•  
  •  
 

Abstract

Sand dunes is an unique beach-forest phenomenon which only in Southeast Asia can be found in Parangtritis Village. In the existing condition, sand dunes might have direct use value and indirect use value, even though these benefits do not applied in the entire area. The research aims is to estimate the economic value of sand dunes in the existing condition using total economic valuation (TEV). The result showed that the direct uses are tourism (Rp1,009 million/year), fuel wood (Rp106 million/year), livestock feed (Rp188 million/year), while the indirect uses are abrasion barrier (Rp1,505 million/year), and wind barrier (Rp1,019 million/year). The total economic value of Parangtritis sand dunes up to Rp3,828 million/year.

Bahasa Abstract

Gumuk pasir merupakan fenomena hutan pantai unik dan di Asia Tenggara hanya ditemukan di Desa Parangtritis. Pada kondisi eksisting, gumuk pasir memberikan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung, meskipun pemanfaatannya tidak merata di seluruh area. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi gumuk pasir pada kondisi eksisting dengan menggunakan metode total nilai ekonomi (total economic valuation/TEV). Hasilnya adalah nilai manfaat wisata (Rp1.009 juta/tahun), kayu bakar (Rp106 juta/tahun), pakan ternak (Rp188 juta/tahun), sedangkan manfaat penahan abrasi (Rp1.505 juta/tahun), dan pelindung angin laut (Rp1.019 juta/tahun). Nilai ekonomi total gumuk pasir Rp3.828 juta/tahun.

References

[1] BLH DIY. (2013). Gumuk pasir pantai selatan. Badan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta.

[2] BPBD Kabupaten Bantul. (2014). Profil Kesiapsiagaan Kabupaten Bantul dalam Menghadapi Resiko Bencana. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.

[3] BPS Kabupaten Bantul. (2014). Bantul Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul. Diakses dari https://bantulkab.bps.go.id/ipds@3402/pdf publikasi/ Bantul-Dalam-Angka-2014.pdf. Tanggal akses 20 Februari 2016.

[4] Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S, P., & Sitepu, M.J. (1996). Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita.

[5] DKP Kabupaten Bantul. (2015). Data Luas Tambak di Kabupaten Bantul. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul.

[6] Fauzi, A. (2006). Ekonomi Sumber daya Alam dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[7] Fauzi, A. (2014). Valuasi Ekonomi dan Penilaian Kerusakan Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Bogor: IPB Press.

[8] Fleming, C. M. & Cook, A. (2007, February). The recreational value of Lake McKenzie: An application of the travel cost method. Paper presented at the 51st Annual Conference of the Australian Agricultural and Resource Economics Society, Queenstown, New Zealand, 13–16 February 2007.

[9] Hartanto. (2012). Studi Degradasi Gumuk Pasir Akibat Penggunaan Lahan di Kawasan Parangtritis dan Sekitarnya Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta.

[10] Haryadi, S.S. & Yahya, S. (2008). Fisiologi stres tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor (PAU IPB).

[11] KLH. (2012). Panduan Valuasi Ekonomi Ekosistem Hutan. Kementerian Lingkungan Hidup.

[12] Munangsihe, M. (1993). Environmental Economics and Sustainable Development. World Bank Environment Paper No 3. Washington DC: The World Bank. Diakses dari http://documents.worldbank.org/curated/en/ 638101468740429035/pdf/multi-page.pdf. Tanggal akses 20 Februari 2016.

[13] Pearce, D. (1993). Economic values and the natural world. Earthscan.

[14] Perrings, C.,Maler, K.G., Folke, C., Holling, C.S., & Jansson, B.O. (eds.) (1995). Biodiverity Loss: Economic and Ecological Issues. Cambridge: Cambridge University Press.

[15] Rahma, F.N. & Handayani, H.R. (2013). Pengaruh Jumlah KunjunganWisatawan, Jumlah ObyekWisata dan Pendapatan Perkapita terhadap Penerimaan Sektor Pariwisata di Kabupaten Kudus. Diponegoro Journal of Economics, 2(2), 1–9.

[16] Saraswati, A.A. (2011). Konsep Pengelolaan Ekosistem Pesisir (Studi Kasus Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah). Jurnal Teknologi Lingkungan, 5(3), 205–211.

[17] Sarwoko. (2005). Dasar-Dasar Ekonometrika. Yogyakarta: ANDI.

[18] Sunarto. (2014). Geomorfologi dan kontribusinya dalam pelestarian pesisir bergumuk pasir aeolian dari ancaman bencana agrogenik dan urbanogenik. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

[19] Suryanti, Dwi, E., Retnowati, A., &Winaryo. (2009). Tata ruang berbasis bencana. Laporan Penelitian Pusat Studi Bencana Alam (PSBA). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

[20] Tuwo, A. (2011). Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut: pendekatan ekologi, sosial-ekonomi, kelembagaan, dan sarana wilayah. Sidoarjo: Brilian Internasional.

Included in

Economics Commons

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.