•  
  •  
 

Abstract

Tradition can be seen from two different perspectives, those of literacy (writing system) and of oral tradition. Recently, some intellectuals have shown interest in oral tradition as academic study in some universities. Oral tradition is not supposed to be seen merely as part of the past and a cultural entity of no importance. This paper describes the two traditions of oral literature and manuscript writing as a basis for local historical knowledge and records of cultural politics. The discussion will be more about the content of tradition that is related to the history of cultural politics than a historical observation.

References

Agastia, Ida Bagus Gede (1985), “Jenis-Jenis Naskah Bali”. Dalam Soedarsono (ed.), Keadaan dan Perkembangan Bahasa, Sastra, Etika, Tatakrama dan Seni Pertunjukan Jawa, Bali, dan Sunda. Yogyakarta: Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara (Javanologi), Ditjenbud.

Ali, Mukti (1993), “Etika dalam Politik Kebudayaan”, dalam Kongres Kebudayaan 1991: Kebudayaan dan Sektor-Sektor Kehidupan Masyarakat. Jakarta: Ditjenbud.

Barker, Chris (2005), Cultural Studies: Teori dan Praktik. Penerjemah Tim Kunci Cultural Studies Center. Yogyakarta: Bentang.

Darusuprapta (1976),”Pola Unsur Struktur Sastra Sejarah Pada Sastra Daerah”, dalam Bahasa dan Sastra, Tahun III Nomor 5. Jakarta: Pusat PEmbinaan dan Pengembangan Bahasa, Depdikbud.

Dibia, I Wayan (1999), Selayang Pandang Seni Pertunjukan Bali. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia.

Hutomo, Suripan Hadi (1991), Mutiara yang Terlupakan: Pengantar Studi Sastra Lisan. Surabaya: HISKI Komisariat Jawa Timur.

Kalamwadi, Ki (1990), Serat Darmagandul. Semarang: Dahara Prize.

Kartodirdjo, Sartono (1971),” Messianisme dan Millenarisme dalam Sejarah Indonesia”, dalam Lembaran Sejarah No. 7, Juni. Yogyakarta: Seksi Penelitian Djurusan Sejarah Fakultas Sastra dan Kebudayaan UGM.

Kartodirdjo, Sartono (1992), Ratu Adil. Jakarta: Sinar Harapan.

Koentjaraningrat (1980), Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: UI Press.

Koentjaraningrat(1992), Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Lubis, Nabilah (1996), Naskah, Teks dan Metode Penelitian Filologi. Jakarta: Forum Kajian Bahasa dan Sastra Arab. Fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah.

Masinambaw, Edy (1994), Paradigma Studi Bahasa dan Lingkungan Sosial-Budaya. Pidato Pengukuhan Guru Besar Luar Biasa. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Nas, Peter J.M. (1998), “Global, National, and Local Perspectives: Introduction”, dalam Globalization, Localization In Indonesia. Bijdragen Tot de Taal Land en Volkenkunda N.154.2 KITLV.

Pudentia MPSS (ed.) (1998), Metodologi Kajian Lisan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan.

Pudentia MPSS (ed.) (1999), “Makyong: Transformasi Seni Melayu Riau”. Laporan Penelitian. Jakarta: ATL.

Robson, S.O. (1978), “PEngkajian Sastra-Sastra Tradisional Indonesia”, dalam Bahasa dan Sastra No. 6 Tahun IV.

Santiko, Hariani (1992), Bhatari Durga. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Santoso, Soewito dkk. (1990), Sultan Abdulkamit Herucakra Klifah Rasullulah di Jawa 1787-1855. Surakarta: Museum Radya Pustaka.

Sedyawati, Edi (1996), “Kedudukan Tradisi Lisan dalam Ilmu-Ilmu Sosial dan Ilmu-Ilmu Budaya”, dalam Warta ATL. Jurnal Pengetahuan dan Komunikasi Peneliti dan Pemerhati Tradisi Lisan. Edisi II Maret. Jakarta: ATL.

Soedarsono, R.M. (1986), “Sejarah Kesenian”. Pidato Pengukuhan Guru Besar UGM, Yogyakarta: UGM Press.

Sudibjo, Z.H. (Penerj.) (1980), Babad Tanah Jawi, Jakarta: Depdikbud. Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah.

Sugata, I Nyoman (2004), "Pementasan Barong Brutuk sebagai Upacara Pemujaan Ratu Pancering Jagat, di Trunyan". Tesis Magister Teologi IHD Negeri Denpasar, Bali.

Supadjar, Damardjati (1989), "Keserasian Agama dan Budaya yang Tercermin pada Beberapa Kepustakaan Jawa", dalam Moralitas Pembangunan Perspektif Agama-agama di Indonesia. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Suyatna, I Gede (1997), "Pola Ilmu Pokok Kebudayaan sebagai Salah Satu Alternatif Unggulan", dalam I Gusti Ngurah Bagus (ed.), Masalah Budaya dan Pariwisata dalam Pembangunan. Denpasar: S2 Kajian Budaya Unud.

Sweney, Amin (1991), Malay Word Music: A Celebration of Oral Creativity. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Taum, Yoseph Yapi (1997), "Kisah, Wato Wele-Lia Nurat", dalam Tradisi Puisi Flores Timur. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan ATL.

Teeuw, A. (1980), Tergantung pada Kata. Jakarta: Pustaka Jaya.

Teeuw, A. (1988), Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Gramedia.

Teeuw, A. (1991), Membaca dan Menilai Karya Sastra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Teeuw, A. (1994), Indonesia: Antara Kelisanan dan Keberaksaraan. Jakarta: Pusataka Jaya

Tim Penyusun (1978), Sejarah, Daerah, Bali. Jakarta: Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Depdikbud.

Tjan, Tjoe Siem (1988), "Permainan Kartu Jawa", dalam Achadiati Ikram (ed.), Bunga Rampai Bahasa, Sastra, dan Budaya. Jakarta: Intermasa.

Toffler, Alvin (1990), The Third Wave. Gelombang Ketiga. Jakarta: Pantja Simpati

Trijono, Lambang (1996), "Globalisasi Modernitas dan Krisis Negara Bangsa; Tantangan Integrasi Nasional dalam Konteks Global", dalam Analisis CSIS. Tahun XXV No.2 Maret­April. Jakarta: CSIS.

Wiryamartana, I Kuntara (1994), "Melacak Asal-Usul Urutan Ha, Na. Ca, Ra, Ka". Makalah Seminar Nasional Pengkajian Makna HA-NA-CA-RA-KA dalam Rangka Dasawarsa Lembaga Javanologi. Yogyakarta: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bekerjasama dengan Lembaga Javanologi Yayasan Panunggalan Yogyakarta.

Share

COinS