•  
  •  
 

Abstract

Background. Stunting is one of the serious problems that must be prevented from the beginning through an effective health communication strategy as an effort to increase knowledge about stunting through education to the community.

Objective. This study aims to determine the stages of the strategy carried out, communication actors, message content, and communication channels used as well as locality factors that shape the communication approach in the communication strategy carried out.

Methods. This research uses an interpretive paradigm with a qualitative type. The method used is the case study method with data collection using interview techniques.

Results. Target determination using situation analysis using only non-educational factors. The message delivered is a health communication message with family planning officers as communication actors. Message delivery uses participatory, psychological and cultural approaches through local languages to increase the effectiveness of message reception. In the implementation of communication strategies, there are still constraints on human resources as communication actors, which has an effect on the coverage of the number of audiences who have been successfully educated, which has a mutually sustainable effect in assisting at-risk families.

References

  1. Gayatri M. Pencegahan Stunting dengan Pendekatan Keluarga: Sebuah Tinjauan Literatur. Banda Aceh: Bandar Publishing; 2021.
  2. Syofyanengsih, Fajar NA, Novrikasari. Hubungan Peran Keluarga terhadap Kejadian Stunting: Literature Review. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 2022;22(2):1167-71.
  3. Lestari W, Kristiana L, Paramita A. Stunting: Studi Konstruksi Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Terkait Gizi dan Pola Pengasuhan Balita di Kabupaten Jember. Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial. 2018;7:17-33. doi: https://doi.org/10.22212/aspirasi.v7il.1084.
  4. Nurbaiti L, et al. Kebiasaan Makan Balita Stunting pada Masyarakat Suku Sasak: Tinjauan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik. 2014;27(2):104-12.
  5. Hartiningrum, Rahmadini. Gambaran Kepercayaan dan Tradisi Ibu Hamil dalam Asuhan Kehamilan di Wilayah Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2018. Jurnal Kesehatan Bidkesmas Respati. 2020;2:80-98. doi: 10.48186/bidkes.v2i10.203.
  6. Pudjirahaju S, Pramono S, Dewi S. Tradisi dan pantangan makanan ibu hamil di berbagai daerah di Indonesia. J Penelitian Kesehatan. 2017;5(1):45-52.
  7. Siahaan A, Siregar M, Hutagalung L. Tradisi mengunyahkan makanan untuk anak di masyarakat Sukoharjo yang dapat menyebabkan stunting. J Kesehatan Masyarakat. 2020;8(2):123-130.
  8. Setyaningsih W, Farapti F. Kepercayaan tentang pemberian makanan selain ASI untuk mencegah stunting pada bayi. J Gizi dan Kesehatan. 2018;6(3):145-152.
  9. Teguh A, Sari R, Wulandari D. Logika berpikir masyarakat lokal tentang postur tubuh pendek dan faktor genetik: diskusi pemaknaan ulang stunting. J Kesehatan Masyarakat. 2023;11(1):23-30.
  10. Damayanti D, Putri S, Wati R. Pemahaman masyarakat tentang stunting dan faktor genetik. J Gizi dan Kesehatan. 2021;9(2):89-95.
  11. Jamil M, Supriyati E, Nurhayati A. Sumber pangan lokal di Indonesia dan manfaatnya bagi pertumbuhan serta kesehatan anak. J Pangan dan Gizi. 2021;10(1):15-22.
  12. Tampubolon H, Sari R, Widyastuti A. Daun kelor sebagai sumber gizi untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada ibu hamil. J Gizi dan Kesehatan. 2021;9(3):145-152.
  13. Nuban J, Setiawan A, Pratiwi S. Ulat sagu sebagai sumber protein tinggi untuk pertumbuhan anak. J Pangan dan Nutrisi. 2020;8(2):101-108.
  14. Aryanta I. Manfaat tempe sebagai sumber zat gizi esensial untuk kesehatan. J Gizi dan Kesehatan. 2020;8(1):45-52.
  15. Dinar F. Manfaat Tempe terhadap Kesehatan Tubuh. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 2013;19(71):1-4.
  16. Mohan JD. Communicating Health: A Culture Centered Approach. Cambridge: Polity Press; 2008.
  17. Patchanee M. Health Communication: Approaches, Strategies, and Ways to Sustainability on Health or Health for All. In: Servaes J, editor. Handbook of Communication for Development and Social Change. Singapore: Springer; 2020.
  18. Liliweri A. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007.
  19. Annur CM. Databooks. Diakses 15 Juni 2023, dari: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/26/angka-stunting-indonesia-turun-pada-2022-rekor-terbaik-dekade-ini. 2023 Jan 26.
  20. Priyono. Strategi Percepatan Penurunan Stunting Perdesaan (Studi Kasus Pendampingan Aksi Cegah Stunting di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang). Good Governance. 2020;16(02):149-74.
  21. Sekretariat Wakil Presiden, Kemenko Bidang PMK. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting). Jakarta: Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia; 2019.
  22. Cangara H. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers; 2014.
  23. Yandif Provinsi Jateng. Surakarta Jadi Percontohan Penanganan Stunting. Diakses 06 Desember 2023 dari Portal Berita Pemerintah Provinsi Jawa Tengah: https://jatengprov.go.id/beritadaerah/surakarta-jadi-percontohan-penanganan-stunting/.
  24. Sekretariat Website JDIH BPK RI. Data Base Peraturan. Diakses 18 Juni 2023, dari BPK RI: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/195561/perwali-kota-surakarta-no-161-tahun-2020.
  25. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta; 2019.
  26. Green A. An Introduction to Health Planning for Developing Health Systems. Oxford: University Press; 2007.
  27. Andrade C, Menon V, Ameen S, Praharaj SK. Designing and Conducting Knowledge, Attitude, and Practice Surveys in Psychiatry: Practical Guidance. Indian Journal of Psychological Medicine. 2020;42(5):478-81. doi: https://doi.org/10.1177/0253717620946111.
  28. Tampubolon MA, Putri P. Analisis Strategi Komunikasi Program Genbest Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam Rangka Penurunan Prevalensi Stunting di Indonesia. e-Proceeding of Management. 2020;7(2):4313-29.
  29. Alifa RP, Christin M. Analisis Strategi Komunikasi Pemerintah dalam Upaya Percepatan Zero Stunting Kabupaten Lima Puluh Kota (Studi Kasus Program Kampanye Sosial Gerakan Seribu untuk Stunting). Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. 2023.
  30. Mulyadi A, Yuliyanto M, Ulfa NS. Strategi Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam Kampanye Nasional Penurunan Prevalensi Stunting. Interaksi Online. 2022;10(2):152-69.
  31. Blum HL. Planning for Health: Generics for the Eighties. New York: Human Sciences Press; 1981.
  32. Bowen S, Zwi AB. Pathways to “Evidence-Informed” Policy and Practice: A Framework for Action. PLoS Medicine. 2005;2(7):166.
  33. Davies J. Back to the Future: Prospects for Healthy Public Policy. Public Health Medicine. 2001;3(2):62-6.
  34. Massie RG. Kebijakan Kesehatan: Proses, Implementasi, Analisis dan Penelitian. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2009;12(4):409-17.
  35. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Upaya percepatan pencegahan stunting. Jakarta: Kemenkes; 2018.
  36. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan. Pedoman Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam Percepatan Pencegahan Stunting di Indonesia. Diakses 13 Januari 2024, dari: https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-pedoman-strakom-percepatan-pencegahan-stunting-di-indonesia.
  37. Anwarudin O, Fitriana L, Defriyanti WT, Permatasari P, Rusdiyana E, Zain KM, Haryanto Y. Sistem Penyuluhan Pertanian. Medan: Yayasan Kita Menulis; 2021. (J. Simarmata, Ed.).
  38. Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia; 1987.
  39. Aestetika NM. Buku Ajar Komunikasi Interpersonal. Umsida Press; 2021. doi: https://doi.org/10.21070/2018/978-602-5914-13-3.
  40. Deepak G, Narain JP, Yadaf S. Strategic Communication in Health and Development: Concepts, Applications, and Programming. Journal of Health Management. 2021;23(1):95-108. doi: 10.1177/0972063421994943.
  41. Alfianti KZ, Yunitasari E, Armini N. Cultural Perspectives of Stunting Prevention: A Systematic Review. Pediomaternal Nursing Journal. 2023;9(1):36-41. doi: 10.20473/pmnj.v9i1.37242.
  42. Hafied C. Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2012.
  43. Zhao X. Health Communication Campaigns: A Brief Introduction and Call for Dialogue. International Journal of Nursing Sciences. 2020; S11-S15.
  44. Sembada SD, Pratomo H, Fauziah I, Amani SA, Nazhofah Q, Kurniawati R. Pemanfaatan Media Online sebagai Sarana Edukasi Kesehatan pada Remaja: Tinjauan Literatur. Prepotif Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2022:564-74.
  45. Yamin. Ini Tugas Utama Penyuluh Keluarga Berencana. Diakses 01 Januari 2024 dari Media Alkhairaat: https://media.alkhairaat.id/ini-tugas-utama-penyuluh-keluarga-berencana/.
  46. Hadiyanto. Komunikasi Pembangunan Partisipatif: Sebuah Pengenalan Awal. Jurnal Komunikasi Pembangunan. 2008;6(2):80-8.
  47. Ivony. Pakar Komunikasi. Diakses 14 Januari 2024 dari 13 Aspek Psikologi dalam Komunikasi Pembangunan: https://pakarkomunikasi.com/aspek-psikologi-dalam-komunikasi-pembangunan.
  48. Sunata I. Kajian tentang Komunikasi dan Budaya. Journal of Da'wah. 2023;2(1):100-31. doi: https://doi.org/10.32939/jd.v2i1.2597.
  49. Damayanti NA, Pusparini M, Djannatun T, Ferlianti R. Metode Pre-Test dan Post-Test sebagai Salah Satu Alat Ukur Keberhasilan Kegiatan Penyuluhan Kesehatan tentang Tuberkolosis di Kelurahan Utan Panjang, Jakarta Selatan. Prosiding SNaPP: Kesehatan (Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi dan Psikologi). 2017;3:144-50. Bandung.

Bahasa Abstract

Latar Belakang. Stunting merupakan salah satu permasalahan serius yang harus dicegah dari awal melalui strategi komunikasi kesehatan yang efektif sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang stunting melalui edukasi kepada masyarakat.

Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan strategi yang dilakukan, aktor komunikasi, isi pesan, dan saluran komunikasi yang digunakan serta faktor lokalitas yang membentuk pendekatan komunikasi dalam strategi komunikasi yang dijalankan.

Metode. Penelitian ini menggunakan paradigma intepretif dengan jenis kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pengumpulan data menggunakan teknik wawancara.

Hasil. Penentuan target menggunakan analisis situasi dengan hanya menggunakan faktor non edukasi saja. Pesan yang disampaikan adalah pesan komunikasi kesehatan dengan petugas Keluarga Berencana sebagai aktor komunikasi. Penyampaian pesan menggunakan pendekatan partisipatori, psikologis dan budaya melalui bahasa lokal untuk meningkatkan efektivitas penerimaan pesan. Dalam implementasi strategi komunikasi masih mengalami kendala sumber daya manusia sebagai aktor komunikasi yang dimiliki, sehingga berefek pada cakupan jumlah audience yang berhasil diedukasi yang memiliki efek saling berkesinambungan dalam pendampingan keluarga beresiko.

Share

COinS