Abstract
The participation of people with disabilities is a crucial issue in Indonesia that has emerged along with the development of the concept of social inclusion that encourages the involvement of people with disabilities in social life. Based on the 2015 SUPAS, the most people with disabilities in Indonesia are people who have a little difficulty seeing, which is 5.51%. Meanwhile, the least number of people with disabilities in Indonesia are residents who cannot hear at all, which is 0.09% (Central Bureau of Statistics, 2016). The problems faced by people with disabilities in Indonesia are varied, ranging from limited accessibility in public places, the opportunity to experience discrimination, and the lack of participation of people with disabilities in various activities, including empowerment activities. The Village Difabel Group (KDD) is present as a manifestation of social inclusion for disabled groups. KDD was initiated by SIGAB (Inclusion Center & Difabel Advocacy Movement) as a response to the lack of participation of people with disabilities in village activities. This paper describes the empowerment of people with disabilities by KDD Makmur Jati Mandiri in Jatirejo Village, Lendah District, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. The data in this study were collected and analyzed using qualitative research methods which were then analyzed using the concept of community empowerment. The empowerment of the disabled by KDD Makmur Jati Mandiri is in the form of providing motivation and skills training. The existence of KDD can encourage people with disabilities to participate in village level activities and organizations.
Bahasa Abstract
Partisipasi difabel merupakan isu krusial di Indonesia yang muncul seiring berkembangnya konsep inklusi sosial yang mendorong keterlibatan difabel dalam kehidupan sosial. Berdasarkan SUPAS 2015, penyandang disabilitas terbanyak di Indonesia adalah penduduk yang mengalami sedikit kesulitan melihat, yaitu sebesar 5,51%. Sementara itu, penyandang disabilitas paling sedikit di Indonesia adalah penduduk yang sama sekali tidak bisa mendengar, yaitu sebesar 0,09% (Badan Pusat Statistik, 2016). Permasalahan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas di Indonesia beragam, mulai dari terbatasnya aksesibilitas di tempat umum, adanya peluang mengalami diskriminasi, serta minimnya partisipasi difabel dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam kegiatan pemberdayaan. Kelompok Difabel Desa (KDD) hadir sebagai manifestasi inklusi sosial untuk kelompok difabel. KDD diinisiasi oleh SIGAB (Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel) sebagai respon terhadap minimnya partisipasi difabel pada kegiatan desa. Tulisan ini mendeskripsikan pemberdayaan difabel oleh KDD Makmur Jati Mandiri di Desa Jatirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Data-data dalam penelitian ini dikumpulkan dan dianalisis menggunakan metode penelitian kualitatif yang kemudian dianalisis menggunakan konsep pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan difabel oleh KDD Makmur Jati Mandiri berupa pemberian motivasi dan pelatihan keterampilan. Keberadaan KDD tersebut mampu mendorong masyarakat difabel untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan organisasi tingkat desa.
Recommended Citation
Puspita, Damiana Damiana and Astuti, Eka Zuni Lusi
(2021)
"Praktik Baik Pemberdayaan Difabel oleh Kelompok Difabel Desa Makmur Jati Mandiri,"
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial: Vol. 22:
No.
2, Article 1.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jiks/vol22/iss2/1