•  
  •  
 

Abstract

Cakupan pelayanan kebidanan program Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2006 yang belum mencapai target mengindikasikan kinerja bidan di desa dalam pelayanan kebidanan program JPKMM masih rendah. Penelitian ini bertujuan mengetahui kinerja bidan desa dan faktor-faktor yang berhubungan. Kinerja bidan desa diukur dengan melihat cakupan pelayanan kebidanan program JPKMM meliputi cakupan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali dan cakupan pertolongan persalinan. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan populasi seluruh bidan desa yang bertugas di Kabupaten Aceh Selatan tahun 2007. Sampel adalah bidan desa yang sudah bertugas minimal setahun yang berjumlah 104 orang. Disimpulkan bahwa sebagian besar kinerja bidan desa masih rendah (56%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa adalah: tidak adanya pesaing, adanya pembinaan, pengetahuan dan motivasi. Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kinerja bidan desa adalah umur, status pernikahan, status kepegawaian (PNS/PTT), domisili, jumlah desa, sikap, imbalan, kemampuan dan pendidikan. Disarankan kepada Dinas Kesehatan untuk memberikan pembinaan yang lebih intensif kepada bidan desa dan memberikan penghargaan untuk meningkatkan motivasinya. Disarankan kepada bidan di desa untuk terus-menerus melakukan peningkatan pelayanan kepada pasien dan selalu menerapkan prinsip 3S (salam, senyum dan sopan) serta proaktif mendatangi pasien ke rumahnya untuk memberikan pelayanan kebidanan ataupun memelihara hubungan sosial yang baik.

This research aimed to find out the performance of village midwife and its determinant factors. The performance of midwifery service within the Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) program was measured by the coverage of antenatal care and coverage of trained birth attendance. The design of this study is cross sectional and data was analyzed using univariate, bivarite, and multivariate logistic regression. The population was all village midwives (137 persons) in Aceh Selatan District in the year 2007. The sample was village midwife who has at least one year work experience in a certain village and it consists of 104 persons. The result shows that the performance of village midwife is still low (56%). Multivariate logistic regression analysis confirmed that the dominant factor related to good performance were no competitor, good supervision, knowledge and motivation. Factors which not associated with performance were age, marital status, employee status, domicile, number of village to be covered, attitude, reward, and education. We recommend that the District Health Office must supervise intensively and giving more reward to improve work motivation. The village midwife should improve their quality of services and implement the 3S principle ( salam, senyum and sopan) and conducting home visit to provide maternal health services and to maintain good social relationship with the community.

References

  1. Departemen Kesehatan RI. Profil kesehatan RI. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2002.
  2. Departemen Kesehatan RI. Perencanaan strategis nasional making pregnancy safer (MPS) di Indonesia 2001 – 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2001.
  3. Departemen Kesehatan RI. Keputusan menkes RI no: 1212/MENKES/SK/IX/2002 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2002.
  4. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Profil dinas kesehatan kabupaten Aceh Selatan. Tapaktuan: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan; 2005.
  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan. Laporan pelaksanaan kegiatan dan keuangan program JPKMM. Tapaktuan: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan; 2006.
  6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2006.
  7. Gibson. Organisasi, perilaku, struktur dan proses. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga; 1997.
  8. Pippo. Analisis faktor internal dan faktor eksternal yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa sebagai PTT [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2000.
  9. Suganda. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kineja bidan di desa di Kabupaten Tasikmalaya tahun 1997 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 1997.
  10. Umar. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal (ANC) berdasarkan standar pelayanan kebidanan di Kabupaten Batang Hari Propinsi Jambi tahun 2007 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2007.
  11. Rumisis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kinerja bidan di desa di Kabupaten Indra Giri Hilir Riau tahun 2002 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2002.
  12. Maimunah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja pelayanan kesehatan ibu hamil (ANC) oleh bidan di desa di Kabupaten Aceh Besar tahun 1999 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 1999.
  13. Fajriana. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan dalam pertolongan persalinan di Kabupaten Aceh Tengah tahun 2000 [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2000.
  14. Rosidin. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan di desa di Kabupaten Karawang [tesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2001.
  15. Muhardi. Strategi operasi untuk keunggulan bersaing. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2008.

Included in

Health Policy Commons

Share

COinS