Abstract
One important aspect of fiscal decentralization policy is delegation of authority and responsibility of management of public finance to regional governments, especially those of municipalities/districts. After more than ten years of implementation, it is now the right time to evaluate the policy questioning how effective its impacts on regional economic development. The study intends to find on how effective the performance of regional public finance is in providing basic infrastructures and how effective the provision of basic infrastructures reduces the poverty rates. By using panel data methods, this study confirms the positive relationship between performance of regional finance management and provision of basic infrastructures (especially those of road and electricity, but not that of drinking water). On the other hand, the relationship between the provision of basic infrastructures and poverty rates, as expected, is negative. This finding strengthens the belief that it is necessary to further enhance the basic infrastructures development to reduce poverty rates.
Bahasa Abstract
Salah satu aspek penting dari kebijakan desentralisasi fiskal adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan dana publik ke pemerintah daerah, khususnya kota/kabupaten. Sesudah lebih dari sepu- luh tahun diimplementasikan, ketersediaan informasi dan data memungkinkan untuk melakukan evaluasi sejauh mana dampaknya pada pembangunan ekonomi regional. Studi ini ingin mengetahui apakah kinerja pengelolaan keuangan daerah cukup efektif dalam penyediaan infrastruktur dasar dan apakah penyediaan infrastruktur dasar secara efektif mengurangi angka kemiskinan. Dengan menggunakan metode data panel, studi ini mengonfirmasi hubungan positif antara kinerja pengelolaan keuangan daerah dengan penyediaan infrastruktur dasar (khususnya jalan dan listrik, namun tidak berlaku untuk air bersih). Adapun hubungan antara penyediaan infrastruktur dasar dengan angka kemiskinan, sesuai harapan, ternyata negatif. Temuan ini memperkuat keyakinan perlunya mendorong lebih kuat lagi pembangunan infrastruktur dasar untuk mengurangi angka kemiskinan.
References
[1] Abimanyu, A. Transparansi Fiskal di Indonesia: Kemajuan dan Kelemahan. Bahan Ajar. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.
[2] Andriani, D. (2012). Infrastruktur Jalan: Pemerintah Diminta Sisihkan 10% APBN & APBD. Bisnis.com, 6 Juni 2012. http://www.bisnis.com/articles/ infrastruktur-jalan-pemerintah-diminta- sisihkan-10-percent-apbn-and-apbd (Accessed September 25, 2012).
[3] Badan Pusat Statistik. (2011). Data dan Informasi Kemiskinan 2009. Jakarta: BPS.
[4] Bappenas. (2003). Infrastruktur Indonesia Sebelum, Selama, dan Pasca Krisis. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI.
[5] Bappenas dan UNDP. (2008). Studi Dampak Evaluasi Pemekaran daerah 2001-2007. Jakarta: Bappenas.
[6] Calderon, C. & Serven, L. (2004). The Effects of Infrastructure Development on Growth and Income Distribution. World Bank Policy, Research Working Paper, WPS3400. http://www-wds.worldbank.org/external/ default/WDSContentServer/IW3P/IB/2004/09/ 21/000012009_20040921105044/Rendered/PDF/ WPS3400.pdf (Accessed May 5, 2012).
[7] Chowdury, S., Yamauchi F., & Dewina, R. (2009). Governance Decentralization and Local Infrastructure Provision in Indonesia. IFPRI Discussion Paper, 00902. Washington, DC: International Food Policy Research Institute (IFPRI). http://www.ifpri.org/sites/default/files/ publications/ifpridp00902.pdf (Accessed May 5, 2012).
[8] Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. (2011). Deskripsi dan Analisis APBD 2011. Jakarta: Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
[9] Ekawarna, S. U., Sam, I., & Rahayu, S. (2009). Pe- ngukuran Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Daerah Kabupaten Muaro Jambi. Jurnal Cakrawala Akuntansi, 1 (1), 49-66.
[10] Halim, A. (2002). Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Sektor Daerah. Yogyakarta: UPPAM- PYKPN. [11] Haug, M. (2007). Kemiskinan dan Desentralisasi di Kutai Barat: Dampak Otonomi Daerah terhadap Kesejahteraan Dayak Benuaq: Menjadikan Pemerintah Daerah yang Lebih Tanggap terhadap Warga Miskin: Mengembangkan Indikator dan Alat untuk Mendukung Pembangunan Perikehidupan yang Berkelanjutan dalam Desentralisasi. Laporan studi. Bogor: CIFOR. http://www.cifor.org/publications/pdf_ files/Books/BHaug0701I.pdf (Accessed May 5, 2012).
[12] Hernawati. (2011). Analisis Shock Kebijakan Fiskal di Indonesia. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
[13] Kurnia, A. S. (2006). Model Pengukuran Kinerja dan Efisiensi Sektor Publik Metode Free Disposable Hull (FDH). Jurnal Ekonomi Pembangunan, 11 (2), 1-20. http://journal.uii.ac.id/index.php/JEP/article/viewFile/567/491 (Accessed May 5, 2012).
[14] Mangkoesoebroto, G. 2000. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE.
[15] McTaggart, D., Findlay, C., & Parkin, M. (2007). Microeconomics, 5th ed. http://athene.csu.edu.au/~hskoko/subjects/eco110/lect10ho.pdf (Accessed May 5, 2012).
[16] Purnomo, H. (2009). Dampak Pembangunan Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bekasi. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
[17] Sugihartanto, M. F. (2011). Menanggulangi Masalah Ketersediaan Air Bersih dan Sanitasi di Indonesia. Kompasiana, 23 November 2011. http:// green.kompasiana.com/penghijauan/2011/11/23/menanggulangi-masalah-ketersediaan-air-bersih-dan-sanitasi-di-indonesia/ (Accessed May 5, 2012).
[18] Suparmoko, M. (2002). Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta: ANDI.
[19] Stiglitz, J. E. (1999). Public Policy for A Knowledge Economy. London, UK: Department for Trade and Industry and Center for Economic Policy Research. http://akgul.bilkent.edu.tr/BT-BE/ knowledge-economy.pdf (Accessed May 5, 2012).
[20] Tambunan, T. (2006). Kondisi Infrastruktur di Indonesia. http://kadin-indonesia.or.id/ enm/images/dokumen/KADIN-98-1577-02032007. pdf.http://www.kadinindonesia.go.id.pdf (Accessed May 2, 2012).
[21] Tumiwa, F. & Imelda, H. (2011). Kemiskinan Energi: Fakta-Fakta yang Ada di Masyarakat. Jakarta: Institute for Essential Services Reform (IESR). http://www.iesr.or.id/wp-content/ uploads/small-Poverty.pdf (Accessed May 5, 2012).
[22] Usman, Sinaga, B.M., & Siregar, H. (2006). Analisis Determinan Kemsiskinan Sebelum dan Sesudah Desentralisasi Fiskal. SOCA (Socio-Economic of Agriculture and Agribusiness), 6 (3), 1-17.
[23] World Bank. (2007). Kajian Pengeluaran Publik Indonesia: Memaksimalkan Peluang Baru. The World Bank: Jakarta.
Recommended Citation
Nugraheni, Diyah and Priyarsono, D. S.
(2012)
"Kinerja Keuangan Daerah, Infrastruktur, dan Kemiskinan: Analisis Kabupaten/Kota di Indonesia 2006{2009,"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia: Vol. 12:
No.
2, Article 5.
DOI: 10.21002/jepi.v12i2.05
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jepi/vol12/iss2/5