•  
  •  
 

Abstract

Indonesian bale desa (village halls) are traditionally seen as public service centres for rural communities. For the people living in Tengger, East Java, Indonesia, village halls play a dual role as public service centres and venues where villagers observe and preserve age-old customs in which women’s leadership is of paramount importance. This study aims to identify the local values related to women’s hard work and adroitness in maintaining the continuity of customs and tradition, and analyse the way Tengger women exercise their leadership in village halls and the contributions they make to the preservation of local culture. This research uses a field research design, which relies on the participant observational data collection in the villages in Tosari Subdistrict, Pasuruan Regency, East Java. The outcomes of the study show that the bale desa is a functional and vital customary instrument in the preservation of tradition thanks to women’s leadership and managerial roles. The important position of women in the bale desa’s public space has guaranteed the preservation of local values which are deeply rooted in the spirit of cooperation, hard work, and solidarity.

References

Bahar, Zulya Rachma and Sony Sukmawan. 2021. “Bethek-sinoman; Memupuk gotong royong, menopang anjangsana, dan memelihara jati diri masyarakat Tengger”, SOSIOGLOBAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi 6(1): 11-26.

Cahyani, Dian and Arin Maftuhah. 2018. “Perempuan di titik lima drajat Celsius; Fenomenologi relasi gender masyarakat suku Tengger Argosari”, An-Nisa’ 11(2): 197-206. [Retrieved from: https://lumajangkab.go.id/kecsenduro.]

Danandjaja, J. 1984. Folklor Indonesia: ilmu gosip, dongeng, dan lain-lain. Jakarta: Grafiti Pers.

Ellen, R and H. Harris. 2005. “Introduction”, in: R. Ellen, P. Parkes, and A. Bricker (eds), Indigenous environmental knowledge and its transformations; Critical antrophological perspective, pp. 1-31. Reading: Harwood Academic Publisher.

Endraswara. 2010. Folklor Jawa: bentuk, macam, dan nilainya. Jakarta: Penaku.

Febriani, Rahmi. 2018. “Wong Tengger: sebuah role model kesetaraan gender”, Kumpulan Esai 10 Besar DENUSC September: 31-37.

Fitriani, Annisa. 2015. “Gaya kepemimpinan perempuan”, Jurnal TAPIs 11(2): 1-23.

Hartono, Rudi. 2021. “Kepemimpinan perempuan di era globalisasi”, Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan 1(1): 82-99. [Retrieved from: http://jurnal.umb.ac.id/index.php/jupank/article/view/1466.]

Haryanto, Joko Tri. 2014. “Kearifan lokal pendukung kerukunan beragama pada komunitas Tengger Malang Jatim”, Analisa 21(4): 201-213.

Hasanah, Dina Fitria and Sony Sukmawan. 2020. “Titiluri Tegger; Aktualisasi tradisi, refleksi jati diri, dan strategi konservasi”, LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching 17(2): 157-68. [Retrieved from: https://doi.org/10.30957/lingua.v17i2.643.secara.]

Hasanah, Holifatul and Sony Sukmawan. 2021. “Berbingkai kemajemukan budaya, bersukma Desakalapatra; Selidik etnografi atas tradisi Tengger”, Diglosia 4(1): 79-90.

Jati, Wasisto Raharjo. 2015. “Wanita, Wani Ing Tati; Konstruksi perempuan Jawa dalam studi poskolonialisme”, Jurnal Perempuan 20(1): 82-91.

Keating, Charles. 1991. Kepemimpinan: teori dan pengembangannya. Translated by A.M. Mangunhardjana. Yogyakarta: Kanisius.

Khoiriyah, Siti and Wildatul Maghfiroh. 2018. “Pendidikan berbasis local wisdom Tengger; Studi kasus SD Negeri Argosari 01 Senduro Lumajang”, Fenomena 17(1): 93-112.

Kholisa, Fitria Nur. 2021. “Eksplorasi etnomatematika terhadap konsep geometri pada Rumah Joglo Pati”, Circle: Jurnal Pendidikan Matematika 1(2): 89-108.

Kiswari, Maria Damiana Nestri. 2019. “Identifikasi perubahan fungsi ruang pada rumah tinggal Joglo”, Jurnal Praxis 2(1): 49-65.

Miles, M.A. and M.B. Huberman. 1994. Qualitative data analysis: an expanded sourcebook. Thousand Oaks, CA: Sage.

Moniaga, Christian and Alvina Gunawan. 2019. “Rumah Joglo sebagai identitas visual konsep bangunan kuliner kontemporer”, Tutur Rupa 1(2): 1-13.

Mursidah. 2012. “Gerakan organisasi perempuan Indonesia dalam bingkai sejarah”, MUWÂZÂH 4(1): 87-96.

Prajnawrdhi, Tri Anggraini. 2018. “Ruang sakral pada rumah adat di Desa Bali Aga”, Prosiding Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 2, C011-017. [DOI: 10.32315/sem.2.c011.]

Pudjianto, Rizky. 2017. “Perempuan Jawa, representasi dan modernitas”, Indonesian Journal of Sociology and Education Policy 2(2): 125-32.

Rahman, Teva Delani 2021. “Makna ruang perempuan pada rumah tinggal suku Tengger di Desa Ngadas Malang”. Master thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. [Retrieved from: https://repository.its.ac.id/id/eprint/85596.]

Rahman, Teva Delani, Murni Rachmawati, and Sarah Cahyadini. 2021. “‘Back spaces’ as features of Tengger house, Indonesia”, International Journal of Multidisciplinary Research and Publications (IJMRAP) 4(2): 7-11.

Rahmawati, Ni Nyoman. 2016. “Perempuan Bali dalam pergulatan gender; Kajian budaya, tradisi, dan agama Hindu”, Jurnal Studi Kultural 1(1): 58-64.

Ramiyati, Asmi, Feri Choirun Nisa, Swa Sekar Jakti, and Pande Made Kutanegara. 2022. “Manifestasi folklor Roro Anteng: signifikansi peran perempuan dalam kehidupan Masyarakat Tengger”, Jurnal Ilmu social dan Humaniora 11(1): 82-92. [DOI: 10.23887/jish.v11i1.39093.]

Rofii. 2019. “Desa tanpa balai desa; Manajemen pelayanan publik Desa Sukolilo Barat Kecamatan Labang Kabupaten Bangkalan”, Bachelor thesis, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Setiawan, Ikhwan. 2008. “Perempuan di balik kabut Bromo; Membaca peran aktif perempuan Tengger dalam kehidupan rumah tangga dan masyarakat”, Jurnal Humaniora 20(2): 136-148. [DOI: 10.22146/jh.v20i2.931.]

Shiva, Vandana. 1989. Staying alive: women, ecology and development. London and Atlantic Highlands, NJ: Zed Books.

Sitanggang, Maria Novita 2018. “Peran perempuan dalam keluarga petani pegunungan Tengger”, Umbara 3(1): 1-13. [DOI: 10.24198/umbara.v3i1.25576.]

Sukmawan, Sony and Rahmi Febriani. 2018. “Perempuan-perempuan pemeluk erat adat; Studi etnografi perempuan Tengger”, Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya 2(1): 1-10. [DOI: 10.25273/linguista.v2i1.2682.]

Sukmawan, Sony, Maulfi Syaiful Rizal, and M. Andhy Nurmansyah. 2018. Green folklore. Malang: UB Press.

Sukmawan, Sony, Asri Kamila Ramadhani, and Elvin Nuril Firdaus. 2020. “Pesan edukasi seksual bagi remaja Tengger melalui tari Sodoran”, Gondang: Jurnal Seni dan Budaya 4(2): 109-118.

Sukmawan, Sony. 2020. “The gastronomy of Tenggerese’s Cangkriman-Sodoran oral literature”, Lensa 10(2): 167-178.

Sukmawan, Sony, M. Andy Nurmansyah, and Rahmi Febriani. 2021. “Sodoran as a means of intromission education for Tenggerese younger generation”. Proceedings of the First International Seminar Social Science, Humanities, and Education (ISSHE) 25 November 2020, Kendari, Southeast Sulawesi, Indonesia. [Available at: https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.25-11-2020.2306723.]

Supriyanto, Rubi. 2021. “Nilai-nilai pendidikan agama Hindu dalam upacara Entas-entas masyarakat suku Tengger Dusun Ledok Desa Kayukebek Kecamatan Tutur Kabupaten Pasuruan“, Widya Aksara 26(2): 132-139.

Sutarto, Ayu. 2008. Kamus budaya dan religi Tengger. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Syafe’I, Imam. 2015. “Subordinasi perempuan dan implikasinya terhadap rumah tangga”, Analisis: Jurnal Studi Keislaman 15(1): 143-166. [DOI: 10.24042/ajsk.v15i1.716.]

Tuwu, Darmin. 2018. “Peran pekerja perempuan dalam memenuhi ekonomi keluarga; Dari peran domestik menuju sektor publik”, Al-Izzah: Jurnal Hasil-Hasil Penelitian 13(1): 63. [DOI: 10.31332/ai.v13i1.872.]

Yuliati, Yayuk. 2011. Perubahan ekologis dan strategi adaptasi masyarakat di wilayah Tengger. Malang: UB Press.

Share

COinS