Abstract
Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) is the first bilateral economic agreement for Indonesia. IJEPA is expected to increase Indonesia manufacture industry competition because the establishment of USDFS and MIDEC. Post IJEPA, Price-cost margins (PCM) fluctuated. PCM has been generally used as a competition indicator, because PCM related to average profit of an industry. This study uses panel data of large and small industry within 2004-2012 periods. This study conclude that IJEPA able to make PCM of manufacture industry fall through efficiency of input factors use, the cost of materials price downfall, and economies of scale in certain industries.
Bahasa Abstract
Indonesia Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) merupakan perjanjian kerja sama ekonomi bilateral yang pertama untuk Indonesia. IJEPA diharapkan mampu meningkatkan kompetisi industri manufaktur karena disepakatinya fasilitas khusus untuk peningkatan kapasitas dan daya saing industri manufaktur, yaitu USDFS dan MIDEC. Setelah IJEPA, Price-cost Margins (PCM) Indonesia berfluktuasi. PCM digunakan sebagai indikator persaingan, dikarenakan berhubungan dengan keuntungan rata-rata di sebuah industri. Studi ini menggunakan data panel industri besar dan sedang periode 2004-2012. Dari studi ini disimpulkan bahwa IJEPA mampu menurunkan PCM industri manufaktur Indonesia dengan efisiensi faktor input produksi, penurunan biaya bahan baku industri, dan pencapaian skala ekonomi pada industri tertentu.
References
[1] Asmara, A., Purnamadewi, Y. L., & Meiri, A. (2014). Struktur Biaya Industri dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Tekstil dan Produk Tekstil Indonesia. Jurnal Manajeman & Agribisnis, 11 (2), 110-118.
[2] Bayar, G. (2002). Effects of Foreign Trade Liberalization on the Productivity of Industrial Sectors in Turkey. Emerging Markets Finance & Trade, Turkey in the Financial Liberalization Process (I), 38 (5), 46-71.
[3] BPS. (2012). Survey Industri Besar dan Sedang 2004-2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
[4] Badan Kebijakan Fiskal. (2008, 2 Juli). Penerbitan PMK-PMK tentang Penetapan Tarif Bea Masuk dalam Rangka Implementasi Persetujuan antara Republik Indonesia dan Jepang Mengenai Suatu Kemitraan Ekonomi [Press Release]. Jakarta: Departemen Keuangan Republik Indonesia. http://fiskal.kemenkeu.go.id/2010/adoku/ SET-Tarif%20Bea%20Masuk%20Dalam%20Rangka% 20Persetujuan%20Kemitraan%20Ekonomi% 20Antara%20Indonesia%20Jepang%20Mengenai% 20Kemitraan%20Ekonomi.pdf (Diakses 1 November 2014).
[5] Collins, N. R., & Preston L. E. (1969). Price-Cost Margins and Industry Structure. The Review of Economics and Statistics, 51 (3), 271-286.
[6] Departemen Perdagangan. (2008, 1 Juli). EPA Mulai Berlaku: Tarif BM Produk Indonesia ke Jepang Turun [Siaran Pers Pusat HUMAS Departemen Perdagangan]. Jakarta: Departemen Perdagangan Republik Indonesia. http://ditjenkpi.kemendag.go.id/website_ kpi/Umum/IJEPA/Siaran%20Pers%20IJ-EPA/ 20080701RILIS-IJ-EPA-1-EDIT.pdf (Diakses 31 Oktober 2014).
[7] Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. (2008). Petunjuk Pelaksanaan Impor Barang dalam Rangka Skema IJEPA. Direktorat Teknis Kepabeanan, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Departemen Keuangan RI. http://itpc.or.jp/wp-content/uploads/pdf/ijepa/Presentasi%20IJ-EPA% 20Bea%20dan%20Cukai.pdf (Diakses 1 November 2014).
[8] Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika. (2008). User Specific Duty Free Scheme dan Implementasi IJEPA. Direktorat Jenderal Industri Alat Transportasi dan Telematika, Departemen Perindustrian. http://www.kadin-indonesia.or.id/id/doc/ Presentasi%20IJ-EPA-Depperin.pdf (Diakses 5 November 2014).
[9] Domowitz, I., Hubbard, R. G., & Petersen, B. C. (1986). Business Cycles and the Relationship between Concentration and Price-Cot Margin. The RAND Journal of Economics, 17 (1), 1-17.
[10] Hutchinson R. W. (1981). Price-Cost Margins and Manufacturing Industry Structure: The Case of a Small Economy with Bilateral Trade in Manufactured Goods. European Economic Review, 16 (2), 247-267.
[11] Krugman, P. R., Obstfeld, M., & Melitz, M. J. (2011). International Economics: Theory and Policy, 9th edition. Pearson Education.
[12] Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri. (2011). Dampak Kesepakatan Perdagangan Bebas terhadap Daya Saing Produk Manufaktur Indonesia. Kementerian Perdagangan. Jakarta: Pusat Kebijakan Perdagangan Luar Negeri, Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan, Kementerian Perdagangan RI. http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2014/ 01/06/Full-Report-Kajian-Manufaktur.pdf. (Diakses 5 November 2014).
[13] Urata, S. (1979). Price-Cost Margins and Foreign Trade in U.S. Textile and Apparel: An Analysis of Pooled Cross-Section and Time Series Data. Economic Letters, 4 (3), 279-282.
[14] Urata, S. (1984). Price-Cost Margins and Imports in an Oligopolistic Market. Economic Letters, 15 (1{2), 139-144.
[15] Yoon, S. (2004). A Note on the Market Structure and Performance in Korean Manufacturing Industries. Journal of Policy Modeling, 26 (6), 733-746.
Recommended Citation
Budiarti, Fitri Tri and Hastiadi, Fithra Faisal
(2015)
"Analisis Dampak Indonesia Japan Economic Partnership Agreement terhadap Price-Cost Margins Industri Manufaktur Indonesia,"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia: Vol. 15:
No.
2, Article 6.
DOI: 10.21002/jepi.v15i2.06
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jepi/vol15/iss2/6