Indonesian Notary
Abstract
The fiduciary guarantee certificate is a legal protection for the fiduciary recipient of the financing agreement agreed with the fiduciary. In the event that the fiduciary commits default, the fiduciary recipient can execute the fiduciary security object. The existence of an executorial title on the fiduciary guarantee protects the fiduciary recipient wherever the object of the fiduciary guarantee is, both the fiduciary and other parties. In the registration of the object of fiduciary security, the parties must pay attention to the correctness of the object of guarantee that is registered because it may harm the parties if it does not comply with what has been determined. As in the case of the collateral object which must belong to the fiduciary, this has been stipulated in Law No. 42/1999 concerning fiduciary security. In the decision of the Supreme Court Number 3584 K / PDT / 2018 where the object of guarantee is not in the name of the fiduciary and the fiduciary who fails to promise that the recipient of fiduciary injury will be detrimental to the fiduciary recipient because the object of the guarantee cannot be taken by the fiduciary, so that it may invalidate the fiduciary certificate. The problems discussed in this study are the validity of the fiduciary guarantee certificate which is not registered in the name of the fiduciary and the liability of the debtor in default to the creditor due to invalid fiduciary guarantee certificate. To examine this problem, a normative juridical research method is used, namely analysis based on theory and legislation on fiduciary and default guarantees. In the fiduciary guarantee deed, the object of guarantee should already be in the name of the fiduciary so that it will protect the parties if there is a default. The losses suffered by the fiduciary due to default must be accounted for by the fiduciary even though the fiduciary guarantee certificate is invalid.
Bahasa Abstract
Sertifikat jaminan fidusia merupakan perlindungan hukum bagi pihak penerima fidusia atas perjanjian pembiayaan yang disepakati dengan pemberi fidusia. Dalam hal pemberi fidusia melakukan wanprestasi maka penerima fidusia dapat melakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia. Adanya titel eksekutorial pada jaminan fidusia menjadi perlindungan pada penerima fidusia dimanapun objek jaminan fidusia itu berada, baik pada pemberi fidusia maupun pihak lain. Dalam pendaftaran objek jaminan fidusia para pihak harus memperhatikan kebenaran objek jaminan yang didaftarkan karena dapat merugikan para pihak jika tidak sesuai dengan apa yang telah ditentukan. Seperti dalam hal objek jaminan yang harus merupakan milik dari pemberi fidusia, hal itu telah ditentukan dalam undang-undang nomor 42 tahun 1999 tentang jaminan fidusia. Pada putusan Mahkamah Agung Nomor 3584 K/PDT/2018 yang mana objek jaminan tidak atas nama pemberi fidusia dan pemberi fidusia yang cidera janji akan merugikan penerima fidusia karena tidak dapatnya objek jaminan tersebut diambil oleh penerima fidusia, sehingga dapat berakibat tidak sahnya sertifikat jaminan fidusia. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah keabsahan sertifikat jaminan fidusia yang didaftarkan tidak atas nama pemberi fidusia dan tanggung jawab debitur yang wanprestasi kepada kreditur akibat sertifikat jaminan fidusia tidak sah. Untuk meneliti permasalahan tersebut digunakan metode penelitian yuridis normatif yaitu analisis berdasarkan teori dan peraturan perundang-undangan tentang jaminan fidusia dan wanprestasi. Pada akta jaminan fidusia seharusnya objek jaminan sudah atas nama pemberi fidusia sehingga akan melindungi para pihak jika ada yang wanprestasi. Kerugian yang dialami penerima fidusia akibat cidera janji harus dipertanggungjawabkan oleh pemberi fidusia meskipun sertifikat jaminan fidusia tidak sah.
Recommended Citation
Vinaya, Inggri
(2021)
"Tanggung Jawab Debitur Yang Wanprestasi Terhadap Kreditur Akibat Sertifikat Jaminan Fidusia Yang Tidak Sah (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 3584 K/PDT/2018),"
Indonesian Notary: Vol. 3:
Iss.
1, Article 27.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/notary/vol3/iss1/27