•  
  •  
 

Abstract

Di Indonesia, Angka Kematian Bayi (AKB) masih yang tertinggi di negara-negara ASEAN. Penyebab utama kematian anak balita tersebut adalah penyakit infeksi saluran nafas dan diare yang dapat dicegah antara lain dengan pemberian ASI secara benar dan tepat. Pada periode 2002-2003, sekitar 95,9% balita sudah mendapat ASI, tetapi hanya 38,7 % balita mendapat ASI pertama satu jam setelah lahir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama setelah melahirkan. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder SDKI 2002-2003 dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 6.018 terdiri dari ibu yang memiliki anak berusia 0 – 24 bulan terakhir yang masih hidup dan dilahirkan tanpa operasi dan mendapat ASI. Analisis data dilakukan dengan model regresi logistik multivariat. Ditemukan proporsi pemberian ASI satu jam pertama setelah melahirkan adalah 38,3%. Faktor dominan yang berhubungan dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama adalah tenaga periksa hamil. Faktor lain adalah daerah tempat tinggal, kehamilan diinginkan, tenaga periksa hamil, penolong persalinan, akses terhadap radio, dan berat lahir. Terdapat interaksi antara daerah dengan tenaga periksa, kehamilan diinginkan dengan tenaga periksa, dan berat lahir dengan penolong persalinan. Perlu upaya meningkatkan pengetahuan dan motivasi petugas kesehatan mengenai pentingnya ASI segera dan ASI eksklusif, upaya peningkatan pengetahuan ibu dan calon ibu mengenai tata laksana pemberian ASI yang benar serta program keluarga berencana.

Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is still the highest among the other ASEAN countries. The major cause for infant and children mortality is infections, especially the upper respiratory tracts infection and diarrhea. The prevention efforts for reducing the infections are a good nutrition management for infant and children such as adequate and appropriate breastfeeding. A good start for breastfeeding is about 30 minutes after delivery. The Indonesia DHS 2002-2003 showed that 95.5% children under five have already have breast-milk, but only 38.7% of them are having the first breast-milk within one hour after delivery. The Objective of this study is to know the factors related to the breastfeeding given within one hour after delivery. The study uses secondary source of data of the Indonesia DHS 2002-2003 with a cross-sectional design. The number of sample is 6.018, which are mothers who have the latest life child aged 0 to 24 months and still having breastfed and delivered without surgery. Data are analyzed using the application multivariate logistic regression. The study has found that the proportion of breastfeeding given within one hour after delivery as high as 38.28%. The dominant factor related to the breastfeeding given within one hour after delivery is the antenatal care provider. Other factor are: the residential location, wanted pregnancy, the antenatal care provider, birth attendance, accessibility on radio, and newborn’s weight. There is an interaction between residential location and the antenatal care provider, wanted pregnancy and the antenatal care provider, and newborn’s weight and the birth attendance. There is a need to make an effort on: increasing the knowledge and motivation for the health provider about the importance of the immediate administration of breastfeeding to the newborn and the exclusive breastfeeding. The efforts should be supported by government policy.

References

  1. Badan Pusat Statistik, BKKBN, Departemen Kesehatan (2004). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003. Jakarta.
  2. The World Factbook (2003). Infant mortality rate, http ://www.cia.gov/publication/factbook, diakses Februari 2005.
  3. Departemen Kesehatan. Laporan studi mortalitas 2001: pola penyakit penyebab kematian di Indonesia. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI; 2002
  4. Moehji, Sjahmien. Pemeliharaan gizi bayi dan balita. Jakarta: Bhratara Karya Aksara; 1988.
  5. Lawrence, R. Breastfeeding a guide for the medical profession, 5th Ed, Mosby-Inc, USA; 1994.
  6. Whorthington-Roberts, B.S., et al. Nutrition in pregnancy and lactation, 5th Ed, Mosby-Inc, USA; 1993.
  7. Departemen Kesehatan. Manajemen laktasi, buku pegangan bagi petugas kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan RI; 2002.
  8. Fikawati, Sandra& Syafiq, Ahmad. Hubungan antara menyusui segera (immediate breastfeeding) dan pemberian ASI eksklusif sampai dengan empat bulan. Jurnal Kedokteran Trisakti. Mei – Agustus; 22 (2); 2003.
  9. Irawati, Anies dkk. Pola inisiasi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keterlambatan inisiasi ASI di Indonesia, Journal Of Indonesian Nutrition Association, Jakarta; 1996.
  10. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 1998.
  11. Roesli, Utami. Mengenal ASI eksklusif, Jakarta: Trubus Agriwidya; 2000
  12. Simandjuntak, Dahlia. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pem berian makanan pendamping ASI dini pada bayi di Kecamatan Pasar Rebo, Kotamadya Jakarta Timur Tahun 2001. [Tesis]. Jakarta: Program Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2002.
  13. Wiryo, Hananto. Dampak pemberian pisang (musa paradisiaca) terhadap timbulnya penyumbatan saluran pencernaan neonatus, Majalah Kedokteran Indonesia, 48 (9), September 2004; 1998.
  14. Suradi, Rulina . Peranan lingkungan untuk menunjang keberhasilan laktasi, dalam Perinasia (editor) bungai rampai menyusui dan rawat gabung. Jakarta: Perkumpulan Perinatologi Indonesia; 1986.
  15. Soysa, Priyani E. Keuntungan-Keuntungan menyusui dari sudut pandang negara sedang berkembang dalam PERDHAKI (alih bahasa) breastfeeding and health. Jakarta: Departemen Kesehatan/Direktorat Bina Gizi Masyarakat UNICEF dan PERDHAKI; 1981.
  16. Ahmad. Penggunaan radio siaran sebagai media pendidikan kesehatan oleh institusi kesehatan di Kabupaten Dati II Lebak Tahun 1996/1997. [Skripsi]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 1998
  17. Tjandrarini, Dwi Hapsari dkk. Telaah faktor karakteristik ibu dan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pemberian kolostrum lebih dari satu jam pertama setelah melahirkan (analisis data sekunder survei demografi dan kesehatan Indonesia 1997), Laporan Penelitian, Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Pusat Penelitian Ekologi Kesehatan , Departemen Kesehatan RI, Jakarta; 2000.
  18. Hasyim, dkk. Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif wanita pekerja perusahaan swasta Kota Palembang, Majalah Obstet Ginekologi Indonesia, 24, (4); Oktober 2000

Share

COinS