Abstract
Emotional quotient determine worker’s efficacy, because it could guide the worker’s motivation in their work. Emotional quotient could guide the worker for their maximal performance, learning new skill, working with team, adaptation for changes, challenge and stress. Without emotional quotient the worker will hard to manage his emotion and relation with their colleagues. Through understanding about emotional quotient the worker could improve their ability in learning and developing their relation between their colleagues. Some experts have studied about emotional quotient, they are: Daniel Goleman, an expert in academic psychologist who explained that, emotional quotient has two competences, which is personal competence and social competence. Cooper and Sawaf mention that emotional quotient is an individual ability which is divided into four abilities, namely: emotional literacy, emotional fitness, emotional depth, and emotional alchemy. That Bahaudin, an expert in human resource management, explains a concept of human resource development named Brainware Management, this concept used emotional quotient as a measurement in efficacy of worker in their work. Bahaudin also divided emotional quotient into two competences, namely: intrapersonal and interpersonal skills.
Bahasa Abstract
Kecerdasan emosi dipandang sebagai penentu keberhasilan seseorang, karena dapat mengarahkan motivasi pekerja pada pekerjaannya. Kecerdasan emosi dapat dikatakan mengarahkan pekerja pada kinerja maksimal, baik pada saat mempelajari keterampilan baru, bekerja dengan tim, beradaptasi dengan perubahan, dan menghadapi tantangan atau stress. Tanpa adanya kecerdasan emosi maka seorang pekerja akan sulit untuk mengelola emosinya sendiri dan dalam berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya pengetahuan tentang kecerdasan emosi maka seseorang dapat meningkatkan kemampuan dirinya dalam belajar dan mengembangkan hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja. Beberapa ahli telah mengkaji mengenai kecerdasan emosi diantaranya: Daniel Goleman, seorang ahli psikologi akademis yang menjelaskan kecerdasan emosi dalam dua kecakapan, yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Robert K. Cooper dan Ayman Sawaf yang menyebutkan kecerdasan emosi sebagai kemampuan individu yang terbagi kedalam empat kemampuan (kesadaran emosi, kebugaran emosi, kedalaman emosi, dan alkimia emosi). Dan Taufik Bahaudin, seorang pakar dalam manajemen sumber daya manusia, yang menjelaskan sebuah konsep pengembangan sumber daya manusia yang dinamakan Brainware Management, konsep tersebut diantaranya menggunakan kecerdasan emosi sebagai ukuran dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya. Bahaudin membagi kecerdasan emosi dalam dua kemampuan, yaitu: intrapersonal dan interpersonal.
Recommended Citation
Wahyudi, Wahyudi
(2006)
"Kajian Tentang Kecerdasan Emosi Dalam Perusahaan,"
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial: Vol. 4:
No.
2, Article 2.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jiks/vol4/iss2/2