Abstract
Temu putih (Curcuma zedoria Rosc.) contains essential oils that have antibacterial effects, in which one of the example is against Salmonella typhi. The aim of this study is to find out the anti-typhoid effect of essential oil from temu putih in rat infected by Salmonella typhi using widal test. The study was conducted experimentally. Rats were divided into six groups, i.e., normal control group, negative control group which was given PGA 10%, positive control group, which was administered chloramphenicol suspension 20 mg / 250 g BB, experiment group 1, 2 and 3 which were administerd emulsion essential oil at a dose of 14 mg / mL, 28 mg / mL, 42 mg / mL, respectively. Antibody titer was measured on day 1 (Widal test I), day 8 (Widal test II) and on day 14 (Widal test III). After the Widal test I, rats were induced Salmonella typhi bacterial suspension for 7 days orally, except for normal control group, and followed by administration of treatment 3 times daily for 7 consecutive days according to the group. The result of Widal test I shows negative value on all groups of animal test, whereas Widal test II result shows an increase of titer antigen Salmonella typhi O and H ranging from 1/80 up to 1/320 in rats induced by Salmonella typhi bacteria. Essential oil from Curcuma zedoria Rosc at doses of 14 mg / mL, 28 mg / mL and 42 mg / mL decreased the Salmonella typhi O and H antigen titer in rats infected by Salmonella typhi and has anti-typhoid effect.
Bahasa Abstract
Temu Putih (Curcuma Zedoria Rosc.) mengandung minyak atsiri yang memiliki efek antibakteri, salah satunya terhadap Salmonella typhi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti-tifoid minyak atsiri temu putih pada tikus putih yang terinfeksi Salmonella typhi menggunakan uji Widal. Penelitian dilakukan secara eksperimental. Tikus dibagi menjadi enam kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol normal, kelompok kontrol negatif diberikan PGA 10%, kelompok kontrol positif diberikan suspensi kloramfenikol 20 mg/250 g BB, kelompok eksperimen 1 diberi emulsi minyak atsiri pada dosis 14 mg/ mL, kelompok eksperimen 2 diberikan emulsi minyak atsiri pada dosis 28 mg/ mL, dan kelompok eksperimen 3 diberikan emulsi minyak esensial pada dosis 42 mg/ mL. Pengukuran titer antibody (uji Widal I) dilakukan pada hari ke 1, hari ke-8 (uji Widal II) dan pada hari ke-14 (uji Widal III). Setelah uji Widal 1, tikus diinduksi suspensi bakteri Salmonella typhi selama 7 hari secara oral kecuali pada kelompok kontrol normal, dan dilanjutkan dengan pemberian bahan uji secara oral 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut. Hasil uji widal I memberikan nilai negatif pada semua kelompok hewan uji, sedangkan hasil uji Widal II menunjukkan terjadinya peningkatan titer antigen Salmonella typhi O and H sebesar 1/80 sampai 1/320 pada tikus yang diinduksi bakteri Salmonella typhi. Pemberian minyak atsiri temu putih menurunkan titer antigen Salmonella typhi O and H yang tidak berbeda bermakna dibandingkan kontrol normal (p>0,05). Minyak atsiri rimpang temu putih pada dosis 14 mg/mL, 28 mg/mL dan 42 mg/mL menurunkan titer antigen Salmonella typhi O and H pada tikus yang terinfeksi Salmonella typhi dan berefek anti-tifoid Kata kunci: minyak atsiri; temu putih (Curcuma zedoria Rosc.); Salmonella typhi; uji Widal
Recommended Citation
Rina Yanti Eff, Aprilita
(2018)
"Efek Anti-tifoid Minyak Atsiri Temu Putih (Curcuma zedoria Rosc.) pada Tikus (Rattus norvegicus L) yang Terinfeksi Salmonella typhi,"
Pharmaceutical Sciences and Research: Vol. 5:
No.
3, Article 2.
DOI: 10.7454/psr.v5i3.3877
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/psr/vol5/iss3/2