•  
  •  
 

Abstract

Kelangsungan hidup bayi di Indonesia yang masih rendah terlihat pada angka kematian bayi (AKB) yang menempati posisi tertinggi di Asean, kondisi intermediate rock dan sangat bervariasi. Penelitian yang menggunakan sumber data sekunder SDKI 2002-2003 ini bertujuan mengetahui gambaran kelangsungan hidup bayi di wilayah perkotaan dan pedesaan di Indonesia serta berbagai faktor yang berpengaruh. Besar sampel yang digunakan adalah 11.588 terdiri dari 4.769 bayi di perko- taan dan 6.819 bayi di pedesaan. Metoda analisis yang digunakan meliputi metode life table dan regresi cox. Hasil penelitian memperlihatkan probabilitas kelangsungan hidup bayi di perkotaan (98,59%) lebih tinggi daripada bayi di pedesaan (97,54%) dan proporsi kematian bayi di pedesaan dua kali lebih besar daripada di perkotaan. Pada masa neonatal, kurva kelangsungan hidup bayi memperlihatkan kecenderungan yang menurun tajam dan post neonatal terlihat lebih landai. Penurunan probabilitas kelangsungan hidup bayi di wilayah perkotaan terlihat lebih landai daripada di wilayah pedesaan. Terdapat perbedaan faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi di perkotaan dan pedesaan. Di perkotaan, faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi meliputi berat badan lahir, waktu pemberian ASI dan penolong persalinan. Sedangkan di pedesaan, faktor tersebut adalah frekuensi pemeriksaan antenatal, berat badan lahir, penolong persalinan, nomor urut lahir, waktu pemberian ASI dan tempat persalinan. Keadaan saat lahir merupakan faktor penting yang berhubungan signifikan dengan kelangsungan hidup bayi, faktor waktu pemberian ASI pertama kali merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup bayi.

Infant's survival in Indonesia is still low, as showed by the highest IMR level in ASEAN, intermediate rock condition and highly varied. This research's aim is to describe infant's survival in Indonesia's urban and rural area, also various factors related. This research is using SDKI 2002-2003 data. Sample's amount 11,588 infant, consist of 4,769 infant in urban and 6,819 infant in rural. Method of analysis used in this study is life table and cox regression. This research found probability infant's survival in urban (98.59%) higher than in rural (97.54%) and infant's mortality proportion in rural is twice higher than in urban. On first month age (neonatal mortality) infant's survival time probability was decline, and for higher age infant's survival time probability is still low, but not as low as the first month age. In urban area, infant's survival time probability is even lower than in rural. There are determinant factors which are related to infant's survival in rural and urban. In urban, factors which are related to infant's survival are birth weight, breast feeding period and birth assistance. Meanwhile in rural area, the factors of are antenatal care, birth weight, birth assistance, birth queue number, breast feeding period and bearing place. Infant condition when the baby born is determinant factors which is related significantly with infant's survival, first breast feeding period is dominant factor which is related with infant's survival.

References

  1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2002. Pusat Data dan Informasi. Jakarta: Departeman Kesehatan RI; 2004.
  2. Mosley, W. H, Lincoln C.Chen. Child survival, strategies for research: population and development review. Cambridge University Press; 1984.
  3. Nelson. Ilmu kesehatan anak. Edisi 12, Bagian 1. Jakarta: EGC; 1985.
  4. Irianto, Joko, Soemantri S, Afifah T. Tren angka kematian bayi dan angka kematian anak balita di Indonesia. Bulletin Penelitian Kesehatan 2003; 31(4): 197-210.
  5. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pemantauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Kesehatan Keluarga. Jakarta. 2003.
  6. Utomo, Budi. Kelangsungan hidup anak di Indonesia: pengertian, masalah, program, dan bahasan metodologis. Jakarta : Pusat Penelitian Kesehatan Lembaga Penelitian Universitas Indonesia; 1988.
  7. Zahid, Mustafa, G. Impact of maternal education and health-related behaviours on infant and child survival in Pakistan. University of Western Ontario London. Canada. 2000. Diakses 19 Februari 2005. http://www.canpopsoc.org.
  8. Asefa, Makonnen, Robert Drewett, Fasil Tessema. A birth kohort study in south-west Ethiopia to identify faktors associated with infant mortality that are amenable for intervention. The Ethiopian Journal of Health Development 14 (2): 2000;161-168. Diakses 3 Mei 2005, http://www.cih.vib/journal.
  9. Wibowo, Adik. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal dan kaitannya dengan berat badan lahir rendah. [Disertasi].Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 1992.
  10. Kurniawati. Identifikasi faktor risiko yang erat hubungannya dengan kejadian tetanus neonatorium di Kabupaten Serang Tahun 1994-1995. [Tesis]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 1996.
  11. Harto, Edi Puji. Kematian bayi di Kabupaten Purworejo kajian dari pemanfaatan pelayanan kesehatan dan kondisi Sanitasi Lingkungan. [Tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada; 2000.
  12. Departemen Kesehatan RI. Indikator Indonesia sehat 2010 dan pedoman penetapan indikator propinsi sehat dan kabupaten/kota sehat. SK Menkes No. 1202/ Menkes/ VIII/ 2003. Jakarta; 2003.
  13. Maisni, Childa. Gambaran lama ketahanan hidup bayi dan faktor-faktor yang berhubungan. [Tesis]. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2000.
  14. Taffa, Negussie, Francis Obare. Pregnancy and child health outcomes among adolescents in Ethiopia. The Ethipia Journal Health Development, 18 (2), 2004; 90-5.
  15. Becher, Heiko, Muller O, Albert. J, Adjima G, Gisela KW. Bocar. Risk faktors of infant and child mortality in rural burkina faso. Bulletin of the World Health Organization, April 2004; 82 (4); 265-273. Diakses 19 Februari 2005 http://www.who.int.
  16. Kabir, Ahmad, M.S. Islam, M.S Ahmad, M.A. Khalique B. Factors influencing infant and child mortality in Bangladesh. The Sciences 1 (5) SeptemberOktober 2001; 292-295. Diakses 12 Maret 2005, http://www.ansinet.org.
  17. Departemen Kesehatan RI, Pedoman pengukuran lingkar dada (LIDA) pada bayi baru lahir, sebagai indikator deteksi dini bayi berat lahir rendah. Jakarta; 1997.
  18. Siagian, P.E.L. Perdarahan postpartum di RS Hasan Sadikin Bandung selama periode 1970-1974. Bagian Ostetrik dan Ginekologi. Bandung: FK Unpad RSHS; 1997.
  19. Royston, Erica dan Sue Armstrong. Pencegahan kematian ibu hamil. WHO; 1989.
  20. Wiknjosastro, Hanifa. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2002.
  21. Alpu, Ozlem and Hatice Fidan. Sequantial probit model for infant mortality modeling in Turkey. Journal of Applied Sciences 4 (4), 2004; 590-595. Diakses 3 Mei 2005, http://www.ansinet.org.

Included in

Public Health Commons

Share

COinS