•  
  •  
 

Abstract

KLB malaria selama periode 1998-2003 telah menyerang 15 propinsi yang meliputi 84 desa endemis dengan jumlah penderita 27.000 dengan kematian 368. Hewan besar seperti sapi, kerbau dan kuda adalah merupakan cattle barrier malaria. Hewan tersebut perlu diteliti agar dapat diketahui jenis hewan dan tempat hidup hewan (kandang) terhadap kejadian malaria. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian malaria di pedesaan. Jenis penelitian adalah non-intervensi, merupakan analisis lanjut data sekunder yaitu “Riset Kesehatan Dasar 2007”. Subyek yang dianalisis sebanyak 618.593 yang bertempat tinggal di perdesaan. Analisis dilakukan dengan metoda multivariat menggunakan regresi logistik. Ternak dibagi menjadi empat kategori, yaitu unggas (ayam, burung, dan bebek/itik), ternak besar (sapi, kuda, dan kerbau), ternak sedang (babi, domba,dan kambing), dan ternak kecil (kucing, anjing, dan kelinci). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria adalah kepemilikan ‘ternak sedang’ (kambing, babi, dan domba), dengan OR = 0,52 (0,50-0,54). Faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria adalah tidak adanya ‘ternak sedang, yaitu kambing, babi, dan domba.

Malaria outbreak in the period of 1998-2003 was occurred in 15 province including 84 endemic villages with number of cases of 27 000 and deaths of 368. Big cattles such as cow, horse and buffalo have been known as cattle barrier for malaria, while others have not been investigated yet. The objective of this research was to know the dominant factor related to cattle which influenced malaria in village area. The secondary data from ‘Riset Kesehatan Dasar 2007” had been used in this research with total population of 618593 who lived in village area and was analyzed using logistic regression test. Cattle as independent variable was divided into four categories, they were poultry (chicken, bird, and duck), big cattle (cow, horse and buffalo), medium cattle (pig, sheep, and goat), and small cattle (cat, dog, and rabbit). The most dominant factor for protection of malaria was medium cattle (pig, sheep, and, goat) as protective with Odds Ratio of 0.52 (0.50-0.54). The other cattle had Odds Ratios less than 2, although they had p value < 0.05. The medium cattle was the dominant factor influenced malaria in village area, while others did not have effect.

References

  1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan survei dinamika penularan malaria. Jakarta: Sub-Direktorat Malaria, Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan; 2003.
  2. Susanna D. Dinamika penularan malaria di ekosistem persawahan, perbukitan dan pantai (Studi di Kabupaten Jepara, Purworejo, dan Kota Batam) [disertasi]. Depok: Program Pasca Sarjana FKM UI; 2005.
  3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Modul Pelatihan 9, penatalaksanaan kasus malaria untuk paramedis Pustu/Polindes Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia;1999.
  4. Hoedoyo. Bionomics of anopheles barbirostris van der wulp on several areas in Indonesia. The 18th Annual Scientific Seminar of the Malaysia Society of Parasitology and Tropical Medicine in Penang, Malaysia. 1982.
  5. Sukowati S, Andris H, Sondackh J, Shinta. Penelitian spesies sibling nyamuk anopheles barbirostris van der wulp di Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2005; 4 (1).
  6. Munif A, Rusmiarto S, Aryati Y, Andris H, & Stoops CA. Confirmation anopheles vagus as vector implicated malaria outbreak in Sukabumi district, Indonesia. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2008: 7 (1).
  7. Kandun N. Kebijakan nasional penyakit yang ditularkan nyamuk. Materi Simposium dan Seminar Nasional, Asosiasi Pengendalian Nyamuk Nasional, Makassar, 23-24 Agustus 2008.
  8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dasar-dasar epidemiologi dan epidemiologi malaria. Jakarta: Direktorat Jendral P2MPLP Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 1999.

Share

COinS