Abstract
Background. TB is a problem in Indonesia. The government has implemented DOTS to reduce morbidity and mortality but hasn’t yet reached the target. During the pandemic, DOTS was being held with adjustments to input and process management. Purpose. Find out the description of the implementation of DOTS during a pandemic in the Puskesmas Depok Jaya area. Methods. This study used a qualitative case study design. Data collection techniques were in-depth interviews with the main informants, the PIC of DOTS, the doctor in charge of DOTS, the head of the cadre and 2 medication supervisors, the supporting informants were 4 tuberculosis patients. Researchers collected data by in-depth interviews online via Zoom. Results. Several main activities at the Puskesmas during the pandemic experienced a decrease in the number of activities, including contact investigations, screening, and training. There were several problems that occurred during the pandemic, the community was less open, had high mobility, so Puskesmas officers and health cadres had difficulties in carrying out monitoring related to contact investigations and treatment of TB patients. Conclusion. DOTS hasn’t run optimally due to a decrease in the number of activities.
References
- Kementerian Kesehatan RI. Profil kesehatan Indonesia 2020 [monograph on the Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020 [cited 2022 Jun 1] https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf; 2020
- Kementerian Kesehatan RI [homepage on the Internet]. Jakarta: Kemenkes RI; 2021 [updated 2021 May 12; cited 2022 Jun 1]. Available from: https://www.kemkes.go.id/
- Pemerintah Provinsi Jawa Barat. [homepage on the Internet]. Bandung: Dinkes Jawa Barat; 2021 [updated 2021 Jun 12; cited 2022 Jun 1] Available from: https://jabarprov.go.id/
- Kementerian Kesehatan RI. Strategi nasional penanggulangan tuberkulosis di Indonesia 2020–2024 [monograph on the Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020 [cited 2022 Jun 1] https://TBCindonesia.or.id/wp-content/uploads/2021/06/NSP-TBC-2020-2024- Ind_Final_-BAHASA.pdf; 2020
- Dinas Kesehatan Kota Depok. Profil kesehatan Kota Depok 2021 [monograph on the Internet]. Depok: Dinas Kesehatan Kota Depok; 2021 [cited 2022 Jun 1] https://cms.depok.go.id/upload/file/429854702e98f5a6beee8c28625a 7084.pdf; 2021
- Donabedian A. The quality of health care: how can it be assessed. JAMA; 1988
- Rizki U. Sistem pelaksanaan program penanggulangan TB paru di puskesmas pintu padang Kabupaten Tapanuli [serial on the Internet]. 2018 Feb [cited 2022 Jun 1]; 13 (6):[about 3 p.]. Available from: https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/6110/141000665.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- UPTD Puskesmas Depok Jaya. Rencana strategis UPTD puskesmas depok jaya Kota Depok tahun 2021—2026. Depok (Indonesia): Puskesmas Depok Jaya; 2021
- Ardhiana I. Hubungan peran kader tuberkulosis sebagai pengawas menelan obat dengan kepatuhan pengobatan pencegahan isoniazid pada anak [serial on the Internet]. 2021 Feb [cited 2022 Jun 1]; 13 (6):[about 3 p.]. Available from: http://repository.unmuhjember.ac.id/8442/23/l.%20%20JURNAL.pdf
- Pongoh NE, Palandeng HM, Rombot DV. Gambaran perilaku tenaga kesehatan terhadap pengobatan tuberkulosis paru di puskesmas Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas dan Tropik. 2015; 3 (2), 108-116.
- Rahman F, Adenan, Yulidasari F, Laily N, Rosadi N, Azmi, Aulia N. Pengetahuan dan sikap masyarakat tentang upaya pencegahan tuberkulosis. Jurnal MKMI. 2017; 13 (2), 183-189.
- Pratama MY, Gurning FP, Suharto. Implementasi penanggulangan tuberkulosis di puskesmas glugur darat Kota Medan. Jurnal Kesmas Asclepius. 2019; 1 (2), 196- 205.
- Rachmah, Sissa A, Saraswati, Lintang D, Ginandjar P. Hubungan antara tingkat pengetahuan kader masyarakat peduli paru sehat dengan kepatuhan berobat pasien tuberkulosis di balai kesehatan masyarakat wilayah Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2019; 7 (3), 1-7.
- Lubis NA. Analisis pelaksanaan program penanggulangan TB paru di puskesmas mandala Kecamatan Medan Tembung tahun 2018 [serial on the Internet]. Feb 2018. [cited 2022 Jun 1]; 13 (6):[about 3 p.]:Available from: https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11388/141000150.pdf?sequence=1&isAllowed=y
- Ariyani E, Maryati H. Analisis pelaksanaan penanggulangan TB paru di wilayah kerja puskesmas Cipaku. HEARTY Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2018; 6 (1).
- Ulya F, Thabrany H. Efektivitas biaya strategi DOTS program tuberkulosis antara puskesmas dan rumah sakit swasta Kota Depok. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia. 2017; 3 (1), 109-117.
- Salahy MM, Essawy TS, Mohammad OI, Hendy RM, Abas AO. Evaluation of primary health care service participation in the nation tuberculosis control program in menoufia governorate. Egyptian Journal of Chest Diseases and Tuberculosis. 2016; 65, 642-648.
- Dinas Kesehatan Sumatra Barat. Deteksi tuberkulosis dengan TCM lebih praktis [monograph on the Internet]. Padang: Dinas Kesehatan Sumatra Barat; 2019 [cited 2022 Jun 1] https://dinkes.sumbarprov.go.id/details/news/416; 2019
- Kasim F, Soen M, Hendranata KF. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi directly observed treatment shortcourse sebagai upaya penanggulangan tuberculosis di puskesmas yang berada dalam lingkungan pembinaan dinas kesehatan Kabupaten Subang. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2012; 1 (3): 134-143.
- Qayad MG, Tarsitani G. Evaluation of Borama tuberculosis control program in Somaliland, Somalia. The Journal of Infection in Developing Countries. 2017; 11 (2), 115-122.
Bahasa Abstract
Latar Belakang. TBC masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pemerintah telah menerapkan DOTS untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TBC, namun angka tersebut masih belum mencapai target. Selama pandemi, DOTS tetap diselenggarakan dengan adanya penyesuaian pengelolaan input dan process. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini yakni mengetahui gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya. Metode. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif desain studi kasus. Teknik pengumpulan data wawancara mendalam kepada informan utama, yakni Penanggung Jawab DOTS, Dokter Penanggung Jawab DOTS, Ketua Kader dan 2 Pengawas Menelan Obat, sedangkan informan pendukung, yakni 4 Pasien TBC. Peneliti mengambil data dengan wawancara mendalam secara daring melalui Zoom. Hasil. Beberapa kegiatan utama di Puskesmas selama pandemi mengalami penurunan jumlah kegiatan, diantaranya investigasi kontak, skrining, serta pelatihan. Selain itu terdapat beberapa masalah di pelaksanaan DOTS yang terjadi selama pandemi, yaitu masyarakat yang kurang terbuka, memiliki mobilitas yang tinggi, sehingga petugas puskesmas dan kader kesehatan seringkali kesulitan dalam melakukan pemantauan terkait dengan investigasi kontak dan pengobatan pasien TBC. Kesimpulan. Gambaran pelaksanaan program DOTS selama pandemi di wilayah Puskesmas Depok Jaya belum maksimal berjalan dikarenakan mengalami penurunan jumlah kegiatan.
Recommended Citation
Alfaiza, Salsha Nur and Wuryaningsih, Caroline Endah
(2022)
"Pelaksanaan Program Directly Observed Treatment Short-Course (DOTS) Selama Pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Depok Jaya,"
Perilaku dan Promosi Kesehatan : Indonesian Journal of Health Promotion and Behavior: Vol. 4:
Iss.
2, Article 6.
DOI: 10.47034/ppk.v4i2.6345
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/ppk/vol4/iss2/6