima pelayanan 10T dapat menurunkan risiko stunting pada baduta di Indonesia.
Kata Kunci : Pemeriksaan Kehamilan, ANC, Stunting, Baduta, Kualitas ANC
Recommended Citation
Audila, Hanna; Helda, Helda; and Ronoatmodjo, Sudarto
(2025)
"Hubungan Kualitas Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-23 Bulan di Indonesia (Analisis SKI 2023),"
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia: Vol. 9:
Iss.
2, Article 5.
DOI: 10.7454/epidkes.v9i2.1147
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/epidkes/vol9/iss2/5
Included in
Epidemiology Commons, International and Community Nutrition Commons, Maternal and Child Health Commons