Abstract
The purpose of this study is to get value-BLI Better Life Index as a measure of multidimensional development in Indonesia, and to analyze the relationship between BLI with the human development index HDI, regional development index IPR, and economic growth. BLI formation method through three stages: normalization, weighting, and aggregation. The results show that Indonesia’s BLI is in the lower-middle class. Province of Jakarta, East Kalimantan, North Sulawesi, Riau and South Sumatra with the highest value of BLI. BLI size has a positive and significant correlation with IPM and IPR compiled by the BPS-Statistics Indonesia. However, BLI was a negative and significant correlation with economic growth.
Bahasa Abstract
Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai Better Life Index (BLI) sebagai ukuran keberhasilan pembangunan di Indonesia, serta menganalisis hubungan antara BLI dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Regional (IPR), dan pertumbuhan ekonomi. Metode pembentukan BLI melalui tiga tahap: normalisasi, pembobotan, dan agregasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai BLI Indonesia termasuk kategori menengah bawah. Provinsi Jakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Riau, dan Sumatera Selatan dengan nilai BLI tertinggi. Ukuran BLI ini mempunyai korelasi yang positif dan signifikan dengan IPM dan IPR yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun demikian, BLI berkorelasi negatif secara signifikan dengan pertumbuhan ekonomi.
References
[1] Arham, M. A. (2014). Kebijakan Desentralisasi Fiskal, Pergeseran Sektoral, dan Ketimpangan Antarkabupaten/Kota di Sulawesi Tengah. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 14(2), 145–167.
[2] Azwar, Saifuddin. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[3] Badruddin, S. (2009, 19 Maret). Teori dan Indikator Pembangunan. Diakses dari http://profsyamsiah.wordpress. com/2009/03/19/pengertian-pembangunan/. Tanggal akses 19 April 2012.
[4] BPS. (2008). Indeks Pembangunan Manusia 2006–2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[5] BPS. (2009a). Data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Provinsi di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[6] BPS. (2009b). Indeks Demokrasi. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[7] BPS. (2010a). Indeks Pembangunan Manusia 2008–2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[8] BPS. (2010b). Indikator Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[9] BPS. (2010c). Penyempurnaan Penyusunan Indeks Pembangunan Regional. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[10] BPS. (2010d). Statistik Indonesia 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[11] BPS. (2010e). Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[12] BPS. (2011). Statistik Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[13] Durand, M., & Smith, C. (2013). The OECD Better Life Initiative: How’s Life? and the Measurement of Well-Being. Paper Prepared for the International Association for Research in Income and Wealth (IARIW) Session at the 2013 World Statistics Conference, Sponsored by the International Statistical Institute, Hong Kong, August 26, 2013. Diakses dari http: //www.iariw.org/papers/2013/DurandPaper.pdf. Tanggal akses 4 September 2012.
[14] ESCAP. (2009). Gross National Happiness Index: Towards Measuring the Progress of Societies. Paper, E/ESCAP/CST/INF/21. Committee on Statistic, Economics and Social Commission for Asia and the Pacific. Diakses dari https://www.unescap.org/sites/default/ files/pre-ods/CST1-INF21.pdf. Tanggal akses 19 April 2012.
[15] Kasparian, J., & Rolland, A. (2012). OECD’s ’Better Life Index’: Can Any Country be Well Ranked?, Journal of Applied Statistics, 39(10), 2223–2230.
[16] Kementerian Lingkungan Hidup. (2010). Indeks Kualitas Lingkungan Hidup 2009. Jakarta: Asisten Deputi Urusan Data dan Informasi Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup. Diakses dari http://datin.menlh.go.id/assets/ berkas/IKLH-2009-.pdf. Tanggal akses 19 April 2012.
[17] Lagas, P., van Dongen, F., van Rijn, F., & Visser, H. (2015). Regional Quality of Living in Europe. Region: The Journal of ERSA, 2(2), 1–26.
[18] Lisna, V., Sinaga, B. M., Firdaus, M., Sutomo, S. (2013). Dampak Kapasitas Fiskal terhadap Penurunan Kemiskinan: Suatu Analisis Simulasi Kebijakan. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 14(1), 1–26.
[19] Nasihuddin, A. A. (2010). Pusat Wisata Kuliner di Kabupaten Lamongan: Tema Eklektik Bahari. Undergraduate thesis. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
[20] Nikolaev, B. (2014). Economic Freedom and Quality of Life: Evidence from the OECD’s Your Better Life Index. Journal of Private Enterprise, 29(3), 61–96.
[21] OECD. (2008). Handbook on Constructing Composite Indicators: Methodology and User Guide. Diakses dari http://www.oecd. org/std/leading-indicators/42495745.pdf. Tanggal akses 4 September 2012.
[22] Puradiredja, H. (2011, 19 Januari). Pandangan Arti Kebahagiaan dan Kepuasan Hidup Barat dan Timur. Kompasiana.com. Diakses dari http://filsafat.kompasiana.com/2011/01/19/ pandangan-arti-kebahagiaan-dan-kepuasaan-hidup- barat-dan-timur/. Tanggal akses 23 Mei 2012.
[23] Setiawan, M. B., & Hakim, A. (2013). Indeks Pembangunan Manusia Indonesia. Jurnal Economia, 9(1), 18–26.
[24] Supranto, J. (2001). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
[25] Todaro, M. P. & Smith, S. C. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Recommended Citation
Pratomo, Dody and Sumargo, Bagus
(2016)
"Sebuah Alternatif: Better Life Index sebagai Ukuran Pembangunan Multidimensi di Indonesia,"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia: Vol. 16:
No.
2, Article 3.
DOI: 10.21002/jepi.v16i2.03
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jepi/vol16/iss2/3