Abstract
Adolescent’s sexual behavior can be controlled to be inactive by providing sexual education to them. From 215 adolescenst,63.3% seldom receive sexual education from their parent. There’s 76.7% respondents get sexual education through peer group. 68.8% respondent admits that receive frequent sexual education through mass media. There’re 77.7% respondents are sexually inactive. Liveliness depends on various activities and also its intensity. There’re 22.3% respondents never having courtship. 3.3% respondents, who have motived in courtship, have sexual activity before married. From relation between variables, the respondents who seldom receive sexual education have possibility consider 0.83 more sexually active than the respondents who receive
Bahasa Abstract
Perilaku seksual remaja dapat diarahkan agar tidak aktif dengan memberi pendidikan seksual kepada mereka. Dari 215 remaja ada 63,3% tidak selalu mendapatkan pendidikan seksual melalui orang tua. Sedangkan 76,7% responden mendapat pendidikan seksual melalui peergroup. 68,8% responden mengaku sering mendapatkan pendidikan seksual melalui media massa. Terdapat 77,7% responden berprilaku seksual tidak aktif. Keaktifan tergantung keberagaman aktivitas yang dilakukan serta intensitas melakukannya. Terdapat 22,3% responden tidak pernah pacaran. Responden yang berpacaran ada 3,3% responden pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Dari hubungan antara variabel, responden yang tidak sering mendapatkan pendidikan seksual mempunyai kemungkinan sebanyak 0,83 kali lebih besar untuk berperilaku seksual aktif dari pada responden yang sering mendapatkkan pendidikan seksual. Secara statistik dua variabel tersebut terdapat hubungan, namun sangat lemah. Sedangkan responden yang sering mendapatkan pendidikan seksual melalui peer group mempunyai kemungkinan sebanyak 9,01 kali lebih besar untuk berperilaku seksual aktif dari pada responden yang tidak sering mendapatkkan pendidikan seksual melalui peer group. Secara statistik dua variabel itu terdapat hubungan cukup kuat. Terakhir, responden yang sering mendapatkan pendidikan seksual melalui media massa mempunyai kemungkinan sebanyak 1,97 kali lebih besar untuk berperilaku seksual aktif dari pada responden yang tidak sering mendapatkan pendidikan seksual melalui media massa. Secara statistik terdapat hubungan sangat lemah.
Recommended Citation
Handayani, Dini
(2006)
"Hubungan Antara Pendidikan Seksual Yang Didapat Melalui Orang Tua, Peer Group dan Media Massa Dengan Perilaku Seksual Remaja : Studi Kasus Pada SMU "X" Jakarta,"
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial: Vol. 4:
No.
2, Article 1.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jiks/vol4/iss2/1