Abstract
KUBE is one of the poverty alleviation programs under the Directorate of Social Empowerment and Poverty Reduction, Ministry of Social Affairs. This program aims to empower the poor groups through the financial assistance to support productivity in economy. KUBE in Keparakan Village, Mergangsan, Yogyakarta City is one of the KUBE in DIY Province which is the best KUBE candidate in DIY. Ironically, within 3 years implementation of the KUBE Program, from 6 KUBE, 4 KUBE sustainable and the other 2 was discontinued. This paper seeks to examine what are the supporting and inhibiting factors for the implementation of sustainability KUBE in Keparakan Village.SWOT analysis and indicator of KUBE’s sustainability from the government can be used to interpret the causes of sustainable and discontinued KUBE.This research is using descriptive qualitative method and the data is collected using observation, deep interview, documentation, and audio visual. The results show that the internal factors gave the biggest impact for the sustainability of KUBE in Keparakan Village.All these sustainable KUBE has strong internal factors. It is reflected by the member’s commitment to obey the rules of the group. On the other hand, the discontinued KUBE has weak internal factors for its member ignorance to the rules. Besides, the role from KUBE facilitator wasn’t optimal enough to solve the problems faced by two discontinued KUBE.
Bahasa Abstract
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) merupakan salah satu program pengentasan kemiskinan dari pemerintah di bawah Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Kementerian Sosial.Program ini bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin melalui pemberian modal usaha sebagai dukungan dalam mengelola Usaha Ekonomi Produktif (UEP). KUBE di Kelurahan Keparakan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta merupakan salah satu KUBE di Provinsi DIY yang mendapatkan penghargaan dari Kementerian Sosial sebagai kandidat KUBE terbaik se-DIY. Ironisnya, dalam kurun waktu 3 tahun pelaksanaan Program KUBE, dari 6 KUBE yang ada, 4 KUBE dapat berkelanjutan sedangkan 2 KUBE mati. Tulisan ini berusaha untuk memahami apasajakah faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Program KUBE di Kelurahan Keparakan yang berdampak pada keberlanjutan KUBE. Analisis SWOT digunakan untuk menginterpretasikan penyebab KUBE berkelanjutan atau mati. Keberlanjutan KUBE diukur menggunakan indikator perkembangan KUBE menurut Dirjen Penanganan Fakir Miskin. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data-data dikumpulkan dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal kelompok berpengaruh besar bagi keberlanjutan KUBE. Empat KUBE berkelanjutan memiliki faktor internal yang kuat. Hal ini tercermin dari tingginya komitmen anggota dalam menjalankan peraturan kelompok. Sebaliknya, faktor internal pada kedua KUBE mati lemah karena anggota tidak menjalankan kesepakatan kelompok. Disamping itu, peran pendamping KUBE dari Dinas Sosial kurang optimal dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh kedua KUBE mati.
Recommended Citation
Aprilianti, Laras and Astuti, Eka Zuni Lusi
(2019)
"MENAKAR KEBERLANJUTAN PROGRAM KUBE: PELUANG DAN TANTANGAN
PROGRAM KUBE DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PERKOTAAN
DI KELURAHAN KEPARAKAN, KECAMATAN MERGANGSAN, KOTA
YOGYAKARTA,"
Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial: Vol. 20:
No.
1, Article 4.
Available at:
https://scholarhub.ui.ac.id/jiks/vol20/iss1/4