•  
  •  
 

Abstract

Diarrhea remains a major issue in developing countries, including Indonesia, and is a leading cause of malnutrition and death. Banten is one of the provinces with a high incidence of diarrhea. In 2019, the district with the highest number of diarrhea cases for all ages in Banten was Lebak with a total of 50,270 cases. The age group with the greatest number of diarrhea cases was toddlers with over 14,000 cases. This study aimed to investigate the relationship between the incidence of diarrhea and the characteristics of toddlers and their parents, personal hygiene, and environmental sanitation. The study used secondary data with a cross-sectional design and a sample size of 209 toddlers aged 24-59 months. The dependent variable was the incidence of diarrhea, while the independent variables were the child's age, gender, mother's education, mother's occupation, family income, hand washing habits, snacking habits, footwear habits when playing outside the home, nail cleanliness, and toilet habits, drinking water source, storage of clean water after cooking, and toilet ownership. The results of the bivariate analysis in this study showed that there was a relationship between the child's age (p-value = 0.001; OR = 2.990), the mother's education (p-value = 0.027; OR = 0.404), the mother's habit of washing hands with running water (p-value = 0.001; OR = 0.335), and the source of drinking water (p-value = 0.005; OR = 0.329) with the incidence of diarrhea in toddlers aged 24-59 months in Karangkamulyan Village, Cihara Sub-district, Lebak District, Banten Province in 2020.

References

  1. World Health Organization. Diarrhoeal disease Key facts. 2017;(May).
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2020. 2021.
  3. Kemenkes RI. Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI. 2018;53(9):1689–99.
  4. Dinas Kesehatan Provinsi Banten. Profil Kesehatan Provinsi Banten 2020. 2020;
  5. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014. Implementation Science [Internet]. 2014;39(1):1–24. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.biochi.2015.03.025%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nature10402%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/nature21059%0Ahttp://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/ 1268/1127%0Ahttp://dx.doi.org/1 0.1038/nrmicro2577%0Ahttp://
  6. Badan Pusat Statistik Kabupaten Lebak. Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Lebak 2021. BPS Kabupaten Lebak. 2021;(December).
  7. Li R, Lai Y, Feng C, Dev R, Wang Y, Hao Y. Diarrhea in under five year-old children in Nepal: A spatiotemporal analysis based on demographic and health survey data. Int J Environ Res Public Health. 2020;17(6). DOI: 10.3390/ijerph17062140
  8. S Ansari et al. Bacterial etiology of acute diarrhea in children under five years of age. Journal of Nepal Research Council. 2012;
  9. Strand TA, Sharma PR, Gjessing HK, Ulak M, Chandyo RK, Adhikari RK, et al. Risk factors for extended duration of acute diarrhea in young children. PLoS One. 2012;7(5):3–8. DOI: 10.1371/journal.pone.0036436
  10. Melese B, Paulos W, Astawesegn FH, Gelgelu TB. Prevalence of diarrheal diseases and associated factors among under-five children in Dale District, Sidama zone, Southern Ethiopia: A cross-sectional study. BMC Public Health. 2019;19(1):1–10. DOI: https://doi.org/10.1186/s12889- 019-7579-2
  11. Banchonhattakit P, Pisey V, Laohasiriwong W. The association of socio-demographic and environmental factors on childhood diarrhea in Cambodia. F1000Res. 2021;9:1–30. DOI: 10.12688/f1000research.23246.5
  12. Sunardi, Ruhyanuddin F. The Impact of Hand Washing on The Incident of Diarrhea Among School-Aged Children At The District of Malang. Jurnal keperawatan. 2017;8(1):85–95. DOI: 10.22219/jk.v8i1.4021
  13. Karina A. Hubungan Frekuensi Jajan Anak dengan Kejadian Diare Akut (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016. 2018; Available from: https://publikasi.unsil.ac.id/index. php/miracle/article/view/46
  14. Nengsih DS, Saputro SA, Diyanah KC. Prevalensi Giardiasis dan Kondisi Hygiene Perorangan Pada Murid Paud Di Kb-Tk Al Amin Paciran Lamongan. 2020;94–100. DOI: https://doi.org/10.22435/jek.v19i2 .2893
  15. Sharfina H, Fakhriadi R, Rosadi D. Pengaruh Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Tabuk Kabupaten Banjar. 2016;3(3):88– 93

Bahasa Abstract

Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia, diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan kematian. Banten merupakan salah satu provinsi dengan angka kejadian diare yang tinggi. Sedangkan daerah Kabupaten / Kota di Provinsi Banten dengan kasus diare tertinggi untuk semua umur pada tahun 2019 adalah Kabupaten Lebak dengan total 50.270 kasus. Kelompok umur dengan jumlah kasus diare terbanyak adalah usia balita dengan total lebih dari 14.000 kasus. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kejadian diare terhadap karakteristik anak balita dan orang tua, personal hygine, dan sanitasi lingkungan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan desain cross-sectional dengan jumlah sampel sebanyak 209 anak balita usia 24-59 bulan. Dengan variabel dependen yaitu kejadian diare dan variabel independen yaitu usia anak, jenis kelamin anak, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan jajan, Kebiasaan Pemakaian Alas Kaki saat bermain di luar rumah, kebersihan kuku, dan kebiasaan BABS, sumber air minum, penyimpanan air bersih setelah dimasak, dan kepemilikan jamban. Hasil analisis bivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan antara usia anak (p- value = 0,001; OR = 2,990), pendidikan ibu dengan (p- value = 0,027; OR = 0,404), kebiasaan ibu mencuci tangan dengan air mengalir (p- value = 0,001; OR = 0,335), dan sumber air minum (p- value = 0,005; OR = 0,329) dengan kejadian diare pada balita usia 24-59 bulan di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten tahun 2020.

Share

COinS