•  
  •  
 

Abstract

Eating out of home is a common practice in adolescents. The high frequency of eating out of home characterized by higher intakes of energy, fats, sugar, and sodium. anemia, especially iron deficiency anemia which is characterized by blood hemoglobin levels, is still a nutritional problem in Indonesia in adolescents which can have an impact on adolescent health. The aim of this study was to determine the relationship between eating out and hemoglobin levels in adolescents in Jakarta. This research is an observational study with a cross sectional research design. The subjects of this research were female students aged 15-17 years. The sampling technique was carried out using purposive sampling based on inclusion and exclusion criteria with a total sample of 74 respondents. Hemoglobin levels are checked using the GCHb easy touch tool. Data on respondents' food intake when eating out was taken through direct interviews using a 3x24 hour recall questionnaire (2 working days and 1 weekend). The correlation test used is the Spearman Rank test. The results of this research show that the maximum amount of pocket money per day is in the range of Rp. 20,000 – Rp. 25,000, the contribution of energy and nutrients from respondents' intake when eating out based on the gender of male respondents shows an average energy intake value of 2054.7 ± 224.7 kcal (77.5%). Then for female respondents the average value of energy intake was 2159.3 ± 173.5 kcal (102.8%). The correlation test shows that there is no significant relationship between the level of contribution of energy, carbohydrates, protein, and fat to hemoglobin levels, while the contribution of sodium when eating out has a significant relationship to hemoglobin levels. In conclusion, eating out has a contribution to nutritional intake in adolescents and the contribution of sodium when eating out has a significant relationship to hemoglobin levels.

References

  1. Fajarni S. Eating Out Sebagai Gaya Hidup (Studi Kasus Fenomena Remaja Kota Banda Aceh di Restoran Canai Mamak KL). Aceh Anthropol J. 2019;3(1):21.
  2. Setyawati VAV, Rimawati E. Pola Konsumsi Fast Food Dan Serat Sebagai Faktor Gizi Lebih Pada Remaja. Unnes J Public Heal. 2016;5(3):275.
  3. Anwar CR. Gaya Hidup dan Promosi Makanan Cepat Saji. J Etnosia. 2016;1(2):54–65.
  4. Saleh AJ. Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dengan Status Gizi Siswa Sekolah Menengah Atas. J Ilmu Gizi Indones. 2020;1(2):10–4.
  5. Fathin fauziyah arif. Makanan Jajanan Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri. 2018;
  6. Llanaj E, Adany R, Lachat C, D’Haese M. Examining food intake and eating out of home patterns among university students. PLoS One. 2018;13(10):1–14.
  7. Khobibah K, Nurhidayati T, Ruspita M, Astyandini B. Anemia Remaja Dan Kesehatan Reproduksi. J Pengabdi Masy Kebidanan. 2021;3(2):11.
  8. Kemenkes. Laporan Riskesdas 2018 Nasional.pdf. Lembaga Penerbit Balitbangkes. 2018. p. hal 156.
  9. Gesteiro E, García-Carro A, Aparicio-Ugarriza R, González-Gross M. Eating out of Home: Influence on Nutrition, Health, and Policies: A Scoping Review. Nutrients. 2022;14(6):1–15.
  10. C. Lachat, E. Nago, R. Verstraeten, D. Roberfroid, J. Van Camp PK. Eating out of home and its association with dietary intake: a systematic review of the evidence. Obes Rev. 2012;13(4):329–46.
  11. Matsumoto M, Saito A, Okada C, Okada E, Tajima R, Takimoto H. Consumption of meals prepared away from home is associated with inadequacy of dietary fiber, vitamin C and mineral intake among Japanese adults: analysis from the 2015 National Health and Nutrition Survey. Nutr J. 2021;20(1):1–13.
  12. Zang J, Luo B, Wang Y, Zhu Z, Wang Z, He X, et al. Eating out-ofhome in adult residents in shanghai and the nutritional differences among dining places. Nutrients. 2018;10(7):1–13.
  13. Zulfa WI. Hubungan Body Image, Kebiasaan Makan, dan Status Gizi dengan Masalah Anemia Gizi pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Sampang. Media Gizi Kesmas. 2023;12(1):344–51.
  14. Lestari EI, Asthiningsih NWW. Hubungan Pola Makan dengan Kebiasaan Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) pada Siswa-Siswi Kelas XI di SMA Negeri Samarinda. Borneo Student Res [Internet]. 2020;1(3):1766–71. Available from: https://journals.umkt.ac.id/index.p hp/bsr/article/download/961/539
  15. Hafiza D, Utmi A, Niriyah S. Hubungan Kebiasaan Makan dengan Status Gizi pada Remaja SMP YLPI Pekanbaru. Al-Asalmiya Nurs / Vol 9, No 2, Tahun 2020 [Internet]. 2020;9:86– 96. Available from: https://jurnal.stikes-alinsyirah.ac.id/index.php/kepera watan/
  16. Rahman J, Fatmawati I, Syah MNH, Sufyan DL. Hubungan peer group support, uang saku dan pola konsumsi pangan dengan status gizi lebih pada remaja. AcTion Aceh Nutr J. 2021;6(1):65.
  17. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI; 2019.
  18. Kemenkes RI. Pedoman pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri pada masa pandemi COVID-19. Kementrian Kesehat RI [Internet]. 2020;22. Available from: http://appx.alus.co/direktoratgiziw eb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf
  19. Suyanto, Gio PU. Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R ii. Medan: USUpress; 2017. 1–6 p.
  20. Kurniasih E, Kuswari M, Nuzrina R. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro (Protein, Lemak, Karbohidrat) Dan Zat Gizi Mikro (Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B12) Dengan Kadar Hemoglobin Atlet Futsal Putri Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. J Gizi dan Kesehat Mns. 2022;2(1):28–35.
  21. Restuti AN, Susindra Y. Hubungan Antara Asupan Zat Gizi Dan Status Gizi Relationship Between Intake Nutrition and Nutritional. Ilm Inov ISSN. 2016;1(2):163–7.
  22. Melani V, Ronitawati P, Swamilaksita PD, Sitoayu L, Dewanti LP, Hayatunnufus F. Konsumsi Makan Siang Dan Jajanan Kaitannya Dengan Produktivitas Kerja Dan Status Gizi Guru. J Nutr Coll. 2022;11(2):126–34.
  23. Barnes TL, French SA, Harnack LJ, Mitchell NR, Wolfson J. Snacking Behaviors, Diet Quality, and BMI in a Community Sample of Working Adults. J Acad Nutr Diet 2015 July ; 115(7) 1117–1123 [Internet]. 2015;115(7):1117– 1123. Available from: doi:10.1016/j.jand.2015.01.009
  24. Mantika AI, Mulyati T. Hubungan Asupan Energi, Protein, Zat Besi Dan Aktivitas Fisik Dengan Kadar Hemoglobin Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Pengolahan Rambut Pt. Won Jin Indonesia. J Nutr Coll. 2014;3(4):848–54.
  25. Suci Novitasari. Hubungan Tingkat Asupan Protein, Zat Besi, Vitamin C dan Seng Dengan Kadar Hemoglobin pada Remaja Putri di SMA Batik 1 Surakarta. 2014;
  26. Prihatini S, Julianti ED, Hermina H. Kontribusi Jenis Bahan Makanan Terhadap Konsumsi Natrium Pada Anak Usia 6-18 Tahun Di Indonesia (Food Contribution in Sodium Intake of Children and Young Age [6-18 Years] in Indonesia). Penelit Gizi dan Makanan (The J Nutr Food Res. 2017;39(1):55–63.

Bahasa Abstract

Makan di luar rumah merupakan hal yang lumrah di kalangan remaja. Tingginya frekuensi makan di luar rumah ditandai dengan tingginya asupan energi, lemak, gula, dan natrium. Anemia khususnya anemia defisiensi besi yang ditandai dengan kadar hemoglobin darah masih menjadi masalah gizi pada remaja di Indonesia yang dapat berdampak pada kesehatan remaja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan makan di luar dengan kadar hemoglobin pada remaja putri di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross-sectional. Subyek penelitian ini adalah siswi berusia 15-17 tahun. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dengan jumlah sampel sebanyak 74 responden. Kadar hemoglobin diperiksa menggunakan alat sentuh mudah GCHb. Data asupan makanan responden saat makan di luar diambil melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner recall 3x24 jam (2 hari kerja dan 1 akhir pekan). Uji korelasi yang digunakan adalah uji Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan jumlah uang jajan per hari maksimal berada pada kisaran Rp. 20.000 – Rp. 25.000, kontribusi energi dan zat gizi dari asupan responden saat makan di luar berdasarkan jenis kelamin responden laki-laki menunjukkan nilai rata-rata asupan energi sebesar 2054,7 ± 224,7 kkal (77,5%). Kemudian pada responden perempuan rata-rata nilai asupan energinya sebesar 2159,3 ± 173,5 kkal (102,8%). Uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kontribusi energi, karbohidrat, protein dan lemak terhadap kadar hemoglobin, sedangkan kontribusi natrium saat makan di luar mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kadar hemoglobin. Kesimpulannya, makan di luar mempunyai kontribusi terhadap asupan gizi pada remaja dan kontribusi natrium saat makan di luar mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kadar hemoglobin.

Share

COinS