•  
  •  
 

Abstract

Penyalahgunaan ulang opiat merupakan penyakit kronik yang berkali-kali muncul. Angka kambuh (relapse) pecandu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) secara umum tidak jauh berbeda dengan angka relapse pecandu opiat. Tujuan penelitian ini mengetahui berbagai faktor saja yang berhubungan dengan kejadian relapse opiat di RSKO Jakarta tahun 2003-2005. Penelitian dengan disain kasus control ini dilakukan terhadap data sekunder rekam medik. Variabel yang diteliti meliputi faktor individu (jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan umur, status perkawinan, status pekerjaan, dan status infeksi hepatitis) serta faktor zat (pola penggunaan, lama pakai, cara pakai, frekuensi pakai, dan kadar zat). Sampel studi terdiri dari 72 kasus dan 84 kontrol, Kasus adalah pasien ketergantungan opiat yang berkunjung berturut-turut 6 bulan tanpa menggunakan opiat dan kembali berkunjung dengan keluhan kembali menyalahgunakan opiat. Kontrol adalah pasien ketergantungan opiat yang berkunjung berturut-turut 6 bulan tanpa menggunakaan opiat dan tetap berkunjung tanpa keluhan menyalahgunakan opiat. Penelitian ini menggunakan metoda analisis multivariat logistik regresi ganda. Variabel berhubungan dengan relapse opiat adalah tingkat pendidikan, status perkawinan, status hepatitis, lama pakai, dan cara pakai. Variabel yang paling dominan adalah status hepatitis, penderita hepatitis berisiko relapse lebih besar daripada bukan penderita hepatitis.

Drug abuse is a chronic condition that can relapse several times. Generally the relapse rates of narcotic, psychotropic and other additive material are not differed from that of opiate. The objective of this study is to know factors related to the occurrence of opiate relapse in Jakarta Drug Abuse Hospital in 2003-2005. The study design used in this study is case control design using medical record as secondary source of data. The study variables include individual variables (sex, education eve, age, marital status, job, and status of hepatitis), the drug factors including pattern of abuse, duration, method, frequency, and dose. The sample consists of 72 cases and 84 control. The cases are opiate abuse patient who visited the Jakarta Drug Abuse for 6 months without relapse and revisited with opiate relapse. The controls are opiate abuse patient who visited the Jakarta Drug Abuse for 6 months without relapse and still not relapse in the next visit. The analysis method used in this study is multiple logistic regression method. Variables related to opiate relapse include education, marriage status, hepatitis status, method and duration of abuse.

References

  1. Redaksi, Pengobatan Secara Medik Terhadap Pecandu Narkoba Sering Gagal, diakses Sabtu, 05 Februari 2005 15:30 WIB, http:// www.mediaindo.co.id.
  2. Sukmawati, Yuniar (2002), Gender dan Risiko Terkendalinya Gejala Putus Opiat Pada Pasien Ketergantungan Opiat, Tesis, UI, Depok.
  3. Hawari, Dadang, (2003), Penyalahgunaan dan Ketergantungan Napza, FKUI, Gaya Baru,Jakarta.
  4. Fahmi ZM., Belum Ditemukan Upaya Penanggulangan Napza, diakses Selasa, 15 Nopember 2005 : 21.36 WIB, http://www.yakita.or.id.
  5. Ashadi, Toni, Terapi Penderita Ketergantungan Narkotika Opiat, diakses Maret 2006; http://www.suarapembaruan.com.
  6. Mustofa, A.S, Drs., (2002), Problem Narkotika-Pskitropika dan HIV-AIDS Sebuh Tantangan Bagi Generasi Penerus Bangsa dan Penanggulangannya Ditinjau Dari Sudut Pandang Al-Qur’an dan As-Sunnah, Penerbit Zikrul Hakim, Jakarta.
  7. Hawari, Dadang, (1999), Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir (Sistem Terpadu) Pasien Napza, Metode Prof. Dadang Hawari, Edisi III, UI Press, Jakarta.
  8. Setiawan, Tini, (2005), Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Risiko Penyalahgunaan Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif) Dikalangan Siswa Tingkat SMA Negeri/MAN di Kota Bogor, Tesis, UI, Depok.
  9. Raharni, 2002, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan Napza di Kalangan Siswa SMU Negeri Kota Bekasi Tahun 2002, Tesis, UI, Depok.
  10. Depkes, (2004), Ketrampilan Interpersonal Dalam Pendidikan Napza, Materi Pelatihan, 22-23 Juni, Ciloto.
  11. Kurniadi, Hartati, (2002) Pengobatan/Perawatan Pasien Ketergantungan Napza Pasca Detoksifikasi, Cermin Dunia Kedokteran, No. 135, Banten.
  12. Sarwono, S. W., (2002), Psikologi Remaja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Share

COinS