•  
  •  
 

Abstract

Mochtar Lubis merupakan tokoh yang selalu gigih memperjuangkan kebenaran, keadilan, kebebasan berpendapat, dan nasib rakyat. Hal itu terlihat dari berbagai aktivitasnya sebagai sastrawan dan wartawan. Dalam setiap karya sastranya, Mochtar Lubis seolah-olah menyatakan dengan jelas pemikirannya. Dengan mengamati hubungan antarteks (intertekstualitas) di dalam karya-karya Mochtar Lubis, dapat dijalin benang merah mengenai persoalan yang selalu didengungkan oleh sastrawan itu dari satu karya ke karya yang lain, seperti ketakutan manusia dan dekadensi moral manusia.

References

Culler, Jonathan (1981), The Pursit of Signs. Semiotics, Literature, Deconstruction. London: Routledge & Kegan Paul.

Riffaterre, Michael (1978), Semiotics of Poetry. Bloominton: Indiana University Press.

Zaimar, Okke K.S. (1990), Menelusuri Makna Ziarah Karya Iwan Simatupang. Jakarta: Intermasa.

SUMBER DATA

Lubis, Mochtar (1952/1990), Jalan Tak Ada Ujung. Jakarta: Pustaka Jaya.

Lubis, Mochtar (1981a), Senja di Jakarta. Jakarta: Pustaka Jaya.

Lubis, Mochtar (1981b), Mitos dan Komunikasi. Jakarta: Sinar Harapan.

Lubis, Mochtar (1982), Tanah Gersang. Jakarta: Pustaka Jaya.

Lubis, Mochtar (1989a), Maut dan Cinta. Jakarta: Pustaka Jaya.

Lubis, Mochtar (1989b), Tidak Ada Esok. Jakarta: Pustaka Jaya.

Share

COinS