•  
  •  
 

Abstract

The paper identifies which districts in Kalimantan that become the growth poles and whether there has been spatial autocorrelation in 55 districts during 2000–2012. This study also explores which economic sectors will be leading sectors. The social-economic data were collected for 55 districts using quantitative methods, in particular: typology of Regent/City, spatial autocorrelation, overlay analysis, and structural transformation. The study finds: (1) there are 4 cities as the growth pole; (2) the economics growth concentration concentrated geographically in the eastern and western; (3) the mining sector is a leading and competitive sector; and (4) structural transformation does not occur in all districts.

Bahasa Abstract

Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kabupaten/kota di Pulau Kalimantan yang akan menjadi pusat pertumbuhan dan apakah terdapat autokorelasi spasial di 55 kabupaten/kota selama periode 2000–2012. Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang dikumpulkan dari data sosial ekonomi 55 kabupaten/kota menggunakan metode kuantitatif deskriptif dan alat analisis: tipologi Kabupaten/Kota, autokorelasi spasial, analisis overlay, dan transformasi struktural. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat empat kota sebagai pusat pertumbuhan; (2) konsentrasi pertumbuhan ekonomi tersebar di bagian timur dan barat Pulau Kalimantan; (3) sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor unggulan dan kompetitif; dan (4) transformasi struktural tidak terjadi di seluruh kabupaten/kota.

References

[1] Adams-Kane, J., & Lim, J. J. (2011). Growth Poles and Multipolarity. World Bank Policy Research Working Paper Series, 5712. The World Bank. Development Economics. Prospect Group. Diakses dari http://documents.worldbank.org/ curated/en/896081468128113149/pdf/WPS5712.pdf. Tanggal akses 10 September 2014.

[2] Ardila, R. (2012). Analisis pengembangan pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjarnegara. Economics Development Analysis Journal, 1(2), 1–9.

[3] Bappenas. (2011). Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011–2025. Jakarta: Bappenas. Diakses dari http://bappenas.go.id/index.php/ download_file/view/11060/3437/. Tanggal akses 10 Desember 2004.

[4] Bappenas. (2012). Paparan Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Kementerian PPN/Bappenas: Arah PengembanganWilayah Pulau Kalimantan, RPJMN 2015– 2019. Jakarta: Bappenas.

[5] BPS. (1978–2012). Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Provinsi, 1978–2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[6] BPS. (2000–2012). Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan Menurut Kabupaten/Kota, 2000–2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[7] BPS. (2008). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2003–2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[8] BPS. (2008–2012). Produk Domestik Regional Bruto Tanpa Migas Atas Dasar Harga Konstan, Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Menurut Kabupaten/Kota, 2000–2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[9] BPS. (2012). Produk Domestik Regional Bruto Provinsi-Provinsi di Indonesia Menurut Lapangan Usaha 2008–2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.

[10] Danastri, S. (2011). Analisis Penetapan Pusat-Pusat Pertumbuhan Baru di Kecamatan Harjamukti, Cirebon Selatan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

[11] Kartika, Y. (2007). Pola Penyebaran Spasial Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor Tahun 2005. Skripsi. Departemen Stastistika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor.

[12] Kosfeld, R. (2006). Spatial Econometrics. Germany: University of Kassel. Diakses dari https://www.uni-kassel. de/fb07/fileadmin/datas/fb07/5-Institute/IVWL/ Kosfeld/lehre/spatial/SpatialEconometrics1.pdf. Tanggal akses 13 Oktober 2014.

[13] Kosfeld, R. (2011). Data Management and Basic Mapping with GeoDa. Institut of Economics, University of Kassel. Diakses dari http://studylib.net/doc/6888625/ data-management-and-basic-mapping-with-geoda. Tanggal akses 13 Oktober 2014.

[14] Kubis, A., Titze, M., & Ragnitz, J. (2007). Spillover Effects of Spatial Growth Poles - a Reconciliation of Conflicting Policy Targets?. IWH Discussion Papers Nr. 8/2007. Germany: Institut f ¨ ur Wirtschaftsforschung Halle. Diakses dari http://www.iwh-halle.de/fileadmin/user_upload/ publications/iwh_discussion_papers/8-07.pdf. Tanggal akses 13 Oktober 2014.

[15] Kuncoro, M., & Idris, A. N. (2010). Mengapa Terjadi GrowthWithout Development di Provinsi Kalimantan Timur?. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 11(2), 172–190.

[16] Mushuku, A. & Takuva, R. (2013). Growth Points or Ghost Towns? Post Independence Experiences of the Industrialisation Process at Nemamwa Growth Points in Zimbabwe. International Journal of Politics and Good Governance, 4 (4.4) Quarter IV, 1–27.

[17] Muta’ali, L. (2003). Studi Penentuan Desa-Desa Pusat Pertumbuhan Di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Majalah Geografi Indonesia, 17(1), 33–51.

[18] Ogunleye, E. K. (2011). Structural Transformation in Sub-Saharan Africa: The Regional Growth Poles Strategy. Conference Papers. African Economic Conference, 26–28 October 2011, Addis Ababa, Ethiopia. Diakses dari http://www.uneca.org/sites/default/ files/uploaded-documents/AEC/2011/ogunleye-ssa_ economic_transformation_through_growth_poles_1. pdf. Tanggal akses 10 September 2014.

[19] Pamungkas, P. B. (2013). Efek Limpahan dari Kutub-Kutub Pertumbuhan Wilayah Kabupaten dan Kota di Koridor Ekonomi Sulawesi. Tesis. Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

[20] Rahayu, E., & Santoso, E. B. (2014). Penentuan Pusat-Pusat Pertumbuhan dalam PengembanganWilayah di Kabupaten Gunungkidul. Jurnal Teknik ITS, 3(2), C290–C295.

[21] Sridhar, K. S. (2006). Local Employment Impact of Growth Centres: Evidence from India. Urban Studies, 43(12), 2205– 2235.

[22] Sugiyanto. (2010). Penelitian Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lamandau. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 1 (2), 202–215.

[23] Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2003). Economic Development, 8th Edition. United Kingdom: Pearson Education Limited.

[24] Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). Economic Development, Edisi Kesembilan, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Included in

Economics Commons

Share

COinS
 
 

To view the content in your browser, please download Adobe Reader or, alternately,
you may Download the file to your hard drive.

NOTE: The latest versions of Adobe Reader do not support viewing PDF files within Firefox on Mac OS and if you are using a modern (Intel) Mac, there is no official plugin for viewing PDF files within the browser window.