•  
  •  
 

Abstract

Dialek Melayu yang dipakai para pendatang asal Maluku Selatan di Belanda ini memperlihatkan rangkaian demonstrativa dan endofora yang tidak ditemukan dalam bahasa Indonesia baku. Makalah ini mengkaji semantik dari rangkaian unsur deiktik tersebut dalam kerangka linguistik kognitif dan menjelaskannya sebagai sesuatu yang muncul dari bahasa ibu penutur, dengan mencontohkan bahasa Meher dan Leti. Makalah ini ditutup dengan mengaitkan penemuannya dengan bahasa Melayu Tangsi yang diduga adalah nenek moyang dari dialek Melayu yang digunakan pendatang Maluku di Belanda. Dinyatakan bahwa pencarian asal-usul dialek turunan Melayu Pijin sejenis ini hanya bisa dilakukan dengan berfokus pada makna yang disampaikan lewat konstruksikonstruksinya.

Share

COinS