•  
  •  
 

Jurnal Komunikasi Indonesia

Abstract

Mount Merapi is one of the most active volcanoes in the world and the local community has long believed several myths related to eruptions of Mount Merapi. Concepts used in the research of communication elements are environment, social, process, symbol, and meaning. This study aims to identify communication of the myths developed in local communities regarding Mount Merapi eruption. Regarding the environmental element, the research found that some people believed myths were the interpretation of messages in dreams related to their natural environment. The social elements described social relations between old generation, who believed in myths, and young generation, who did not believe in the myths. From the point of view of the process element, it was found that the myths have been developed since hundred years ago, i.e. from generations to generations. The elements of symbol used to identify some symbols in the sacrifice ritual activity or signs of Merapi eruption. The meaning elements were used to interpret the local community’s activities and beliefs which contained myths on the eruptions. The messages about the myths were conveyed through informal communication and traditional arts. This study recommends that the belief in myths as traditional knowledge can be integrated with modern knowledge for disaster mitigation.

References

Abdullah, I. (2009). The Structure and Culture of Disaster: Theory, Research and Policy. Proceeding International Seminar Disaster Theory, Research, and Policy. Yogyakarta : Graduate School Gadjahmada University.

Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, Dan Diskurus Teknologi Komunikasi dan Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Grup.

Carter,W.N. (2008). Disaster Management : A Disaster Manager’s Handbook. Philipines: Asian Development Bank.

Geertz, C. (1983). Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta : Pustaka Jaya.

Herimanto. (2013). Ecoliteracy Masyarakat Rawan Bencana Melalui Mitos Prabu Boko di Kecamatan Tawamangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Jurnal Forum Ilmu Sosial, Vol. 40 (2) Desember 2013, http://journal.unnes.ac.id/nju/index/php/FIS.

Hoed, B, H. (2014). Semiotika dan Dinamika Sosial Budaya. Depok: Komunitas Bambu.

Indiyanto, A. (2012). Risiko Bencana Mempertemukan Sains dan Pengetahuan Lokal, dalam Indiyanto A. dan Kuswanjono A. Respon Masyarakat Lokal atas Bencana: Kajian Integratif Ilmu, Agama, dan Budaya. Bandung : PT. Mizan Pustaka..

Koentjaraningrat. (2002). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Djambatan.

Kresna, A. (2011). Sejarah Panjang Mataram. Yogyakarta: Diva Press.

Kusumaningtyas, P. (2007). Intepretasi Ulang Makna spiritualitas bencana dalam cerita Rakyat Indonesia. Jurnal Kajian Politik Lokal dan Sosial, Volume 1 Tahun 2007.

Lampito, O. (2015). Jurnalisme di Cincin Api. Yogyakarta : Galang Pustaka

Littlejohn, S.W. & Foss, K.A. (2002). Theories of Human Communication. Seventh edition. Belmot, United States of America: CA Wadsworth Publishing.

Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya-Kajian Sejarah Terpadu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Martin, R.D, David, K. (2005). Seismic and Volcanic Hazards in Peru: Changing Attitudes to Disaster Mitigation. The Geographical Journal, Vol. 171, No. 2 (Juni, 2005).

Maloney, E.K. & Cappola, D.P. (2009). Communicating Emergency Preparedness: Strategic for Creating a Disaster Resilient. USA : Auerbach Publication Taylor & Francis Group.

Miswanta. (2009). Problematika Penentuan Waktu Pengungsian. Laporan Penelitian. BPPTK, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi Indonesia.

Paursen, C.A. (1988). Strategi Kebudayaan. Jakarta : Penerbit Kanisius.

Porifiev, B, N. (1998). Issues in The Definition and Delineation of Disasters and Disasters Areas in Quarantelli. E.L. What Is A Disaster?, Perspective on The Question. New York: Routledge.

Pramono, S.A. & Birowo, M,A. (2012). Hidup Nyaman Bersama Ancaman: Pengalaman Radio Komunitas Lintas Merapi. Yogyakarta : Lembaga Penelilitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Atma Jaya.

Qodir, Z. (2012). Bencana Merapi dan Mitos di Masyarakat, dalam Merapi Dalam Kajian Multidisiplin Sumbangan Pemikiran Sekolah Pasca Sarjana UGM Bagi Korban Erupsi Merapi Tahun 2010. Yogyakarta : Sekolah Pasca Sarjana UGM.

Sakir, Moh. (2011). Nilai nilai Budaya Lokal sebagai Basis Pendidikan di Lereng Gunung Merapi. Kajian Internalisasi Nilai-nilai Budaya Jawa di Masyarakat Muslim Dusun Tutup Ngisor, Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Dissertation. Yogyakarta : Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.

Setyarto, D. B. (2012). Konflik Kebijakan dan Pengetahuan Lokal Dalam Pengurangan Risiko Bencana Erupsi Gunung Berapi Tahun 2010 di Kinahrejo/Palemsari, Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Pascasarjana Manajemen dan Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada.

Sobur, A. (2006). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soemardjan, S. (2009). Perubahan Sosial di Jogjakarta. Yogyakarta: Komunitas Bambu.

Widiyanto, N. (2012). Bertahan Diantara Letusan Gunung Awu, Mitos Tenggelamnya Maselihe dan Adaptsi Kultural Penduduk Kampung Kendahe, dalam Indiyanto, A. dan Kuswanjono, A. Respon Masyarakat Lokal atas Bencana: Kajian Integratif Ilmu, Agama, dan Budaya. Bandung : PT. Mizan Pustaka.

West, R., & Turner, L.H. (2008). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika.

Share

COinS