Abstract
Improving the quality of human resources through education is believed as one of the solutions to reduce poverty. World attention to education in global ’Education For All program’ and the ’Millennium Development Goals’, suggests that basic education become central program in reducing poverty. If there was a linear relationship between education and income, improved education at basic level would not increase revenues substantially. This study aim is analyzing the role of labor education level toward poverty. Using panel data, this study found that basic education level of labor has a significant role to increase poverty, whereas higher education levels of labor significantly reduce poverty in Indonesia.
Bahasa Abstract
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan diyakini sebagai salah satu solusi untuk mengurangi kemiskinan. Kepedulian dunia internasional terhadap pendidikan dalam gerakan global ’Pendidikan Untuk Semua’ dan ’Tujuan Pembangunan Milenium’, menegaskan bahwa pendidikan dasar menjadi pusat untuk mengurangi kemiskinan. Ketika terdapat hubungan linier antara pendidikan dan pendapatan, maka meningkatkan pendidikan hanya pada tingkat pendidikan dasar tidak akan meningkatkan pendapatan secara substansial. Studi ini bertujuan untuk menganalisis peran jenjang pendidikan tenaga kerja terhadap kemiskinan. Menggunakan data panel, studi ini menunjukkan bahwa secara signifikan jenjang pendidikan dasar tenaga kerja berperan meningkatkan kemiskinan, sedangkan tenaga kerja dengan jenjang pendidikan lebih tinggi signifikan mengurangi kemiskinan di Indonesia.
References
[1] Awan, M. S., Malik, N., Sarwar, H., & Waqas, M. (2011). Impact of Education on Poverty Reduction. International Journal of Academic Research, 3(1), 659–664.
[2] Baltagi, B. H. (2005). Econometric Analysis of Panel Data. Edisi ke-3. West Sussex: John Wiley and Sons, Ltd.
[3] Bappenas. (2004). Program Pembangunan Nasional 2000–2004 (PROPENAS). Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Diakses dari http://bappenas.go.id/index. php/download_file/view/8056/1646/. Tanggal akses 29 November 2011.
[4] Bappenas. (2009). Evaluasi Pelaksanaan Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Jakarta: Kedeputian Evaluasi Kinerja Pembangunan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Diakses dari http://www.bappenas.go.id/files/6313/5027/3393/ evaluasi-pelaksanaan-program-wajardikdas-9-tahun 2010090310274727420__20110518095408__3043__0.pdf. Tanggal akses 3 Maret 2012.
[5] Bappenas. (2010a). Pencapaian Sebuah Perubahan: Evaluasi 4 Tahun Pelaksanaan RPJMN 2004–2009. Jakarta: Kementerian Negara PPN/Bappenas. Diakses dari http://www.bappenas.go.id/files/7513/8631/6739/ Pencapaian_sebuah_perubahan_-_Evaluasi_4_tahun_ pelaksanaan_RPJMN_2004-2009.pdf. Tanggal akses 30 November 2011.
[6] Bappenas. (2010b). Buku I: Prioritas Nasional. Dalam Indonesia, R., Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Diakses dari http://bappenas.go.id/files/rpjmn/RPJMN% 202010-2014.pdf. Tanggal akses 30 November 2011.
[7] Bappenas. (2010c). Buku II: Memperkuat Sinergi Antarbidang Pembangunan. Dalam Indonesia, R., Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010–2014. Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Diakses dari http://bappenas.go.id/files/ rpjmn/RPJMN%202010-2014.pdf. Tanggal akses 30 November 2011.
[8] Becker, G. S. (1962). Investment in Human Capital: A Theoretical Analysis. Journal of Political Economy, 70(5), 9–49.
[9] Bourguignon, F. (2004). The Poverty-Growth-Inequality Triangle. Washington, DC: World Bank. Diakses dari http://siteresources.worldbank.org/INTPGI/ Resources/342674-1206111890151/15185_ICRIER_ paper-final.pdf. Tanggal akses 9 Februari 2012.
[10] BPS. (2000). Statistik Indonesia 2000. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[11] BPS. (2001). Statistik Indonesia 2001. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[12] BPS. (2002a). Data dan Informasi Kemiskinan tahun 2002. [Buku 1: Provinsi dan Buku 2: Kabupaten]. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[13] BPS. (2002b). Statistik Indonesia 2002. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[14] BPS. (2003). Statistik Indonesia 2003. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[15] BPS. (2004). Statistik Indonesia 2004. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[16] BPS. (2005). Statistik Indonesia 2005. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[17] BPS. (2006). Statistik Indonesia 2006. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[18] BPS. (2007). Statistik Indonesia 2007. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[19] BPS. (2008). Statistik Indonesia 2008. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[20] BPS. (2009a). Analisis dan Penghitungan Tingkat Kemiskinan 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diakses dari https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/ Analisis-dan-Penghitungan-Tingkat-Kemiskinan-2009. pdf. Tanggal akses 20 Februari 2012.
[21] BPS. (2009b). Analisis Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan Distribusi Pendapatan. Jakarta: Badan Pusat Statistik. Diakses dari https://www.bps.go.id/website/pdf_ publikasi/Analisis-Kemiskinan,-Ketenagakerjaan, -dan-Distribusi-Pendapatan.pdf. Tanggal akses 20 Februari 2012.
[22] BPS. (2009c). Statistik Indonesia 2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[23] BPS. (2010). Statistik Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[24] BPS. (2011). Statistik Indonesia 2011. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[25] Castello-Climent, A. (2004). A Reassessment of the Relationship between Inequality and Growth: What Human Capital Inequality Data Say?. Working papers= Documentos de trabajo: Serie EC (Instituto Valenciano de Investigaciones Economicas (IVIE)), [WP-EC 2004-15], 1–33. Madrid: IVIE.
[26] Colclough, C. (1982). The Impact of Primary Schooling on Economic Development: A Review of the Evidence. World Development, 10(3), 167–185.
[27] Chaudhry, I. S., Malik, S., Hassan, A., & Faridi, M. Z. (2010). Does Education Alleviate Poverty? Empirical Evidence from Pakistan. International Research Journal of Finance and Economics, 52, 134–141.
[28] Damanhuri, D. S. (2010). Ekonomi Politik dan Pembangunan: Teori, Kritik, dan Solusi bagi Indonesia dan Negara Sedang Berkembang. Kerja sama IPB Press [dengan] STEI Tazkia.
[29] Dreze, J., & Saran, M. (1993). Primary Education and Economic Development in China and India: An Overview and Two Case Studies. Discussion Paper 47. Development Economics Research Programme (STICERD). London: London School of Economics and Political Science.
[30] Greene, W. H. (2003). Econometric Analysis (5th ed.). New Jersey: Prentice Hall.
[31] Indonesia, R. (1973). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar.
[32] Indonesia, R. (1983). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar Tahun 1983/1984.
[33] Indonesia, R. (1994). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1994 tentang PelaksanaanWajib Belajar Pendidikan Dasar.
[34] Indonesia, R. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
[35] Indonesia, R. (2006). Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta Aksara.
[36] Indonesia, R. (2008). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar.
[37] Janjua, P. Z., & Kamal, U. A. (2011). The Role of Education and Income in Poverty Alleviation: A Cross-country Analysis. The Lahore Journal of Economics, 16(1), 143–172.
[38] Kemkominfo. (2011). Program Penanggulangan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II. Jakarta: Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Diakses dari https://publikasi. kominfo.go.id/bitstream/handle/54323613/68/ penanggulangan_KIB-II.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Tanggal akses 10 Februari 2012.
[39] Khan, H.,&Williams, J.B. (2006). Poverty Alleviation Through Access to Education: Can E-Learning Deliver?, U21Global Working Paper No. 002/2006. Singapura: U21Global Graduate School.
[40] Kiani, A. (2011). Role of University Education in Poverty Alleviation in Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, 1(7), 30–38.
[41] Klugman, J. (Ed.). (2002). A sourcebook for Poverty Reduction Strategies, Volume 2: Macroeconomic and sectoral approaches. Washington DC: The International Bank for Reconstruction and Development. The World Bank. Diakses dari http://documents.worldbank.org/curated/en/ 681651468147315119/pdf/298000v-2.pdf. Tanggal akses 9 Februari 2012.
[42] Lucas, R. E. (1988). On the Mechanics of Economic Development. Journal of monetary economics, 22(1), 3–42.
[43] Oxaal, Z. (1997). Education and Poverty: A Gender Analysis. [Report prepared for the Gender Equality Unit, Swedish International Development Cooperation Agency (Sida)]. BRIDGE Report No 53. Brighton, UK: BRIDGE (development - gender), Institute of Development Studies, University of Sussex. Diakses dari http://www.bridge.ids.ac.uk/sites/bridge.ids. ac.uk/files/reports/re53.pdf. Tanggal akses 1 Maret 2012.
[44] Pusdatinaker. (2012). Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan. Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. Diakses dari http://web.archive.org/web/20100219052523/http: //pusdatinaker.balitfo.depnakertrans.go.id/ dan http://archive.is/http://pusdatinaker.balitfo. depnakertrans.go.id/katalog/download.php?g=4&c= 26. Tanggal akses 6 April 2012.
[45] Prasetyia, F., Wulandari, F., & Hutama, R. S. (2011). Pengeluaran Sektor Publik, Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, XI(2), 99–116.
[46] Romer, P. M. (1986). Increasing Returns and Long-run Growth. Journal of Political Economy, 94(5), 1002–1037.
[47] Romer, P. M. (1990). Endogenous Technological Change. Journal of Political Economy, 98(5), S71–S102.
[48] Romer, P. M. (1994). The Origins of Endogenous Growth. Journal of economic perspectives, 8(1), 3–22.
[49] Schultz, T. W. (1960). Capital Formation by Education. Journal of Political Economy, 68(6), 571–583.
[50] Schultz, T. W. (1961). Investment in Human Capital. The American Economic Review, 51(1), 1–17.
[51] Spence, M. (1973). Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, 87(3), 355–374.
[52] Stiglitz, JE. 1973. The Theory of ”Screening,” Education, and the Distribution of Income. Cowles Foundation Discussion Paper No. 354. Connecticut: Cowles Foundation for Research in Economics. Yale University. Diakses dari http://cowles.yale.edu/sites/default/ files/files/pub/d03/d0354.pdf. Tanggal akses 3 April 2012.
[53] Suwardi, A. (2011). Pengeluaran Pemerintah Daerah, Produktivitas Pertanian, dan Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 12(1), 39–55.
[54] Tilak, J. B. G. (1989). Education and Its Relation to Economic Growth, Poverty, and Income Distribution: Past Evidence and Further Analysis. World Bank Discussion Papers WDP-46. Washington, DC: World Bank. Diakses dari http://documents.worldbank.org/curated/en/ 357751468739481512/pdf/multi-page.pdf. Tanggal akses 28 Februari 2012.
[55] Tilak, J. B. G. (2005). Post-Elementary Education, Poverty and Development in India. Post-Basic Education and Training Working Paper Series No 6 (Revised). United Kingdom: Centre of African Studies. School of Social and Political Science. University of Edinburgh. Diakses dari https://assets.publishing.service.gov.uk/media/ 57a08c5b40f0b64974001174/Tilak_India_PBET_WP6_ _final_.pdf. Tanggal akses 28 Februari 2012.
[56] Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2006). Pembangunan Ekonomi (Edisi ke-9, Jilid 1). Jakarta: Erlangga.
[57] UNESCO. (2000). The Dakar Framework for Action: Education for All: Meeting Our Collective Commitmens. Adopted by the World Education Forum Dakar, Senegal, 26–28 April 2000. France: United Nations on Educational, Scientific and Cultural Organization. Diakses dari http://unesdoc. unesco.org/images/0012/001211/121147e.pdf. Tanggal akses 1 Maret 2012.
[58] UNESCO. (2001). International Workshop on Education and Poverty Eradication Kampala. Uganda, 30 July to 3 August 2001. Uganda: United Nations on Educational, Scientific and Cultural Organization. Diakses dari http://www.unesco.org/ education/poverty/news.shtml. Tanggal akses 1 Maret 2012.
[59] Wedgwood, R. (2007). Education and Poverty Reduction in Tanzania. International Journal of Educational Development, 27(4), 383–396.
[60] Weiss, A. (1995).HumanCapital vs. Signalling Explanations of Wages. The Journal of Economic Perspectives, 9(4), 133–154.
[61] World Bank. (1995). Priorities and Strategies for Education: A World Bank Review.Washington, DC: The International Bank for Reconstruction and Development. The World Bank. Diakses dari http://documents.worldbank.org/curated/ en/117381468331890337/pdf/multi-page.pdf. Tanggal akses 1 Maret 2012.
Recommended Citation
Rizal, Rofiq Nur
(2015)
"Apakah Jenjang Pendidikan Dasar Tenaga Kerja Berperan dalam Mengurangi Kemiskinan di Indonesia?,"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia: Vol. 16:
No.
1, Article 2.
DOI: 10.21002/jepi.v16i1.02
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jepi/vol16/iss1/2